16. Satu Langkah Terakhir

43 12 0
                                    

Sudah tiga hari Luqman dirawat di rumah sakit. Dan di hari ketiga ini dokter mengizinkan Luqman untuk pulang.

Luqman dan Kaomi sibuk membereskan peralatan yang harus dibawa kembali pulang.

"Kak Luqman nggak usah ikut Kaomi beres-beres,"

"Saya kan ingin bantu,"

"Jangan dulu. Tidak apa-apa Kaomi bisa bereskan sendiri. Kak Luqman istirahat dulu saja, oh atau telpon Ummi saja, Ummi pasti senang Kak Luqman sudah bisa pulang,"

"Oh iya Masya Allah, sampai lupa. Handphone saya dimana ya?"

"Oh iya sudah dimasukkan ke tas, sebentar ya. Pasti Ummi senang sekali, ini handphonenya,"

"Terimakasih,"

Kaomi kembali mengecek perlengkapannya. Ia kembali membuka lemari, kamar mandi, semua sudut ruangan untuk memastikan tidak ada barang yang tertinggal.

Sementara Luqman sedang menunggu Umminya menerima panggilan.

"Assalamualaikum Ummi,"

"Waalaikumussalam Nak, bagaimana keadaannya? Sudah sehat? Nanti siang ummi akan ke rumah sakit,"

"Tidak usah Ummi. Luqman menelpon Ummi untuk memberi tahu kalau Dokter sudah mengizinkan Luqman pulang hari ini,"

"Alhamdulillah, Ummi senang sekali mendengarnya. Yasudah kalau begitu nanti siang Ummi ke rumah ya,"

"Iya Ummi, kalau begitu Luqman tunggu Ummi di rumah ya. Luqman sedang siap-siap untuk pulang, Ummi hati-hati,"

"Insya Allah Ummi akan selalu hati-hati. Ummi tutup panggilannya ya. Sampaikan salam Ummi kepada Kaomi. Assalamuaalaikum,"

"Waalaikumussalam Ummi,"

Luqman pun menutup panggilan itu. Dan dipandangnya Kaomi yang juga sedang memandangnya.

"Apa kata Ummi?"

"Salam dari Ummi. Dan nanti siang ummi akan ke rumah,"

"Waalaikumussalam. Ohiya? Alhamdulillah. Kak Luqman sudah siap? Kalau sudah siap kita pulang sekarang. Karena Surat Izin, Surat Kontrol semuanya sudah selesai, Kasir juga sudah. Iya sudah selesai semua kok,"

"Insya Allah sudah siap. Saya bantu bawain tasnya ya," Luqman menjinjing satu tas yang agak besar.

Kaomi sudah menunjukkan wajah menolaknya. Dan Luqman tidak memberi kesempatan kepada Kaomi untuk menolak.

"Atau mau saya cium lagi?"

Kaomi menunjukkan wajah santainya.

"Yaaa nggak apa-apa, kitakan sudah mahrom, lagi pula ini bukan termasuk tempat umum,"

"Beneran nggak apa-apa?"

***

Malam itu ketika Luqman mencium Kaomi dan Kaomi tak membalasnya. Setelah Luqman melepaskan bibirnya dari bibir Kaomi. Kaomi mengingatkan Luqman.

"Ini di rumah sakit Kak,"

Luqman mencium pipi Kaomi dan memeluknya erat. Lalu menutup matanya.

Kepadamu Penggenap Imanku [2016] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang