23. Kepadamu Penggenap Imanku

77 13 0
                                    

"Ya Allah. Sesungguhnya hatiku ini tidak tega kepada isteriku, aku kasihan kepadanya. Aku ingin mencintainya sepenuh hati. Aku ingin mencintainya karena-Mu ya Allah. Berikanlah petunjuk kepadaku. Tunjukkanlah kepadaku bagaimana cara itu,"

Mengingat kembali. Itulah doa Luqman sebelum pada akhirnya berjimak dengan Kaomi. Dan ketika Luqman mendapati dirinya bangun dengan tiba-tiba dan keringat dan nafas yang begitu menyesak, Luqman melihat Kaomi sudah tidak lagi di sampingnya.

Dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga pagi. Luqman segera mencari Kaomi dan dilihatnya Kaomi sedang berada di depan kompor menunggu air matang.

Mendengar hentakan langkah kaki, Kaomi langsung menengok dan dilihatnya suaminya sedang menghampirinya dengan langkah kaki yang menjadi cepat.

Diraihnya seluruh tubuh Kaomi ke dalam pelukkan Luqman.

"Kaomi. Saya mencintai kamu,"

Dieratkannya kembali pelukannya.

"Saya menyayangi kamu sepenuh hati saya. Saya tidak mau jadi orang bodoh di dunia ini. Saya tidak mau kehilangan kamu,"

Sambil mengucapkan kalimat itu. Luqman tidak sedikit pun membuka matanya. Di dalam matanya yang tertutup itu, masih terbayang rasa sakitnya ketika Kaomi benar-benar pergi dari hidupnya. Sampai akhirnya air mata keluar dari kedua sudut matanya.

Kaomi yang masih tidak mengerti membalas pelukkan Luqman dan mengusap punggungnya.

"Biarkan saya memeluk kamu sampai saya puas," ucap Luqman dengan suara paraunya.

Luqman juga tidak tahu mengapa di mimpinya begitu aneh. Pak kiai yang hanya sakit biasa menjadi sakit parah dan suami Aisyah meninggal.

Kaomi mendonorkan jantung meski Luqman belum memperlajari hal itu bagaimana Islam menanggapinya, yang pasti pendonoran Jantung terdengar aneh menurutnya. Mimpi memang selalu aneh.

Tetapi apapun itu dan bagaimanapun. Itulah cara yang sudah Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikan kepada Luqman agar dirinya bisa mencintai Kaomi dengan sepenuh hati tanpa terhalang oleh cinta kepada Aisyah.

Luqman begitu beryukur karena Allah masih memberikan kesempatan untuknya, untuk bisa memuliakan Kaomi. Sakitnya kehilangan Kaomi hanya terjadi di dalam mimpinya.

Luqman pun melepaskan pelukkannya ketika dirinya sudah sedikit tenang. Dan Kaomi melihat air yang mengalir di mata suaminya. Ia melihat suaminya memang benar-benar tulus mengucapkannya.

Diraihnya kepala Luqman dan Kaomi meletakkan kedua tangannya di pipi Luqman. Lalu air mata yang mengalir itu dihapus oleh Kaomi dengan kedua ibu jarinya.

"Tenang yaaa. Semuanya baik-baik saja kok,"

Mata Luqman tidak berhenti memperhatikan isterinya yang sedang memberikan perhatian terhadapnya.

"Sekarang Kak Luqman mandi karena airnya juga sudah matang, kita shalat tahajud sama-sama, Kaomi juga belum shalat kok,"

Tetapi Luqman malah menyembunyikan Kaomi di dalam pelukkannya. Dan ada sedikit senyuman yang terlukis pada akhirnya.

***

Luqman dan Kaomi melaksanakan shalat tahajud di waktu yang sama. Namun tetap dengan niatnya masing-masing. Ketika Luqman sedang memanjatkan doa, terdengar isak tangis Kaomi.

Setelah selesai berdoa. Luqman menghampiri Kaomi yang berada di belakangnya. Luqman pun memeluk tubuh Kaomi yang masih terbalut mukena.

"Maafkan saya yaa. Haruskah saya memanggil Ummi?"

Kaomi melirik kepada Luqman, mengapa Luqman bisa mengetahui panggilan itu.

Luqman menyandarkan Kaomi di dadanya. Lalu mencium ubun-ubunnya.

Kepadamu Penggenap Imanku [2016] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang