"Ya Allah aku ini hamba-Mu yang lemah wahai Allah, tanpa-Mu aku tidak punya apa-apa, terimakasih Engkau telah memberikan kepadaku suami yang shaleh, tetapi ya Allah aku juga adalah perempuan biasa yang punya hasrat biologis. Sudah dua bulan aku menikah dan belum sekali pun suamiku menyentuhku bahkan suamiku memilih untuk tidak tidur satu ranjang denganku. Selalulah berikan aku kekuatan agar aku bisa menahan hasrat biologisku ini, puasaku ini mudah-mudahan Engkau menerimanya ya Allah sebagai ibadahku, janganlah Engkau biarkan aku menjadi maksiat, sesungguhnya aku sangat mencintai suamiku tetapi suamiku belum bisa mencintaiku bahkan suamiku mengakui bahwa dirinya masih mencintai perempuan lain,"
Tulis Kaomi di buku hariannya. Apalah yang dapat dilakukannya ketika dirinya tidak mampu menahan hasrat biologisnya selain harus berpuasa.
Ini adalah puasa kesekian harinya. Tetapi Luqman masih saja belum menyadarinya, ia tidak juga bertanya mengapa istrinya itu berpuasa setiap hari.
Tetapi bagi Kaomi itu lebih baik, akan menjadi kebingungan untuknya jika suaminya itu bertanya tentang maksud dari puasanya.
Hari ini Luqman tidak sempat sarapan pagi di rumah, Kaomi dengan sigap menyiapkan bekal untuk suaminya itu.
"Kaomi simpan bekalnya di tas ransel ya,"
"Iya,"
"Masih cari apa?" Kaomi melihat Luqman masih mencari sesuatu di ruang kerjanya.
"Flashdisk. Tapi sudah ketemu," Luqman menghampiri Kaomi dan memasukkan flashdisk ke dalam tasnya.
"Jangan lupa sarapan dulu di kampus,"
"Insya Allah saya tidak akan lupa. Saya pergi dulu,"
Kaomi hanya mengangguk. Kalau saja Luqman memberikan punggung tangan kanannya, pastilah akan Kaomi cium punggung tangan itu dengan lembut.
Seakan-akan memberikan punggung tangan kepada istri menjadi hal yang sulit bagi Luqman. Bahkan ia masih menganggap bahwa istrinya itu adalah wanita yang bukan mahramnya.
Canggung sekali ketika tak sengaja tangannya bersentuhan dengan tangan Kaomi bahkan ketika melihat aurat Kaomi pun, Luqman akan selalu berusaha untuk menundukkan pandangannya.
Bagaimana dia akan belajar mencintai Kaomi kalau mendekat saja Luqman tidak pernah. Selalu saja ada wajah Aisyah di pikirannya.
Padahal ia belum kenal dekat dengan wanita itu, tetapi Luqman masih dibuat mabuk dengan keshalihannya juga kecantikannya.
Menurutnya wajah Aisyah begitu bersinar, membuat ia lupa bahwa ada wajah yang lebih bersinar daripada wajah Aisyah, siapa lagi kalau bukan bukan isterinya, Kaomi Sofa Marwah.
***
Hari ini Kaomi akan berkunjung ke rumah Syifa dan memang sebelumnya mereka sudah membuat janji, tidak ada tempat yang lebih baik untuk pertemuan mereka kecuali rumah Syifa, karena anak-anaknya yang masih kecil, membuat Syifa kerepotan jika pergi ke luar rumah tanpa dibantu oleh suaminya.
Sedangkan suaminya, mas Fiqr, hari ini masih bekerja.
"Perut kamu udah ngisi belum?"
Kaomi setengah tersenyum.
"Dua bungkus indomie rasa soto spesial tambah telur satu, minumnya teh manis hangat,"
Syifa malah tertawa.
"Aku serius Miii,"
Sambil melipat pakaian bayi, Kaomi menggelengkan kepala.
"Kok belum? Kapan mau punya anak? Harusnya udah cukup waktu buat hamil loh Mi, udah hampir dua bulankan? Lagi nunda momongan?,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepadamu Penggenap Imanku [2016]
SpiritualeDiunggah pertama kali pada tahun 2016 Mencapai satu juta viewers pada masanya Luqman Nurhandiman, seorang pria shalih yang diuji dengan permintaan Ibunya. Menikah dengan Kaomi, wanita hijrahan yang sama sekali bukan tipenya. Terlebih lagi kepulangan...