22. Selesai

65 13 0
                                    

Selesai?

Ini alasan saya kenapa tidak mau cepat-cepat update, karena kalau update cepat-cepat, ceritanya cepat selesai juga.

Terimakasih kepada semua pembaca cerita "Kepadamu Penggenap Imanku".

Saya pasti merindukan komentar-komentar kalian. Ini karya pertama saya dan saya berharap kita bisa silaturahmi di cerita saya yang lain.

***

Sudah tujuh minggu Luqman berada di rumah sakit. Dan hari ini adalah hari dimana dokter mengizinkannya pulang.

Selama itu pula Luqman tidak bertemu dengan Kaomi, tidak pernah membahas Kaomi. Baginya itu lebih baik bahkan Luqman sudah melupakan Kaomi.

Meskipun Ummi Ruyya kecewa dengan sikap anaknya tetapi beliau juga tidak mungkin meninggalkan Luqman ketika sedang sakit atau paling tidak memarahinya, Ummi Ruyya tidak dapat melakukan itu.

Ummi Ruyya hanya menyampaikan kekecewaannya itupun tidak disertai dengan kulit wajah memerah. Beliau tidak memaksa Luqman untuk mengikuti kehendaknya lagi.

Luqman sudah tidak mengajar lagi, mungkin ia akan lamgsung berhenti karena pikirnya ia akan menikah dengan Aisyah dan menjadi pengajar lagi di pondok meski ia belum mengajukan surat pengunduran diri dan pihak kampus selama ini memahami Luqman dengan kondisi yang tidak memungkinkan untuk mengajar.

Luqman baru saja berganti pakaian. Ummi Ruyya baru saja datang dari luar sambil membawa map.

"Kaomi berpesan kepada Ummi untuk menyampaikan map ini setelah Luqman benar-benar sembuh,"

Luqman membuka map itu dan dilihatnya ada dokumen perceraian yang telah ditanda-tangani oleh Kaomi disana.

"Ummi minta maaf karena sudah membuat Luqman tertekan, mungkin seharusnya Ummi tidak memaksa Luqman untuk menikah dengan wanita pilihan Ummi,"

Luqman memeluk Umminya.

"Luqman juga minta maaf karena sudah mengecewakan Ummi, Luqman akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan Luqman di rumah tangga Luqman yang baru,"

Tentu saja bukan itu yang Ummi Ruyya inginkan. Ummi Ruyya hanya ingin Luqman memperbaiki rumah tangannya dengan Kaomi. Tetapi anaknya itu sedang dibutakan oleh cinta.

"Luqman akan ke Yogya besok. Luqman akan mengkhitbah Aisyah, setelah itu Luqman akan membawa ummi ke Yogya untuk melamar Aisyah,"

"Kalau Aisyah memang wanita yang bisa membahagiakan Luqman, pergilah nak,"

Luqman memeluk Umminya lagi.

"Luqman tahu betapa kecewanya ummi. Luqman berperilaku diluar pikiran Ummi, Luqman minta maaf ummi. Luqman juga tidak mau kalau harus terus-menerus menyakiti Kaomi. Mudah-mudahan ketika Kaomi hanya menjadi teman, Luqman tidak akan membencinya,"

"Yasudah sekarang kita pulang. Jangan lupa pesan dokter,"

"Iya ummi,"

***

Keesokkan harinya Luqman benar-benar pergi ke Yogyakarta. Luqman sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Aisyah dan pak kiai, ia sudah membayangkan bagaimana wajah bahagianya pak kiai.

Luqman pun sampai di Yogya dan bertemu dengan pak kiai.

"Pak kiai. Assalamualaikum Pak kiai,"

"Waalaikumussalam, Luqman? Kamu sudah sembuh nak?"

Luqman memasang wajah heran, "Sudah sembuh? Darimana Pak kiai tahu kalau saya sakit?"

Husen yang baru saja melihat Luqman langsung memberikan sambutan kepada Luqman.

Kepadamu Penggenap Imanku [2016] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang