25. Ikhlas - Extra Part

77 13 0
                                    

Luqman masih berada di samping Kaomi sejak tadi siang, bahkan sejak tadi malam Luqman tidak berhenti mendampingi Kaomi.

Bayi kembar yang berada di kandungannya, yang mereka damba cukup lama pada nyatanya hari ini harus segera dikeluarkan, Allah belum menghendaki mereka untuk mempunyai anak, padahal berita mengenai anak kembar mereka sudah membuat mereka senang hati.

Sesekali Kaomi memejamkan mata, yang akan Luqman susul dengan pertanyaan yang sama.

"Sakit Yang?"

Kaomi hanya tersenyum, namun kali ini air mata itu keluar dari kedua sudut matanya.

"Masih sedih?" Luqman menarik genggaman tangan Kaomi sampai ke bibirnya, "Tidak usah menangis sedih sayang, bukankah kalau kita ikhlas balasannya adalah Surga?"

Isak tangis Kaomi diikuti dengan ringisan pada raut wajahnya.

"Sudah ya, ikhlas, sekarang yang penting kamu sehat dulu yaa,"

Tak lama. Ummi Ruyya masuk menemui mereka berdua.

"Yang tabah ya nak, bidannya sudah datang," Ummi melirik kepada Luqman, "Kita tunggu di luar Nak,"

"Aku tunggu diluar ya," berkali-kali Luqman mencium tangan Kaomi dan terakhir adalah keningnya.

Memang benar-benar bukan hal yang membahagiakan ketika kita sangat mengharapkan sesuatu hal, lalu kita pada suatu ketika kita berhasil mendapatkannya, namun bagaimana pun jalannya jika ia bukan milik kita tangan yang licin akan membuatnya terlepas juga.

Entah bagaimana hari-hari Kaomi berikutnya, mengusap perut yang tidak ada apa-apanya lagi. Tidak ada lagi masa menantikan tendangan-tendangan lembut itu. Bahkan belum sampai perutnya terlihat sangat buncit, Kaomi benar-benar belum melewati masa itu.

***

Tidak seburuk yang dipikirkan sebelumnya, pada nyatanya Kaomi bisa menjadi lebih fokus melayani Luqman.

"Hari ini mau kemana Yang?"

"Nggak kemana-mana sih kayaknya, jadwal ngajar juga nggak ada. Full banget lah aku di rumah,"

"Kita keluar yuk!"

"Kemana Kak?"

"Kemana aja, berdua jalan, kayak pacaran gitu,"

"Iiii gayanya pacaran. Tapi iya ya Kak Luqman juga kosong jadwal hari ini, tapi jalan-jalannya jadi kayak tanpa tujuan gitu,"

"Tujuannya kan supaya tambah pahala ke Surga, kita suami isteri loh Yang, pandangan aja kita insyaallah dapat pahala, apalagi kalau jalan nanti kita pegangan tangan,"

"Kak Luqman gara-gara suka nonton video-video shalawat baper gitu ya di youtube, jadi alay begini"

"Nggak Yang, nggak sengaja tampil di instagram, yang satu menit-satu menit gitu,"

"Iya tapi Kak Luqman suka langsung cari video fullnya di youtube, kan?"

"Ih kok kamu tahu-tahuan, suka gitu juga yaa?"

"Tapi habis romantis banget ya Kak, kita gitu nggak sih Kak?"

"Kurang, makanya ayoo jalan yuk, nggak papa nggak ada yang video-in, yang penting kita masuk cctv-Nya Allah,"

"Uuuuu,"

Kaomi menatap suaminya dengan tatapan terpana, suaminya sedari tadi menggodanya. Memang akhir-akhir ini Luqman terlihat memberikan perhatian lebih kepada Kaomi, disamping karena menghibur isterinya juga karena memang Luqman tak pernah punya waktu sepenuh ini bersama Kaomi.

Perjalanan menuju Mall Pusat Perbelanjaan, Luqman tak berhenti berbincang, apapun mereka bicarakan.

"Eh tapi Kak. Sebenernya aku agak nggak terlalu gimana gitu sama video-video atau foto-foto pasangan suami isteri yang so sweet gitu, maksudnya nggak tertarik buat aku ngelakuin hal yang sama sebenernya,"

Kepadamu Penggenap Imanku [2016] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang