14. Hasrat

56 15 0
                                    

Alarm handphone Kaomi sudah berbunyi beberapa kali sejak 1 jam yang lalu. Dan Kaomi baru bisa menanggapi bunyi alarmnya itu.

Kaomi bangun dengan kepala yang masih pusing dan terkejutnya Kaomi melihat dirinya terlambat bangun dan lebih terkejut lagi ketika Kaomi mendapati rambutnya yang sudah berantakan.

Padahal Kaomi selalu tidur dengan kerudung blusnya dan gamis yang ia kenakan bukanlah gamis yang dikenakannya sebelum tidur.

***

Kaomi dan Luqman sampai ke rumah basah kuyup, satu payung yang mereka digunakan tetap tidak melindungi mereka dari air hujan.

Kaomi secepatnya mengambil handuk untuk mengeringkan dirinya dan suaminya. Lalu memasak air untuk mandi.

"Isi tasnya nggak basah, kan?"

"Alhamdulillah tidak ada yang terkena air hujan,"

"Airnya belum mendidih, ditunggu dulu ya,"

"Iya,"

Kaomi mengepel lantai yang basah karena cucuran air hujan dari bajunya. Lalu kembali melihat air yang masih belum mendidih, air yang didihkannya lebih banyak dari biasanya karena ini untuk dirinya dan suaminya.

Kaomi menunggu di dapur sementara Luqman menunggu di kursi ruang keluarga. Menunggu Kaomi yang tak kembali, Luqman pergi ke dapur dan dilihatnya Kaomi sedang menunggu air mendidih sambil memanggang kedua tangannya di atas asap air yang mulai panas.

Melihat hal itu Luqman tersenyum dan diam-diam menghampiri Kaomi lalu memijit lengan kanan dan kiri Kaomi bersamaan.

Kaomi memilih untuk tidak bereaksi.

"Maaf ya gara-gara saya kamu jadi kedinginan,"

"Kaomi lebih senang begini. Siapapun yang senang dan sedih kita bisa melewatinya sama-sama,"

"Masih kedinginan?"

Kaomi belum sempat menjawab, Luqman sudah melingkarkan tangannya di perut Kaomi.

"Saya peluk kamu ya,"

Luqman memeluk Kaomi dari belakang. Tarikkan nafas Kaomi yang begitu panjang dan berat terasa oleh Luqman.

"Kamu gugup ketika saya memeluk seperti ini? Bahkan saya sebenarnya yang lebih gugup,"

"Airnya sudah mendidih Kak," Kaomi mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Tunggu sampai benar-benar mendidih. Kamu pernah dengar hadits Rasulullah yang ketika beliau marah kepada Aisyah, Rasulullah langsung memeluknya dan sesungguhnya Rasulullah sangat mencintai Aisyah. Dan saya pun ingin ketika saya sering memeluk kamu, saya bisa mencintai kamu,"

Kaomi masih diam. Ia seperti disihir menjadi patung oleh Luqman. Tetapi dia tahu bahwa ini adalah upaya suaminya agar bisa membalas cintanya. Karena tidak terbiasa Kaomi harus menjadi setegang itu.

Luqman pun melepaskan pelukkannya itu.

"Sekarang kamu boleh mandi,"

"Iya kak, Kaomi tuangkan airnya dulu ya. Nanti setelah mandi, kita makan malam" nada ragu berbicaranya masih terdengar.

Kaomi pun segera pergi ke kamar mandi. Sedangkan Luqman baru saja bisa melepaskan nafas tenangnya. Betapa dagdigdugnya hatinya tadi. Luqman tidak menyangka akhirnya dirinya bisa melakukan itu kepada Kaomi. Dirinya berharap semoga cara itu bisa mempercepat rasa cintanya tumbuh.

Kepadamu Penggenap Imanku [2016] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang