Di perjalanan Kaomi, Sifa dan Ihsan, mereka terjebak macet. Semakin bertambah saja kekhawatiran Kaomi. Syifa dan Ihsan pun bisa melihat itu.
Kaomi ingin secepatnya ke rumah sakit. Ia sudah berusaha tenang dan sabar karena mobil yang ditumpanginya tidak juga maju tetapi sepertinya ia tidak bisa bersabar lagi.
"Ihsan, saya harus cepat-cepat ke rumah sakit, terimakasih sudah berkenan mengantarkan saya, sebaiknya saya turun disini saja,"
"Tapi angkutan umum juga pasti ikut macet, Kaomi,"
"Iya Mi kamu tenang saja. Tidak usah panik, di rumah sakit pasti sudah ada dokter yang mengurusi,"
"Aku mau lari ke rumah sakit, Fa. Semakin tidak tenang kalau aku disini, tidak apa-apa, kan?"
"Iya tidak apa-apa, hati-hati, maaf saya kira tidak akan macet begini," ucap Ihsan.
"Saya yang berterimakasih, saya turun disini saja,"
"Yasudah Ihsan saya pun pindah mobil saja. Mas Fiqr sudah di belakang saya,"
"Ohiya okey Mbak,"
Kaomi pun keluar dari mobil Ihsan dan berpamitan singkat dengan Syifa. Kemudian Kaomi berlari menuju ke trotoar, langkahnya sangat cepat dan terkadang ia berlari, jarak rumah sakit masih terbilang jauh tetapi setidaknya Kaomi terus berjalan, tidak diam di tempat.
Kaomi pun tiba di rumah sakit, tetapi tidak ada Luqman disana, tidak ada juga mertuanya. Ia pun segera mengecek handphonenya, ternyata ada tujuh panggilan tak terjawab dan satu pesan masuk dari Ummi Ruyya.
Ummi : Luqman sudah dipindahkan ke ruang ICCU di lantai 2.
Kaomi pun segera menuju ke lantai dua. Menunggu pintu lift terbuka bukan pilihannya, Kaomi pun dengan tergesa-gesa menaiki tangga darurat dan mencari ruang ICCU sampai akhirnya ia melihat ummi Ruyya sedang duduk di kursi tunggu.
"Ummi,"
"Kaomi,"
"Assalamualaikum Ummi,"
"Waalaikumussalam, Nak,"
"Kak Luqman bagaimana Ummi?"
"Luqman masih sadar tapi kondisinya yang sangat lemah, Kaomi sini duduk Nak,"
Kaomi hanya menatap pintu ruang ICCU yang tertutup.
"Kaomi, Ummi mau tanya, siapa Aisyah?"
Kekhawatiran Kaomi pun beralih kepada pertanyaan Ummi Ruyya.
"Siapa dia Nak? Mengapa Luqman menyatakan kalau dia mencintai Aisyah?"
"Ummi ..."
"Siapa Aisyah, Nak? Kamu mengenalnya?"
Kaomi tidak tahu harus menjawab apa. Dan air matanya tiba-tiba saja keluar dari kantong matanya.
"Siapa Aisyah, Nak?"
"Kaomi dan Kak Luqman tidak tinggal bersama lagi, Ummi,"
Rasanya akan bertambah sakit kalau harus menjelaskan siapa Aisyah. Lagi pula Kaomi hanya berjanji untuk menjelaskan kepada ummi Ruyya tentang ketidak-bersamaan dirinya dan suaminya bukan tentang Aisyah.
Ummi Ruyya semakin tidak mengerti dengan ucapan-ucapan anak dan menantunya. Sampai akhirnya ummi Ruyya memberi kesimpulan bahwa anak dan menantunya mempunyai sebuah rahasia.
"Sejak kapan kalian berpisah? Kaomi tinggal dimana Nak? Ada apa dengan kalian?"
Kaomi langsung menubruk Ummi Ruyya yang terus memberikan pertanyaan kepadanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/240961699-288-k71910.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepadamu Penggenap Imanku [2016]
SpiritualDiunggah pertama kali pada tahun 2016 Mencapai satu juta viewers pada masanya Luqman Nurhandiman, seorang pria shalih yang diuji dengan permintaan Ibunya. Menikah dengan Kaomi, wanita hijrahan yang sama sekali bukan tipenya. Terlebih lagi kepulangan...