24. Inikah Akhirnya - Extra Part

77 14 1
                                    

Sembilan bulan telah berlalu. Kisah dua hamba Allah yang memiliki lika-liku sejak awal ini pada akhirnya lika-liku itu berperan sebagai penguat cinta.

Mimpi buruk Luqman ketika itu, tidak ada lagi mimpi buruk yang dapat menandinginya. Butuh hirupan udara segar kalau Luqman tiba-tiba ingat pada mimpi buruknya, ucapan istiqfar yang diiringi hamdallah setelahnya selalu menjadi pengobat sesak.

Juga ada yang lain, seseorang itu dengan senyuman yang manis setiap hari, dia yang selalu membuatnya merasa bersyukur, isterinya lebih sabar dari dirinya.

Perlahan sakit di jantung Luqman tidak pernah kambuh lagi, bagaimana tidak perasaan cinta di daging lembut dalam tubuh yang disebut dengan hati dapat membuat jantung Luqman sehat setiap saat.

Ah ya Kaomi. Menunggu waktu sembilan bulan itu rasanya lama sekali. Baru dua hari yang lalu Kaomi dan Luqman mendapati kabar yang sangat menggembirakannya, ada janin di perut Kaomi, tepatnya di rahim.

Sudah dua bulan usia janinnya, Kaomi tidak merasakan apa-apa karena memang tidak ada sesuatu yang aneh yang dirasakannya. Itu pun secara tidak sengaja karena sebenarnya proses kehamilan itu, Kaomi dan Luqman tidak terlalu memikirkannya sejak dokter kandungan di Rumah Sakit waktu itu memvonis Kaomi tidak akan hamil dalam jangka waktu dekat.

Kaomi pun acuh pada siklus mensturasinya. Padahal sudah dua bulan ia tidak mendapatkan mens. Ketika Kaomi sakit demam kemarin, akhirnya Kaomi pergi ke dokter Spesialis Dalam di salah satu Rumah Sakit di daerahnya. Ternyata tanpa mereka duga, mereka sedang berada pada masa penantian anak mereka.

Luqman dan Kaomi senang sekali waktu itu. Meskipun ada benarnya apa yang dikatakan dokter spesialis kandungan itu, Kaomi akan hamil namun dalam jangka waktu yang lama. Mungkin jangka waktu yang lama itu hanyalah sembilan bulan, padahal yang ada di pikiran Luqman dan Kaomi waktu yang lama itu adalah waktu bertahun-tahun tak terhitung.

Luqman terlihat sedang mencari sesuatu di atas meja kerjanya, sampai badannya membungkuk tak terlihat terhalang oleh meja kerjanya.

"Yang. Sayang. Lihat flashdisk aku nggak Yang?" Luqman setengah teriak.

"Yaudah nanti dicari lagi. Sarapan dulu yuk, nanti sayur ayamnya keburu dingin,"

Luqman pun menurut dan segera menghampiri Kaomi yang berdiri di depan pintu. Dirangkulnya sebagian badan Kaomi, bersama-sama ke dapur sambil setengah memeluk Kaomi.

"Kak Luqman hari ini jadwalnya full lagi?"

"Iya, ada workshop soalnya di Kampus, jadwal ngajarnya cuma sampai jam 10, workshopnya yang sampai sore, makanya aku nyari flashdisk soalnya mahasiswa di jam hari ini harus aku kasih materi yang ada di flashdisk itu,"

"Aduhhh kalau belum ketemu, makannya jadi sama lauk flashdisk deh. Flashdisknya sudah aku masukkan ke dalam tas laptop Kak Luqman, habis semalam disimpen di meja ruang tamu, yaudah aku langsung masukkin aja ke dalam tas,"

Kaomi masih sibuk menyimpak menu di piring Luqman sedangkan Luqman menatap tajam Kaomi.

"Kamu tuh ngerjain aku ya, Yang? Jahil banget sih, lagi hamil jadi jahil begini?"

"Ihh kok jadi bawa-bawa dedenya sih? Masih pagi dedenya udah disalahin,"

"Uuu cupcupcup, kok jadi Umminya yang marah sihhhh?" Goda Luqman sambil mencubit lembut dagu Kaomi.

"Yaudah sekarang makan dulu, biar kuat hari ini beraktivitasnya," elak Kaomi dengan wajah cemberut tetapi ada senyum pada akhirnya.

Luqman masih berprofesi sebagai seorang dosen. Sedangkan Kaomi, sudah satu semester ini memiliki kegiatan baru, menjadi seorang guru di salah satu sekolah Islam di daerahnya.

Kepadamu Penggenap Imanku [2016] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang