1.

2.1K 56 3
                                    

Seorang gadis remaja,baru saja tertidur tadi pagi. Jangan tanya mengapa,ia memang seperti kelelawar,keluar pada malam hari dan tidur dipagi hari. Segala cara sudah dilakukan oleh kedua orangtua gadis itu,namun tak ada yang bisa merubah cio,ya gadis itu adalah CIO ISELLA PRATAMA.

Ajeng Putri,wanita awet muda sekaligus ibu dari cio,itu sudah berkali kali membangunkan putri sulungnya. Namun,anak itu sama sekali tidak merasa terganggu.

Dava Pratama,ayah dari cio sudah mengelus dada melihat tingkah laku anaknya. Seringkali ada laporan kepadanya,tentang kelakuan buruk anaknya.

"ASTAGA CIOO!! Bangun ga kamu!" Teriak ajeng

Ajeng pergi menuju kamar mandi dikamar cio,mengambil air didalam gelas,dan yap apa kalian tau yang dilakukan ajeng? Dia membanjur cio,dan cara itu berhasil.

"HAAAAA BANJIRRR!!" Pekik cio yang langsung duduk

Melihat sang bunda dengan bersedekap sambil memegang gelas ditangannya membuat ia memutar bola matanya malas,sudah mengambil ancang ancang ingin tidur kembali,ajeng menjiwir telinga cio.

"Aaawwss...bundaa sakitt!" Keluh cio

"Bangun! Mandi! Berangkat sekolah,kamu itu mau jadi apa sih ?"

"Mau jadi orang sukses lah bun"

"Mau jadi orang sukses ko begini!"

"Bun bun sakit!"

"Bangun terus mandi,atau?"

"Iya iya mandi!"

•••

Gavin Mahardika,lelaki itu sedang sarapan bersama keluarganya. Dan sedang bersiap untuk berangkat kesekolah,Ia itu ketua osis,jadi harus menunjukan sifat dan kelakuan yang baik bagi yang lainnya. Walaupun sebenarnya,ia sudah muak dengan jabatannya ini.

"Kamu masih megang jabatan ketos bang?" Tanya Anya Gladista,ia adalah ibu dari gavin

"Masih lah bun,sebenernya abang udah cape pegang ini" keluh gavin

"Gapapa,kan kamu muka nya garang. Jadi,gada yang berani ngelawan kamu" kekeh Devano Mahardika,sang papa

"Yaelah pa,gitu banget. Udah ah,gavin berangkat dulu!"

Gavin menyalimi kedua orang tuanya,dan menuju ke garasi untuk mengambil motor kesayangannya. Memandang motor kesayangannya dengan senyuman,tak ada yang pernah gavin beri senyuman itu kepada siapapun,kecuali orangtuanya dan motornya ini.

"Selamat pagii pak udiinn" sapa gavin ramah

"Eh,pagi den. Ngopi den?" Sahut pak udin

"Nggak pak,nanti gavin cepet tua lagi"

"Ya enggak atuh den" kekeh pak udin

"Yaudah,kalo gitu gavin berangkat dulu pak"

"Iya den,hati hati."

Sebenarnya,gavin lelaki yang ramah dan baik hati. Namun,ia menaruh tempat untuk sikapnya itu. Ia melajukan motornya dengan keadaan diatas rata rata,tak butuh waktu lama ia sudah sampai kesekolahnya. Ia melirik jam dipergelangan tangannya.

"10 menit lagi bel,huh..patroli lagi gue" keluh gavin

Ia melangkahkan kakinya menelusuri kooridor sekolah dengan wajah datarnya,banyak yang menyapanya tapi tak ada satupun yang ia jawab,baginya itu tak penting.

•••

Cio menuruni tangga dengan terburu buru,baju yang masih keluar,tak lupa dengan sepatu yang warna warni. Ia menuju meja makan dan mengambil sehelai rotinya,sedangkan ajeng dan dava sudah berangkat kantor. Biarpun mereka berdua sibuk didunia pekerjaan,tapi tak lupa membagi waktu dengan keluarganya.

Cio melirik jam,ia menghela nafasnya kasar. Pasti menjadi incaran ketos sialan itu.

"Duh,gue harus kebut ni! Bisa bisa,jadi inceran ketos galak itu"

Cio melajukan mobilnya dengan diatas kecepatan rata rata,tak peduli suara klakson dari pengendara lain. Yang terpenting,ia sampai kesekolahan. Dan yap,gerbang sudah ditutup,keadaan sekolah sudah mulai sepi,dan ini sudah waktunya si gavin patroli.

"Mampus gue!" Gerutu cio sambil menepok jidatnya,ia mengambil ancang ancang menaiki tembok dibelakang.

Setengah perjuangannya berhasil,ia tinggal turun dan berjalan mengendap endap. Namun sayang,keberuntungan tidak berpihak lagi padanya.

"Udah,gausah ngendap ngendap gitu!" Ucap suara bariton dingin dan tegas

Cio memutar badannya,dan memasang wajah senyum remehnya.

"Lo bisa gak? Ngebiarin hidup gue tenang?"

"Mau tenang? Mati aja lo sono!"

"Bacot!"

Cio mengambil ancang ancang pergi,pergelangan tangannya dicekal oleh lelaki itu,dan itu adalah gavin. Tak ada yang bisa lolos dari seorang gavin.

"Eits! Mau kemana lo?"

"Ya mau ke kelas lah bodoh!"

"Ikut gue!" Ucap gavin sambil menarik lengan cio

"Gamau!"

"Gue ga peduli!"

Gavin membawa cio ketengah lapangan,ia memandang cio dengan tatapan marahnya. Bagaimana tidak? Wanita itu sudah seringkali mencari masalah dengan gavin.

"Lo ga bisa ya? Sehari aja ga telat!"

"Gabisa!"

"Lo cewe! Ga malu kaya begitu?"

"Kan gue pake baju"

Gavin mengambil oksigen dan membuangnya secara perlahan,ini yang membuatnya muak dengan jabatannya. Ia harus berurusan dengan wanita gila ini,sedangkan cio bersedekap santai memandang sekitar.

"Oke,terserah. Sekarang lo ngadep bendera,lo hormat dan nyanyi indonesia raya SEKERAS KERASNYA,terus..."

Cio melototkan matanya mendengar penuturan gavin,bagaimana bisa? Sungguh memalukan!

"Gue gamau!"

"Oh gamau? Gampang sih,tinggal lo masuk kesetiap kelas,dan bilang.."

"OKE FINE! GUE NYANYI"

"Good girl!" Ucap gavin

"Sedeng!"

•••

Gavin memperhatika cio dipinggir lapangan,selama ini tidak ada yang telat lagi kecuali wanita itu. Cio yang sudah selesai dengan hukumannya itupun menghampiri gavin.

"Udah!"

"Suruh siapa kesini? Terus hormat sampe gue bilang udah!"

"Lo gila ya?! Ini lagi terik teriknya,dan lo malah? Ah dasar ketos sedeng!"

"Baju lo masukin!"

Cio melirik ke arah bajunya,namun bukannya memasukinya malah cuek tak peduli.

"Mau gue yang masukin kedalem rok lo?"

"Iye iye! Cerewet lo!"

"Sepatu lo buka!"

"Hah?"

"Sepatu lo buka!"

"Gila ya lo? Gamau gue! Plis ya ketos,sepatu doang dipermasalahin!"

"Buka setelah itu lo bebas,atau hormat sampe pulang?!"

"YAUDAH NIH NIH, KEBETULAN BELOM GUE CUCI! MAKAN TUH SEPATU GUE!"

Cio pergi meninggalkan ketos gila itu,hukuman yang diberikan tak tanggung tanggung. Ia berdecak kesal,bisa bisanya ia dipermalukan seperti ini.

•••

HAIIII...

Ketos Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang