Skenario Gadungan

393 38 0
                                    

by Lovalavalove

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

by Lovalavalove

///

22 September, udara lembab di luar sana membuat orang betah berdiam diri di dalam rumah. Sudah lewat hampir setengahnya, menjelang sore matahari masih malu-malu mengunjukkan diri. Entah karena apa, padahal jauh di dalam hati si pemilik hari, ia berharap langit cerah. Tidak semendung hatinya.

Kim Seungmin, 22 September adalah harinya, hari ulang tahunnya. Berbeda dari sebelumnya, ia kini sendiri, merantau jauh di kota penuh hingar bingar. Sudah hampir setengah tahun mengadu, tapi semesta belum mau berpihak. Pekerjaan yang ia harap-harapkan mengkhianatinya. Perusahaan tempat ia kerja, terlibat kasus korupsi dan disita pemerintah setempat.

Kurang lebih sebulan yang lalu, semua karyawan menerima surat pemutusan hubungan kerja secara sepihak. Gaji yang menunggak 4 bulan hanya diberikan 2 bulan saja dan Seugmin hanya bisa menerima dengan lapang dada. Meski dipikir-pikir, ia telah banting tulang karena pekerjaan yang diberikan tidak pernah mudah. Belum lagi atmosfer kantor yang menyiksa batin. Kalau bukan karena kedua orang tuanya, Seungmin sudah mengajukkan resign sejak awal.

Ia jadi ingat, malam itu. Di mana ia dan kedua orang tuanya sangat bahagia, berpelukan pasca menerima surat elektronik kalau ia diterima kerja di suatu perusahaan di kota besar, kota impiannya. Esok hari pun euphoria masih berlangsung, pesta makan malam mewah diadakan sebelum Seungmin pergi menggapai mimpinya.

Ayah sengaja mengadakan barbeque dadakan saat itu. Daging, sayur, mie, buah, berbagai kudapan dan minuman manis serta asam pun serba ada. Semua makanan lezat dipersembahkan untuk Seungmin, demi keberuntungannya di kemudian hari. Doa-doa pun mereka panjatkan untuk si bungsu. Wonpil sang kakak, juga tak mau terlewatkan. Di tempat nan jauh di sana, ia ikut hadir lewat aplikasi face time.

Mengingatnya, Seungmin tersenyum getir sambal menatap jendela yang penuh embun. Ia ingat senyum-senyum bahagia kedua orang tuanya, ia juga ingat doa-doa yang dipanjatkan untuk keberuntungannya. Namun, sayang, semua lenyap seketika saat ia kembali pada kenyataan bahwa ia telah kehilangan pekerjaan itu. Semuanya terasa menyesakkan.

Drrt..drrtt

1 message received

Seungmin-ah apakah kamu akan mengadakan pesta kecil bersama teman kerjamu? Pergilah makan bersama teman, jangan terlalu lelah bekerja. Ibu akan senang jika kau bersedia melakukannya. Sekali lagi, selamat ulang tahun anakku.

Helaan nafas bingung terhembus. Memang salah, ia tak berani berbicara pada sang ibu tentang keadaannya saat ini. Merasa sangat bersalah lagi, karena ia telah sukses mengarang cerita-cerita palsu pada sang ibu.

Lalu, kali ini apa? Haruskah ia kembali berbohong? Tapi tak mungkin juga untuk jujur. Tidak, untuk saat ini! Lagi pula, Seungmin sedang berusaha dan menunggu panggilan kerja lain.

SPICA FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang