Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
by Yiu dan Yao
Note. Coba putar lagu Kamu dan Kenangan dari Maudy Ayunda.
///
DOR!
"Akh! Shit."
Kim Seungmin, meninggalkan rumah dengan iringan irama tembakan yang terus memaksa didengar. Ayahnya, ibunya, kakaknya, mati. Terbunuh. Hanya dia yang berada di kamar tengah menyibukkan diri dengan beberapa proposal pengajuan diri. Harusnya ia menunggu sebulan lagi untuk pemberangkatan, namun keadaan memaksa dia percepat waktu.
Kini, dirinya menunggu panggilan dalam sebuah penerbangan. Dengan keadaan tak terbilang baik. Piyama rilakuma dengan outer rajut putih serta sendal rumah menjadi outfit pilihan terbaik. Ditambah dengan beret putih, kesan manis tak akan pernah meninggalkan dirinya.
Afrika. Tujuan pengabdian diri dengan status dokter spesialis. Negara yang pernah terjangkit virus Ebola¹ menjadi tujuan dengan tekad penuh. Sangat disayangkan bila gelarnya hanya sebagai tambahan nama depan.
Di sinilah Kim Seungmin, dengan nama Skylar Anthisa mengabdi. Dengan melupakan tragedi komplikasi keluarganya, Kim Seungmin siap akan semua resiko.
*****
"Ah thank you... Saya bisa melakukan ini sendiri." Skylar dengan sopan menolak bantuan lebih untuk hanya membawa keperluannya ke tempat penginapan sukarelawan.
"Tak apa Tuan. Tuan pasti lelah kan? Biar saya yang bawa. Ini perintah yang diamanatkan." Seorang anak lelaki berusia 10 tahun dengan senyum manisnya kembali membawa keperluan Skylar.
"Tuan, apa aku boleh bertanya?" Sembari menelusuri jalan berpasir, Skylar mengangguk pelan menjawab pertanyaan si anak lelaki.
"Tuan berasal dari mana? Kenapa tuan mau mengabdi di sini?"
"Aku berasal dari Asia, Korea Selatan. Aku mengabdi karena ini kewajibanku. Akan aku habiskan hidupku untuk menolong, menjaga, dan merawat banyak orang. Akan aku gunakan sisa hidupku untuk kebaikan." Sampai di sebuah pondok kecil, Skylar kemudian menarik si anak lelaki untuk duduk bersama di kursi panjang yang berdebu.
"Biar aku sapu dulu, Tuan." Kemudian anak itu mengambil sapu tangan dari sakunya.
"Terimakasih lagi. Kita belum berkenalan bukan? Aku merasa kurang nyaman dengan panggilan tuan sepertinya." Skylar mengulurkan tangan dan si anak lelaki menyambutnya dengan, "Bolehkah?"
"Tentu saja! Hm... Namaku Skylar Anthisa. Bagaimana denganmu?" Dengan mata berbinar senang, si anak lelaki menyambutnya. "Namaku Askha Rayi. Kamu bisa memanggilku Rayi."
"Ah iya, kamu boleh memanggilku dengan kakak saja. Ya?"
"Kakak Sky? Boleh?"
"Sangaaaaaat!!!" Kemudian percakapan-percakapan sederhana dengan cepat menghabisi waktu siang.
