by Clandescene
content warning : 28 october
///
Hyunjin menangkup tangan kiri Seungmin dengan kedua tangannya, seakan-akan jemari sang vokalis adalah isian krim yang terjebak di dalam sebuah donat. Biasanya, cara pemuda itu memegang tangan Seungmin akan membuatnya tersenyum dan balas bermain-main dengan genggaman tangan Hyunjin.
Penekanan pada kata "biasanya".
Malam ini, Seungmin ingin meminta tolong agar Chan-hyung memberikan diklat cara melemparkan bogem dengan sempurna. Chan-hyung pernah berolahraga tinju, kan? Dia pasti tahu cara meninju lawan, kan? Mengapa ia diam saja ketika orang itu—Seungmin tidak mau menyebutkan nama—kembali ke asrama dalam keadaan tidak sepenuhnya sadar seperti begini? Mengapa Chan-hyung tidak mengambil tindakan apa pun?
Mengapa telinga Seungmin penuh dengan suara teriakan beberapa orang yang terhalang pintu kamar, dan ia masih belum menghampiri mereka ke luar kamar?
Sekujur tubuh lelaki tersebut terasa begitu panas, menggelegak bagaikan air rebusan mi instan yang mendidih. Sekali ini saja, biarkan Seungmin mengambil tindakan, ia begitu marah, ia harus melampiaskannya, ia harus—
"Jangan pergi," kata Hyunjin dengan suara lirih.
Seungmin menoleh ke arah Hyunjin yang masih belum melepaskan tangkupan tangannya. Padahal ia hampir bersiap untuk membuka pintu kamar, namun Hyunjin memintanya untuk tetap duduk di sampingnya di atas tempat tidur, jadi Seungmin menurut dan kembali duduk dengan tenang sembari mencoba memicu percakapan dengan pemuda itu. Mungkin kalau ia berbicara dengan Hyunjin, amarahnya bisa meredam sebentar?
Ah, ternyata mengajak Hyunjin bicara bukan perkara mudah. Dia bahkan tak bisa melihat tahi lalat di wajah lelaki imut tersebut. Hyunjin menundukkan kepalanya sedari tadi, dan tak peduli seberapa lama Seungmin menunggu, ia tetap tidak bersedia mengangkat kepalanya.
Ia menaruh tangannya di atas tangkupan. Seungmin sendiri sudah mulai merasa gerah, apa sahabatnya ini tidak merasa gerah? "Hyunjin?"
"Jangan pergi," ujarnya sekali lagi dengan pelan. "Aku takut."
"Takut kenapa?"
"Takut dengan kita semua, ke depannya. Rekam ulang lagu, formasi tarian ulang, lalu para staf juga akan kelablakan menangani video-video kita. Belum lagi reaksi Stay."
Seungmin mengulas sebuah senyum yang amat, sangat tipis. Saat dirinya hampir dikonsumsi oleh amarah, Hyunjin malah memikirkan tentang hari-hari mereka ke depan. "Kamu enggak sendirian, kita akan menjalaninya bersama-sama."
"Aku takut," lanjut Hyunjin. "Aku takut."
Hyunjin, sang raja perangkai kata-kata indah, tidak dapat mengungkapkan perasaannya dalam kata-kata, dan Seungmin langsung paham bahwa pemuda ini sedang hanyut dalam imajinasinya sendiri. "Hei, hei, kamu enggak sendirian, kita masih ada di sini denganmu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SPICA FOR YOU
أدب الهواةspica (n.) bintang paling terang di rasi virgo. seungmin's birthday project © seungjinpedia, 2020 © cover by spearbae