5. Pelindung

7.8K 447 4
                                    

Haiiiii.....sebelumnya saya mau minta maaf karena sudah lama tidak melanjutkan cerita ini karena ga yakin ada yang baca. Oleh karena itu sengaja saya biarkan berdebu , alasan lainnya adalah krn laptob saya rusak dan blm ada gantinya hingga sekarang jd mau lanjutin pakai android agak malas kalau keseringan typo. Tp......bagaimanapun juga saya sangat mencintai karya ini sehingga saya putuskan ada atau tidaknya yang baca, akan tetap saya selesaikan. Totalnya ada 25 bagian termasuk epilog. So..... mulai sekarang akan update lg . Maaf kalo banyak typo.

Maqdalene

♡♡♡

" Halo...Merry..."

"........."

" Halo...."

" .............." isak tangis lolos dari bibirnya yang terus gemetar .

" ..............Merry..........kamu kenapa?"

" ........Luke......hiks.....Luke .... " air mata tak sanggup lagi ia bendung . Bagaikan air bah yang mengalir begitu deras, Ia sadari saat itu bahwa ia sangat merindukan sosok pemilik suara di seberang telphone.

" Tolong.....hiks...tolong aku Luke..."

" kamu dimana sekarang?"

♡♡♡

Setelah itu segalanya terasa buram bagiku, setelah memberitahu lokasiku saat ini dengan susah payah diselingi isak dan senggukan tangis, suara Luke menggema dikegelapan memanggil manggil namaku, memaksaku untuk membuka mataku yang terasa berat untuk mencari sosoknya dikegelapan yang sudah mulai memudar oleh langit yang mulai terbangun dari peraduannya.

Dengan suara yang serak akibat tangis semalaman, aku berusaha menyerukan namanya. Entah keajaiban atau karena alam kasihan dan berbaik hati padaku menyampaikan panggilanku yang terdengar sayup sayup bahkan ditelingaku sendiri ketelinga Luke, memudahkannya menemukanku yang dalam keadaan mengenaskan.

Tercengang.....

Itulah yang mungkin melanda Luke sesaat, berikutnya bagai gerak cepat Luke membuka jaketnya, membungkusku, mengangkatku, meletakanku kedalam mobilnya dan tiba tiba sampai didepan UGD sebuah rumah sakit. Dengan panik aku mencengkram lengan Luke yang hendak keluar dari mobil untuk memanggil siapapun di dalam sana. Tak ada satu suarapun yang mampu aku keluarkan, suaraku tercekat ditenggorokan, air mata mulai membayang kembali dipelupuk mataku, menatapnya memohon dan putus asa.

" Tapi kamu harus diobati Merr..", wajah khawatir namun penuh tekat memandangku membujuk.

Gelengan pelan hingga keras yang bisa aku betikan jawaban. Tanganku mencengkram erat jaket Luke yang menutupi hingga betis, sementara air mata telah deras mengalir tanpa sedikitpun mataku lepas memohon padanya. Luke mendesah frustasi namun ia kembali melajukan mobilnya kerumahku.

♡♡♡

Dengan Lembut Luke mengangkat Merry setelah sebelumnya meminta kunci pintu dan membuka pintu rumahnya selebar mungkin, namun setelah meletakannya diatas sofa Luke segera keluar meninggalkannya sendirian, hal itu tak urung membuat Merry kembali  sedih, perasaan kotor, dibuang kembali melandanya, tangis tanpa suar, terduduk, memeluk dirinya sendiri, seluruh tubuhnya gemetar, sakit dan perih....apakah ia terlalu hina..... tangispun pecah.

Sebuah pelukan menangkan segala kemelut dihati Merry, "tenanglah....segala akan baik baik saja sekarang, kau aman.", Merry mengangkat wajahnya dan menemukan Luke tersenyum padanya dengan sebelah tangan mengangkat kotak P3K yang digoyang goyangkan seolah memberitahu bahwa ia tidak meninggalkannya hanya kembali kerumahnya untuk mengambil obat obatan untuk membalut lukanya.

Beloved ( Completed | Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang