Beloved ( Completed | Selesai )

Marry me...

Mencintai sekaligus memaafkan dan menerima apa adanya memang tidak pernah mudah, namun dalam proses pendewasaan tidak ada yang mudah, perendahan diri, melepaskan ego, memaafkan, mencintai tanpa syarat dan menerima apa adanya menjadi tangga paling cepat menuju pendewasaan, menjadikan seseorang semakin bijaksana .

Sudah sebulan sejak kejadiaan naas tersebut dan sudah satu bulan lamanya keadaan Merry masih belum berubah. Merry benar-benar layaknya boneka. Hidup namun tanpa ekspresi, tidak ada satu katapun keluar dari bibirnya hingga sekarang, matanya selalu kosong. Surat pengunduran diri untuk tempat kerja telah dikerjakan oleh Lily secara sepihak dan Luke yang mengantarkannya berapa waktu yang lalu.

Dengan kesabaran dan ketelatenan seluruh keluarga Bavire merawat Merry dengan memboyong Merry kerumah mereka. Keluarga Bavire benar-benar menyayangi Merry, tidak ada satupun sikap jijik ataupun menghakimi. karena sesungguhnya penghakiman hanyalah milik Tuhan. Bahkan setelah Anggel mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang selama ini dialami oleh Merry membuatnya menangis seharian dan selalu memeluk erat Merry setiap kali menjenguk Merry dikamar tamu yang mendadak menjadi kamar Merry, dan tidak pernah lupa mengatakan betapa Anggel sangat menyayangi Merry dan berharap Merry cepat sembuh, Anggel telah menganggap Merry seperti kakak kandung perempuan yang tidak pernah dia miliki namun sangat dia rindukan. Anggel sering bercerita sendiri saat menemani Merry dan menceritakan betapa dia sudah tidak sabar ingin shopping bersama, mani pedicure bersama, spa bersama dan berbagai kegiatan girlly lainnya .

Lain pula dengan Daniel yang setiap kali menengok Merry, selalu saja ada cerita lucu yang dia ceritakan, bahkan terkadang dia tertawa terpingkal-pingkal sendiri saat bercerita sehingga menarik perhatian seluruh isi rumah, mau tidak mau seringkali seluruh keluarga berkumpul menjadi satu dikamar Merry berbincang-bincang dan bersenda gurau dengan tetap melibatkan Merry, walaupun Merry tidak bereaksi apapun namun mereka tetap percaya apa yang mereka tabur akan bertumbuh, berakar kuat dan suatu saat berbuah kesembuhan untuk jiwa dan batin Merry.

Lily memperlakukan Merry dengan kasih ibu, mendoakannya, menemaninya, membelainya, menyayanginya dan memperlakukannya seperti anak kandungnya sendiri. dia tidak patah semangat ataupun menjadi kendor. Lily tetap percaya jauh dilubuk hati Merry pasti dapat merasakan limpahan kasih yang diberikan oleh seluruh keluarga Bavire. karena perbuatan dan kata-kata yang membangun akan memberi dampak yang sangat besar.

Sedangkan Luke bagaikan pujangga dadakan yang berusaha meluluhkan hati seorang gadis pujaannya dengan begitu banyak pujian, sanjungan dan masih banyak lagi kata-kata yang dapat membuat siapapun yang mendengarnya akan luluh dibawah kakinya dan dengan sukarela memberikan hatinya . tak jarang Luke membelai rambutnya dengan sayang, mengecup keningnya, memeluknya sambil membisikan kata-kata betapa dia sangat mencintai dan merindukannya.

Batu karang sekeras apapun pasti akan hancur jika terus menerus diterjang gelombang, demikian dengan Merry. perlahan namun pasti Merry mulai menunjukan perubahan yang signifikan namun pasti, Matanya kadang sudah tidak kosong lagi, terkadang Merry mulai membalas sapaan dengan pandangan mata, anggukan atau gelengan kepala sebagai jawaban, tersenyum tipis saat mendengar lelucon Daniel dan bersandar pada dada Luke ketika Luke memeluknya atau membelai rambutnya.

Tanpa disadari waktu telah berlalu selama tiga bulan. Dapat dikatakan Merry telah pulih, hanya saja terkadang Merry masih rendah diri, namun dengan bantuan dan dukungan semua keluarga Bavire Merry mulai memiliki semangat untuk berubah dari dalam ke luar. Dimulai dari pemulihan hatinya, menerima dan memaafkan dirinya sendiri, memaafkan ibunya, melepaskan pengampunan bagi semua orang yang menyakitinya dan memanfaatkannya, membuka diri bagi orang-orang yang mengasihinya terutama keluarga Bavire, mulai menghargai dirinya sendiri dan menyadari bahwa dirinya berharga.