"The offerings of God are a broken spirit; a broken and sorrowing heart, O God, you will not put from you."
"Lho kok sudah pulang?" Merry melongokan kepala dari dapur sambil tersenyum lebar.
Luke memandang senyum diwajah Merry membuat aliran hangat dihatinya.
'Jika ditanya siapa yang tidak pantas dalam hubungan ini , maka akulah yang tidak pantas.' bisik batin Luke yang masih menyisakan duka walau telah tenang kembali berkat Lily, mommy yang benar-benar mengerti dan tahu keadaannya disaat dia harus menghadapi lembah terkelam dalam hidupnya.
"Hey, kamu kenapa Luke?" Lamunan Luke buyar sekejap ketika Merry tiba-tiba telah berdiri dihadapannya dengan raut wajah penuh tanya.
"Kenapa? aku baik-baik saja kok, hanya kurang enak badan . mungkin kelelahan akibat aktivitas kita semalam." Jawab Luke sekenanya sambil meletakan jas diatas sofa.
"Kamu ini ditanya serius juga...trus kalau kamu pulang, mana tas kerja kamu kok enggak dibawa?" Merry mengerutkan dahi bingung dengan keanehan Luke siang itu, pasalnya saat ini bahkan belum jam makan siang namun Luke sudah ada diapartemen tanpa membawa apapun.
"Oh...iya , tadi aku tinggal di kantor . Mungkin nanti aku balik lagi kekantor agak siang setelah makan siang.
" ooo gitu ya..." Merry manggut-manggut sambil menompang dagu dengan salah satu jarinya mengetuk-ngetuk dagu. " Baiklah kalau begitu, kamu tiduran dulu saja, nggak lama lagi sup ayam ku matang kok. bentar ya." Merry bergegas kembali ke dapur guna melanjutkan aktivitas masak-memasaknya.
Luke menghela nafas perlahan, tanpa disadari sebelah tanggannya membelai dadanya sendiri guna meredakan rasa gundah dalam hati agar tidak tercium oleh Merry.
Bukannya Luke ingin menyembunyikan dari Merry namun dia belum siap jika Merry menyesal telah menikah dengan orang yang pernah menghilangkan nyawa seseorang.
Luke kembali menghela nafas berat seberat beban yang menganjal dihati. Gontai Luke merebahkan tubuh di tempat tidur.
'Apakah dengan menyembunyikan semuanya aan baik-baik saja....'
'Apakah kini aku menjadi seorang pengecut'
"Arrggghhh...." Luke mengerang kesal pada diri sendiri. "Sudahlah...." gumam Luke pasrah.
Tidak berapa lama kemudian Merry menyusul Luke kedalam kamar dan bergabung diatas tempat tidur. "Bagaimana ? sudah agak enakan?"
Luke yang sejak tadi memejamkan mata menjadi tersenyum simpul, entah bagaimana kehadiran Merry disisinya selalu membawa damai tersendiri dihati.
"Sudah matang sup ayam ala Merry ?" tanya Luke sambil memiringkan badan menghadap karah Merry.
"Ih....mau meragukan kemampuan memasakku ya?!" Merry menyorot tajam Luke dengan kedua bola mata yang disipitkan.
"Mana berani hamba bersikap seperti itu terhadap tuan putri." Luke tertawa sambil mengecup ujung hidung Merry.
"Kalau sudah yuk makan sekarang, lapar!" ajak Luke sambil bangun dari tempat tidur sembari menarik Merry serta.
Keduanya beranjak menuju meja makan yang telah tersaji lauk pauk sekedarnya, sup ayam dan ayam goreng . mengingat mereka hanya berdua maka Merry hanya menyajikan porsi kecil.
Luke sama sekali tidak keberatan dengan kesederhanaan menu yang ada, malah dia bersyukur karena Merry bersedia repot-repot masak dengan budget seadanya.
"If we confess our sin, God may be Trusted, in His righteousness, to forgive us our sins and purify us from all wickedness." ucap Merry tiba-tiba membuat Luke membeku seketika.
![](https://img.wattpad.com/cover/6703072-288-k658174.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved ( Completed | Selesai )
Chick-LitDia tidak pernah tahu siapa ayahnya. Dia ditolak oleh ibunya sejak masih didalam kandungan. Dia tidak pernah merasakan pelukan dari orang yang dikasihinya. Kesuciannya direnggut paksa oleh orang yang dia anggap kekasih. kerja keras, dugem dan minum...