Tok tok....
Tok tok....
tangannya kembali terangkat untuk mengetuk pintu didepannya, namun sudah setengah jam lamanya pintu itu tetap tertutup.
Helaan nafas berat kembali dihembuskannya, ingatannya melayang kembali pada kejadian tadi malam, dimana dia berusaha mengejar kekasihnya yang terus berlari tanpa arah dan cukup membuat kekacauan, nafasnya mulai tidak teratur namun dia enggan untuk menyerah dan membiarkan pujaan hatinya seorang diri.
Dibulatkan kembali tekatnya untuk melangkahkan kakinya lebih cepat lagi untuk mengejar Merry, diabaikannya semua makian yang dilontarkan orang -orang yang merasa terganggu oleh aksi kejar-kejaran yang sedang berlangsung, dia tidak boleh kehilangan Merry, jauh dilubuk hatinya dia tahu, Merry membutuhkannya saat ini untuk menenangkannya, untuk meyakinkannya bahwa dia tidak perduli apa kata teman-temannya, baginya masa lalu tetaplah masa lalu, tidak perlu diungkit kembali karena tidak merubah apapun.
Ketika akhirnya dia berhasil menggapai tangan Merry dan memeluknya untuk menenangkannya, hatinya bagai disayat-sayat mendengarkan raungan tangisan dan teriakan luka yang menjeritkan perih. Air matanya mengalir tak kuasa menahan pilu, duka dan lara yang dirasakan gadis yang dicintainya, perih yang dirasakan Merry pun dapat dia rasakan, walaupun selama ini dia memang dapat merasakan apa yang dirasakan didalam hati orang lain, namun baru kali ini dia ikut merasakan keseluruhan luka perih yang menghantam Merry dengan begitu kuat sehingga air matanya terus mengalir tanpa dapat ditahan lagi. Jeritan, remasan, pukulan dan cakaran yang terus diberikan Merry untuk melampiaskan Merry di punggungnya ditelan bulat-bulat olehnya. Jika ini dapat menghilangkan dan menyembuhkan luka itu....dia rela.
Seluruh mata orang-orang yang lalu lalang di sepanjang trotoar parkiran mall memandang kepada kedua insan yang mempertontonkan adegan mengiris hati tersebut, namun tak satupun yang berani mengganggu keduanya bahkan ada beberapa yang hatinya ikut merasa sedih ketika menyaksikan kejadian itu.
Setelah lebih dari satu jam lamanya 'dia memeluk Merry, tangisan dan luapan emosi itu pun akhirnya mulai mereda. Dikecup puncak kepala Merry dengan sangat lembut kemudian membisikan kata-kata kasih, tidak lama kemudian keduanya melangkah menuju parkiran mobil dan melaju pulang.
Semalaman Luke tidak dapat tidur, dia ingin menemani Merry malam itu, namun Merry menolak dan langsung menutup dan mengunci pintu depan begitu masuk. Merry sama sekali tidak memberi Luke kesempatan sedikitpun untuk masuk dan mengabaikan panggilan-panggilannya.
Sekarang di pagi hari ini Luke sudah dalam keadaan rapi dengan salah satu tangan membawa bungkusan makanan untuk Merry. Dengan gusar Luke kembali mencoba mengetuk pintu tapi tetap tidak ada respon dari dalam. Luke mengambil telepon genggam dan menekan nomor telepon Merry yang telah dihafalnya luar kepala. Hingga dering terakhir Merry tetap tidak mengangkat panggilan teleponnya.
Kesedihan melanda hati Luke, dia khawatir akan keadaan Merry, namun jika Merry menutup semua aksesnya untuk masuk dan mendekat maka dia tidak tahu lagi harus bagaimana. Jika dia nekat mendobrak pintu rumah Merry , takutnya nanti dia disangka pencuri.
Dihembuskan nafasnya kembali, entah kenapa semakin lama perasaannya semakin tidak tenang dan gelisah. Disaat kebimbangan apa yang harus dia lakukan melandanya, tiba-tiba mommy nya berlari-lari menghampirinya dengan wajah pucat, "Luke!!!!, cepat dobrak pintu itu!!!!", serunya.
"Eh.....tapi mom..", Luke yang tidak menyangka sama sekali hanya bengong menyaksikan mommynya sibuk mencoba membuka pintu rumah Merry yang terkunci.
"LUKE!!!! BANTU MOMMY!!!!", bentak Lily kepada anak sulungnya .Tanpa ragu lagi Luke mundur berapa langkah dan mendobrak pintu rumah Merry.
"Sial!!!", Luke mengumpat ketika sudah ketiga kalinya pintu rumah Merry dia dobrak namun masih saja kokoh. Lily melihat putranya yang kesulitan, maka dia ikut mengambil ancang-ancang dan bersamaan dengan putranya mendobrak pintu rumah Merry. Usaha keduanya tidaklah sia-sia, engsel pintu rumah itu mulai lepas satu, dengan semangat keduanya mengulangi kembali dan berhasil membuat pintu itu akhirnya terbuka dengan engsel pintu yang terlepas seluruhnya.
"Cepat Luke, kamar mandi!!!", Lily berlari secepat yang dia mampu menuju kamar Merry karena kamar madi dalam. Luke mengekor tepat dibelakang mommynya.
ketika akhirnya sampai didepan pintu kamar mandi Luke dihadapkan pada keadaan yang membuatnya hancur seketika itu juga.
"LUKE CEPAT BANTU MOMMY!!!, ANGKAT TUBUHNYA!!!", Lily berlari mengambil selimut, kemudian langsung kembali ke kamar mandi, menyentak Luke yang masih mematung didepan bathup, Lily menangkup kedua pipinya. "Luke dia masih hidup, bantu mommy, angkat tubuhnya."
Bagaikan pelita ditengah kegelapan kata-kata dia masih hidup menarik kesadarannya, dengan cepat ddiangkat Tubuh Merry dari dalam air yang telah berwarna merah . Tubuhnya gemetar hebat ketika meletakan tubuh Merry diatas selimut yang segera dibungkus oleh Lily .
"Luke cepat angkat!, mommy panggil Daniel buat siapkan mobil, biar Anggel yang jaga rumah ini."seru Lily sambil berlari keluar.
Luke membopong tubuh Merry yang terbungkus selimut dengan hati-hati, tak henti-hentinya batinnya menjerit meneriakan permohonan doa, atau lebih tepatnya jeritan dan rintihan memohon kepada Tuhan yang terus menerus berulang.
"Tuhan tolong, Tuhan tolong, Tuhan tolong.....",
ku mohon jangan mati...
"Tuhan...... ampuni dia , beri kesempatan hidup sekali lagi."
Air matanya terus mengalir sambil dengan kedua tangannya yang terus memeluk tubuh Merry, Daniel yang terus membunyikan kalakson mobil dan menyetir bagai orang gila dengan wajah yang tidak kalah pucatnya dengan Luke dan Lily, sementara Lily yang duduk di samping Daniel hanya memejamkan mata memanjatkan doa-doa kepada Tuhan tanpa putus.
Tuhan.....
__________________________________________________________
Entah sudah berapa jam sejak Merry dibawa masuk keruang operasi, Luke, Daniel, Lily duduk terdiam, tidak ada satupun yang bersuara namun ketiga-tiganya tak henti-hentinya, dan tidak putus-putusnya memanjatkan doa bagi Merry kepada Tuhan, namun diantara ke tiganya hanya satu yang sejak awal memanjatkan doa dengan air mata yang terus mengalir tanpa henti.
Lily menyentuh bahu putra sulungnya, dan menghapus airmata yang membasahi pipi Luke. "Tenanglah anakku, Tuhan tetap pegang kendali, anugerahnya begitu besar bagi Merry, Tuhan sangat mencintainya. Merry pasti selamat.", Lily tersenyum menenangkan putranya yang tampak begitu hancur dengan mata merah karena mengeluarkan airmata terus menerus.
"Aku mencintainya mom, aku menyayanginya, aku menerima dia apa adanya, dia pasangan hidupku mom.", pertahan Luke akhirnya runtuh dalam pelukan Lily, mommynya.
Daniel menghampiri kakaknya dan ikut memberikan pelukan untuk memberikan kekuatan dan dukungan.
Lampu operasi telah padam, seketika ketiganya berdiri menantikan kabar dari dokter yang menangani Merry. tidak lama kemudian yang mereka tunggu akhirnya keluar juga. Dokter tersebut berhenti dihadapan ketiga orang yang menghantar tubuh pasien tersebut dan tersenyum.
"Operasinya berhasil, walau dia kehilangan sangat banyak darah namun dengan donor darah dan penyambungan kembali nadi yang terputus, dalam beberapa hari nona Merry pasti pulih, hanya butuh terapi untuk tangannya agar bisa kembali bergerak normal." Jelas dokter tersebut.
Seketika itu juga Luke tersungkur bersujut memanjatkan ucapan syukur dan terimakasih karena Tuhan masih memberi kesempatan bagi Merry untuk hidup, begitu pula dengan Lily dan Daniel keduanya mengucap syukur tak henti-hentinya, dengan senyum dan kelegaan diwajah ketiganya.
Namun tidak demikian dengan roh maut, sekali orang mencoba bunuh diri maka jiwanya akan terikat pada kutuk kematian dan tentu saja maut tidak akan melepaskannya begitu saja, dengan segala cara, maut akan menyeret kembali mangsanya untuk kembali pada tawanannya untuk diseret kedalam api abadi neraka.
Tbc
vote n comen plezzz
sorry typo no edit
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved ( Completed | Selesai )
ChickLitDia tidak pernah tahu siapa ayahnya. Dia ditolak oleh ibunya sejak masih didalam kandungan. Dia tidak pernah merasakan pelukan dari orang yang dikasihinya. Kesuciannya direnggut paksa oleh orang yang dia anggap kekasih. kerja keras, dugem dan minum...