Merry mendesah memandang pantulan keseluruhan dirinya dihadapan cermin satu badan. Merry tidak tahu apa sebenarnya rencana Luke nanti malam sehingga memaksanya berdandan secantik dan seanggun mungkin.
Luke hanya berkata bahwa dia ingin mengajaknya ketempat yang sangat indah, namun apa hubungannya tempat indah tersebut dengan penampilannya.
Apakah Luke berencana ingin mengajaknya makan malam ketempat yang sangat mahal dan elegan sehingga mengharuskannya untuk berdandan sedemikian rupa, walaupun Merry sudah berdandan maksimal dengan baju terbaik yang dimilikinya namun dia tidak yakin akan dapat tampil memukau seperti yang diinginkan Luke, mengingat gaun yang dikenakannya sudah terlihat ketinggalan jaman walau masih bagus, sepatunya juga sudah menampilkan lecet-lecet dibeberapa bagian, maklum kakinya tidak punya mata sehingga sering terantuk dan bergesekan dengan benda kasar, dan tas tangannya benar benar sudah sangat kusam.
"Haahhhhh....sudahlah lagi pula salah Luke mengajakku ketempat yang jelas-jelas bukan kelasku." Gumam Merry pasrah melihat tidak ada lagi yang bisa dia lakukan untuk meningkatkan penampilannya.
Dengan tarikan nafas dalam-dalam dan hembusan nafas cepat Merry menguatkan mentalnya untuk keluar dari kamarnya untuk menemui Luke yang telah setia menantinya di ruang tamu.
Dengan sepatu high healnya yang setinggi tujuh centi Merry melangkah hati-hati dan seanggun mungkin agar tidak terjatuh dan mempermalukan dirinya sendiri sepanjang malam ini. Merry memandang Luke yang tampil begitu memukau dengan setelan tuxidonya yang membuat Merry tercengan terpesona seketika.
"Ehem..., apakah kita sudah siap untuk berangkat ?" ucap Luke sambil mengulurkan tangannya menunggu Merry untuk menyambutnya.
"mmm....iy..iya..aku sudah siap.", ucap Merry lirih karena salah tingkah, wajahnya terasa panas karena merona malu didapati terpesona pada pria dihadapannya .
Luke merasa hatinya melambung saat menyadari effek penampilannya terhadap Merry, senyum puas dan bangga mengembang lebar diwajah Luke, yang juga terpesona terhadap kecantikan Merry yang memukau.
Dengan elegan Luke menuntun Merry menaiki mobil sedannya dan segera melajukan mobil tersebut menuju tempat yang tidak diduga-duga oleh Merry.
"sebenarnya kita mau kemana sih, kenapa aku harus mengenakan gaun seperti hendak kepesta pernikahan saja?" tanya Merry sambil menyelipkan untaian rambut kebelakang telinganya.
"Lho kita kan mau ke acara pernikahan kita ." Jawab Luke serius yang sukses membuat Merry melongo syok.
"A...t..taa...itu..a.." seketika itu juga terjadi kemacetan parah pada otak Merry yang membuat Merry kesulitan mengatakan apa yang hendak dia katakan
Melihat Merry yang panik sontak Luke tertawa dengan sangat keras. Luke terlihat sangat senang karena berhasil mengerjai Merry hingga Merry semakin salah tingkah dan bingung .
Luke terus tertawa hingga lama kelamaan Merry sadar bahwa dia sedang di kejain alias dibohongi, Kesal karena telah kena tipu, Merry tidak segan-segan menarik daun telinga Luke dan memutarnya hingga Luke berteriak kesakitan dan memohon-mohon pengampunan dan belas kasihan dari Merry yang masih enggan melepaskan jeweran mautnya dengan wajah super cemberut.
"Ampun....Mer"
"Cantik...lepasin dong...duh"
"Isss...Sayang...Sakit..."
"Cintaku, sayangku, pujaan hatiku, calon kekasih dan calon istrikuuuuu...lepasinnnnn...."
Merry melepaskan jeweran mautnya dan langsung membuang muka keluar jendela disampingnya.
"Mer....marah ya?" Luke mengusap-usap daun telinganya yang memerah sambil mencuri-curi pandang untuk mengetahui reaksi Merry atas sebutan-sebutan yang baru saja diucapkan dengan harapan tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved ( Completed | Selesai )
ChickLitDia tidak pernah tahu siapa ayahnya. Dia ditolak oleh ibunya sejak masih didalam kandungan. Dia tidak pernah merasakan pelukan dari orang yang dikasihinya. Kesuciannya direnggut paksa oleh orang yang dia anggap kekasih. kerja keras, dugem dan minum...