Merry tampak sangat sibuk mempersiapkan segala kelengkapan dan persiapan salah satu gedung yang disewa oleh salah satu perusahaan terbesar seasia tenggara dalam rangka peluncuran model baru dalam produksi barang dagang mereka yang bahkan produknya telah berhasil mencapai peringkat pertama di Amerika.
Walau ditengah kesibukan yang nyaris membuatnya tidak sempat makan, minum dan istirahat barang sebentar namun tidak ada sedikitpun gurat lelah diwajahnya . Semua itu sedikit banyak disebabkan oleh suasana hatinya yang senantiasa berbunga-bunga setiap saat.
Luke benar-benar bagaikan kekasih impian, kekasih impian disetiap mimpi para gadis. Luke begitu romantis, perhatian, penyayang, lembut, sangat baik hati, tidak pelit, dan diatas segalanya Luke sangat menghargai dan menghormatinya sebagai wanita.
Segalanya terasa indah dan sempurna hingga degub jantungnya terus berdetak kencang dan hatinya ngilu oleh kebahagiaan . Namun tidak dapat dipungkiri juga oleh Merry, ada sedikit rasa gelisah dan takut seolah-olah ini hanya mimpi yang setiap saat akan terbangun dan semuanya hilang dalam sekejap sehingga Merry harus menelan pill pahit dengan kembali pada kubangannya.
Merry menarik nafas dalam dan berat setiap kali rasa takut kembali menghampirinya, rasa sesak dihatinya yang tidak kunjung hilang menyisakan kegelapan hampa didalam hatinya bagai noda pada kebahagiaannya.
Bisakah bahagia itu terus tinggal didalam hatinya dan mengusir kepahitan itu pergi untuk selamanya, mengijinkannya untuk tinggal tenang bersama cinta Luke kepadanya.
"Merry ayo cepat kita sudah tidak punya waktu lagi." Seruan teman sekerjanya menyadarkan Merry dari lamunannya.
"Entah apa yang akan terjadi didepan kelak, semoga aku bisa melaluinya dan segalanya tetap baik-baik saja." Dengan gesit Merry kembali melakukan aktifitasnya yang sempat tertunda oleh lamunannya.
___________________________________________
" Aku memang cantik. " Gumam Merry dengan bangga saat memandang pantulan penampilannya dihadapan cermin satu badan. Dengan anggun Merry melenggok kekanan dan kiri untuk mengecek penampilan dan hanya satu kesimpulannya, SEMPURNA!Suara ketukan pintu depan rumah terdengar, dengan segera Merry menyambar tas jinjing dan berlari keluar kamar meuju pintu depan dan bergegas membukakan pintu untuk pujaan hatinya yang kini sudah tampil dengan begitu tampan dihadapannya.
"Sudah siap?" Luke mengulurkan lengannya siap untuk mengiring kekasihnya melangkah meninggalkan pintu rumah menuju mobil didepan rumah Merry.
"Yuk aku sudah siap." Merry meletakkan tangannya diatas lengan Luke setelah mengunci pintu rumah dan melangkah dengan anggun .
Malam ini Luke mengajak Merry untuk gala dinner di sebuah restoran mewah, itulah sebabnya keduanya berpenampilan dengan maksimal.
Begitu sampai direstoran tersebut mereka disambut oleh pelayan yang begitu ramah dengan seragam resmi yang tidak kalah gagah. Pelayan tersebut menghantarkan mereka berdua pada meja yang telah dipesan oleh Luke, dengan kota pada malam hari sebagai pemandangan.
Hidangan demi hidangan, dimulai dari appetizers, soup, main course hingga dessert datang secara berurutan dengan segala table manners yang berlaku. Mereka berbincang-bincang ringan, senyum senantiasa menghiasi wajah keduanya. Kebahagian dan cinta keduanya tampak begitu memancar hingga siapapun yang melihat kedua pasangan tersebut akan mengerti bahwa keduanya sedang jatuh cinta.
Waktu begitu cepat berlalu hingga tidak terasa semua makanan telah habis mereka makan dan kini keduanya sedang menikmati minuman hangat sebagai penutup hingga sebuah tepukan ringan mengalihkan perhatian keduanya pada sosok dibelakang Luke.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved ( Completed | Selesai )
Chick-LitDia tidak pernah tahu siapa ayahnya. Dia ditolak oleh ibunya sejak masih didalam kandungan. Dia tidak pernah merasakan pelukan dari orang yang dikasihinya. Kesuciannya direnggut paksa oleh orang yang dia anggap kekasih. kerja keras, dugem dan minum...