8. Penyerangan

3.4K 332 13
                                    

Yo gays. Bosen gak ketemu sama cerita aku mulu?

~salam untuk kaum jomblo

Happy reading

~~~~~

"Bukan suka, tapi cinta."



"Dy, kamu berangkat sama Abang, ya?" Pinta Devan dengan tatapan memelas.

Melody menggeleng tak setuju. "No! Kalo aku berangkat bareng Abang bisa-bisa kena bully lagi sama fans Abang." 

Devan mendesah kecewa. "Ya udah, hari ini kamu berangkat sendiri. Tapi ingat, besok kamu harus berangkat sama Abang. Enggak ada penolakan!" Melody mengangguk pasrah. Kenapa orang-orang suka sekali memaksanya?

Kalau kalian bertanya dimana orang tua mereka? Mereka sedang keluar Negeri untuk urusan bisnis selama 3 bulan. Sangat lama 'kan?

"Yaelah, lama banget. Kapan berangkatnya?" Nevan dengan nada jengkel.

"Sabar babi!" Ngegas Devan. Lelaki itu menatap lembut Melody. "Ayo, Dek. Kita berangkat."

Mereka bertiga pun berangkat ke sekolah. Melody dengan di antar Sopir. Devan dan Nevan mambawa Mobil sendiri-sendiri.

---FakeNerdisaPsychopath---

"Kantin, kuy!" Jingga menatap kedua sahabatnya.

"Kuy!" balas Mawar dengan nada semangat. Melody hanya mengangguk.

Sampai di Kantin, mereka bertiga menatap sekitar mencoba menemukan meja kosong. Syukurnya mereka menemukannya yang berada tepat di pojok.

"Mau mesen apa kalian?" tanya Jingga.

"Sama-in aja, biar lo enggak ribet." Jawab Melody.

"Oke. Ayo, War!" Dengan paksa menarik kerah Mawar yang sedang duduk anteng. "Jangan di tarik, ke cekik gue!" Sayangnya Jingga tak mempedulikan protesan gadis itu.

"Boleh duduk sini?" Ucap dua orang lelaki bersamaan. Sontak dua kubu itu yang beranggotan tiga dan dua orang saling melempar tatapan tajam.

Melody menatap bingung kelima lelaki itu. "Boleh, duduk aja." Balasnya dengan nada polos. Oh, tidak! Melody polos mode on!

Kelima lelaki itu duduk. Dua lelaki duduk di samping kanan dan kiri Melody. Di depan Melody ada tiga lelaki. Lelaki yang duduk di samping kanan dan kirinya Ares dan Devan. Sedangkan ketiga lelaki di depannya Danil, Rean dan Nevan.

Ares menatap dingin Devan yang sudah berani-raninya duduk di samping gadisnya. Walaupun lelaki itu tau jika Devan adalah Abang Melody. Tetap saja Ia tidak suka!

Jingga dan Mawar menatap bingung meja mereka yang tiba-tiba sangat ramai karena keberadaan kelima lelaki itu. Tak peduli, mereka duduk di tempat kosong setelah memberikan makanan dan minuman kepada Melody.

"Abang enggak makan?" tanya Melody melihat Devan yang hanya menatap dirinya makan.

"Liat kamu aja udah bikin Abang kenyang." jawab Devan sambil mengelus kepala Melody sayang.

Melody menikmati elusan itu dengan senyum manis.

Ares yang melihat kepanasan.

Sial. Pengen gue hajar rasanya tuh orang.

Fake Nerd is a Psychopath✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang