(Cerita ini mengandung adegan kekerasan)
Seorang gadis nerd yang suka dibully, disuruh-suruh, dihina, dianggap menjijikan dan sering dianggap kuman.
Namun, dia akan menjadi sangat mengerikan jika berada di dunia hitam. Dengan tatapan tajam dan ding...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy reading❤
~~~~~
"Siapa 'pun yang sudah mengusik ketenangan gue, keluarga, sahabat, dan orang terdekat gue. Mereka akan mati!"
●
●
●
"Betu-"
AAAA.
"Siapa yang teriak?!" Kaget Mawar.
Melody dan Jingga tak menjawab. Kedua gadis itu berlari kearah suara teriakan tersebut. Meninggalkan Mawar seorang diri.
Mawar mendengus kesal, "suka banget ninggalin gue!" Ikut berlari menyusul kedua sahabatnya itu. Siswa-Siswi juga pada berlari menuju sumber teriakan. Mereka kepo apa yang terjadi.
Sampai di tempat kejadian, mereka terkejut, sangat terkejut. Mendapatkan dua Siswi bersimba darah. Salah satu kepala Siswi berlubang. Dan satunya tertancap anak panah tepat di jantung. Lebih terkejut lagi jika kedua Siswi itu ternyata Pipit dan Lulu!
Windi, Pira dan Caca menatap shock kedua temannya yang meninggal di depan mata mereka. Apalagi Lala tak berhenti menangis sambil memeluk Lulu--kembarannya.
Melody, Jingga dan Mawar menatap sekitar. Berusaha mencari orang mencurigakan yang membunuh kedua Siswi itu. Mata mereka melihat sinar merah dari arah roptop. Terlihat seseorang yang memakai serba hitam dengan senapan leser di tangannya mengangguk kepada mereka bertiga.
"Anggota BD?" Guman Mawar yang hanya bisa di dengar Melody dan Jingga.
Jingga dan Mawar menatap Melody, menuntut penjelasan.
Melody hanya berkedip pelan.
"Malah ngedip. Jelasin, Dy!" Kata Jingga yang tak sabaran.
"Nanti."
Karena kejadian pembunuhan itu, sekolah di bubarkan. Pihak sekolah tak ingin para Siswa-Siswi merasakan takut dengan kejadian itu. Apalagi pasti nanti banyak wartawan yang datang. Yang pasti akan mengganggu kenyamanan Siswa-Siswi. Karena itu pihak sekolah akan berkerja sama dengan Polisi untuk menemukan sang pembunuh.
