(Cerita ini mengandung adegan kekerasan)
Seorang gadis nerd yang suka dibully, disuruh-suruh, dihina, dianggap menjijikan dan sering dianggap kuman.
Namun, dia akan menjadi sangat mengerikan jika berada di dunia hitam. Dengan tatapan tajam dan ding...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy reading❤
~~~~~
"Persahabatan Psikopat itu tidak main-main. Mereka menyelesaikan sebuah masalah dengan kekerasan. Jadi, kalian wahai para manusia sampah! Kalau punya temen Psikopat. Jangan sampai kalian membangkitkan hasrat membunuhnya. Karena seorang Psikopat tidak mengenal teman atau lawan."
●
●
●
M
elody sedang berjalan di koridor sekolah dengan santai.
Dor!
Melody tersentak kaget. Hampir saja Dia mengelurkan Pistol kesayangannya kalau tidak ingat berada di Sekolah. Melody menatap pelaku yang sudah mengagetkannya. Ternyata, Jingga dan Mawar. Kedua Sahabatnya itu sedang tertawa ngakak karena berhasil menjahilinya ke sekian kalinya. Ck, kalau bukan Sahabat pasti sudah lama mereka tinggal Nama.
Melody menatap datar Jingga dan Mawar.
"Mau mati dengan cara apa, hm? Gantung? Tusuk? Tembak? Minum Racun? Di kubur hidup-hidup? Di lindes Truk? Di makan Hiu? Atau, di pasang Bom?" Tanya Melody dengan wajah datar nan dingin.
Jingga dan Mawar menelan ludah kasar.
Huaaa, Mama! Melody serem banget!~ - batin Mawar tak lupa dengan kealayannya.
Serem, gila! - batin Jingga biasa aja aslinya Jantungnya udah dugun-dugun.
"Nggak mau semuanya." Jawab Jingga dan Mawar kompak.
"Kalau, di gilir sebelum di bunuh, mau?" Melody menatap kedua Sahabatnya dengan wajah lempeng.
Jingga dan Mawar melotot.
"ENGGAK MAU!"
Melody terkekeh.
"Serius banget, gue cuma bercanda." Kata Melody kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas.
"Emang ada, bercanda, tapi mukanya serius?" Kata Mawar meringis. Masih ngeri dengan ekpresi Melody.
"Sahabat lo itu." Kata Jingga melihat Melody dengan santainya menuju kelas sehabis membuatnya panas dingin.
"Dih, Sahabat lo juga!" Kata Mawar dan menarik paksa tangan Jingga untuk berlari menyusul Melody yang sudah berjalan sangat jauh.
