"aku akan pura-pura menjadi pacarmu"
Kata-kata itu yang terus teringang di benak Jaemin.
"halo? Jaemin!"
"hah apa?"
"lalu bagaimana? Kau mau menerima usulan Jeno?"
"entahlah, aku bingung"
"sudahlah tidak perlu bingung, lagi pula rencana itu hanya untuk beberapa hari saja sampai berita hoax itu tidak terus menjadi trending topik"
"tapi bagaimana jika ibuku tau?"
"dia tidak akan tau, percaya padaku"
"hum, aku bingung jun"
"OH AYOLAH! Besok kan libur, besok kita buat berita tentang ketidak benaran berita hoax itu"
"tapi-"
"sudah jangan banyak tapi tapian, sampai ketemu besok!"
Pip.
Jaemin menghela nafas, "mungkin Renjun benar, aku tidak perlu khawatir, lagi pula ini untuk sementara" gumamnya sembari tersenyum.
PRIVATE LIFE
Keesokan paginya, Jaemin dan Jeno pergi ke cafe milik ibu Renjun.
"nanti kalian pura-pura mengobrol disini, tapi harus mesra" perintah Renjun.
"apa maksudmu?" tanya Jeno.
"kalian pura-pura berkencan disini, nanti aku foto kalian dari jauh" jelas Renjun.
Pria muda bermarga Huang ini mengambil kameranya dan duduk di kursi yang jaraknya lumayan jauh dari kursi Jeno dan Jaemin.
Ckrek..
"YANG MESRA DONG!" protes Renjun yang sukses menarik perhatian pengunjung cafe itu.
Ckrek..
Ckrek..
Ckrek..
"oke selesai, selanjutnya, ayo kita pergi ke lotte world!" seru Renjun.
Selang beberapa jam, akhirnya mereka sampai di Lotte World, Renjun langsung mengarahkan kedua temannya ini agar berekting seperti pasangan yang mesra.
Melihat Jeno dan Jaemin sudah cukup pas, Renjun pun memotret mereka dari jauh.
Ckrek..
Ckrek..
Ckrek..
15 menit mereka melakukan pemotretan itu, dan sekarang mereka duduk dikursi kosong sembari mengistirahatkan kaki mereka yang sudah hampir copot karena berkeliling Lotte World.
Drrt..drrt..
"halo?"
"RENJUN KAMU KEMANA?!"
"yaampun mah, jangan teriak-teriak! Telinga injun sakit"
"pulang ke cafe sekarang! Bantu ibumu menjaga cafe!"
"t-tapi ma-"
"berani bantah? Mau mama usir dari rumah?"
"oke, oke, aku pulang"
Pip.
"Jaemin, Jeno, mungkin cukup sampai sini saja kita pemotretannya, aku harus buru-buru balik ke cafe" jelas Renjun.
"tapi jun-"
"sudah ya aku duluan, dadah-!" seru Renjun sembari berlari dan melambaikan tangannya.