Jaehyun dan Jeno baru saja kembali dari supermarket, Jeno duduk di sebelah bangsal Jisung sementara Jaehyun di sofa.
"ini pesananmu" ucap Jeno sembari memberikan susu pisang pesanan Jisung tadi.
Jisung tersenyum, "terimakasih kak" ucapnya sembari mengambil susu tersebut dan meminumnya.
Jeno tersenyum, dirinya teringat dengan nomor telfon sang ayah, tadi dia ingin menelfon nomor tersebut tetapi ia tunda.
Tangan Jeno bergerak mengambil ponselnya yang berada di meja nakas, pria muda bermarga Lee ini tampak mencari nomor tadi tapi tak kunjung ketemu.
"kok nomornya tidak ada" ucap Jeno sembari terus mencari.
"nomor apa?" tanya Jaehyun.
"nomor ayah, tadi kita ingin menelfonnya kan" jawab Jeno.
Jaehyun berdiri dari sofa dan menghampiri Jeno, "kalau tidak ada di ponsel, coba lihat kertas yang dikasih sahabat ayah" sarannya.
"benar juga" ucap Jeno yang langsung mencari kertas tersebut di saku celananya, tetapi tak kunjung ketemu.
"kemana ya" gumam Jeno.
"terakhir bukannya kamu taruh di meja nakas?" tanya Jaehyun.
Jeno mengangguk, "tapi sekarang hilang" jawabnya.
"Jisung, lihat kertas yang ada diatas ponsel Jeno?" tanya Jaehyun.
Jisung menggelengkan kepalanya.
"oh astaga hilang lagi petunjuk kita" ucap Jeno sembari menghela nafas.
"sudah tidak apa, nanti coba aku suruh pengawalku untuk mencari petunjuk lagi" ucap Jaehyun sembari menepuk pelan punggung sang adik.
Jeno mengangguk kecil, pandangannya tertuju pada sang adik yang sedang asik meminum susu. Dari tampangnya, Jisung sama sekali tak khawatir tentang hilangnya petunjuk itu.
Jeno jadi curiga
PRIVATE LIFE
1 minggu kemudian.
Ujian pun selesai, betapa senangnya para murid karena telah menyelesaikan ujian mereka yang sungguh melelahkan.
"jadi anak-anak, bapak ingin memberitahukan berita baik untuk kalian" ucap pak Choi.
"berita baik apa pak?" tanya Haechan.
"kalau minggu depan kita akan mengadakan acara perpisahan di pulau Jeju!" seru pak Choi.
"wah, kita jalan-jalan pak?" tanya Renjun.
"iya dong" sahut pak Choi.
Semua murid pun bersorak sorai, tak sabar rasanya ingin pergi ke sana.
"waah sudah lama sekali aku tak pergi kesana" ucap Jaemin.
"hum, aku jadi tak sabar" sahut Renjun.
Beberapa jam kemudian, bel sekolah berbunyi menandakan sudah waktunya pulang sekolah.
Tapi sayangnya di jam pulang hari ini, hujan turun deras sekali.
"oh astaga aku tidak membawa payung" gumam Jaemin sembari mengobrak abrik tasnya.
Tiba-tiba ada seseorang yang datang dan berdiri disebelah Jaemin. Jaemin yang sadar ada orang disebelahnya langsung menoleh, "Jeno?" ucapnya.
"kau tidak membawa payung? Ayo pulang bersamaku" ajak Jeno.
"ah tidak terimakasih, sepertinya sebentar lagi hujannya reda" ucap Jaemin agak ragu sembari memandang hujan yang lebat.