BAGIAN DUA PULUH

62.6K 6K 211
                                    

Hampir jam sepuluh perayaan ulang tahun Jingga selesai. Keluarga yang dateng udah pamit pulang semua.

Tersisa Aluna yang masih sibuk jelasin ke Jingga gimana cara ngerawat hamster.

Di sofa ruang tamu, Biru, Bunda, dan Papanya merhatiin interaksi antara Aluna dan Jingga. Dua gadis dewasa dan kecil itu tampak akrab selayaknya Kakak dan Adik.

"Jingga biasanya nggak gampang akrab sama orang yang baru dia kenal, tapi sama Aluna dia bisa ketawa selepas itu," kata sang Papa.

"Aluna keliatan banget suka anak kecil," sahut Bunda.

Biru senyum denger apa yang dibilang Papa dan Bundanya. "Jadi nggak salah kan, Pa, Bun, Abang milih pacar?"

Papa Biru terkekeh pelan, diusapnya sayang kepala anak lelakinya itu. "Dijagain yang bener. Dia sendirian di Jakarta, jauh dari orangtuanya."

"Iya, Pa." Biru ngeliat jam yang melingkar di tangan kirinya, udah jam sepuluh lewat. Dia harus nganterin Aluna pulang.

"Aluna," panggil Biru.

Aluna noleh. "Ya?"

"Udah jam sepuluh lewat," kata Biru. Dia berdiri dari duduknya, nyamperin Aluna. Biru jongkok di samping Jingga. "Udah malem, Dek. Kak Aluna nya mau pulang."

Jingga ngangguk. "Besok Kak Aluna ke sini lagi?" tanya Jingga sambil natap Aluna.

"Kalo Kakak nggak sibuk kuliah, Kakak pasti main ke sini lagi," jawab Aluna, "kalo nggak Jingga aja yang ke tempat Kakak. Minta anterin Abang."

"Oke!" sahut Jingga semangat.

"Main oke-oke aja, Abang belum bilang iya mau nganterin kamu," sela Biru iseng.

Jingga cemberut terus langsung lari ngadu ke papanya. "Papaaaa Abang nakal!"

Biru ketawa. Dia lebih dulu berdiri sebelum ngulurin tangannya buat bantu Aluna berdiri juga, yang kasiannya nggak disambut sama Aluna.

"Bisa sendiri," kata Aluna sebelum jalan ke sofa yang didudukin Bunda dan Papa Biru untuk pamit pulang.

"Abis nganterin Aluna langsung pulang," pesen Bunda waktu Biru udah mau jalanin mobilnya.

"Iyalah, Bun, emangnya Abang mau kemana lagi," sahut Biru, "ya udah Bun, kita jalan dulu."

"Hati-hati."

"Pulang, Bun," pamit Aluna sekali lagi sebelum mobil Biru bener-bener jalan.

"Sering-sering main ke sini ya Aluna."

***

"Jadi gimana?" Biru lebih dulu buka obrolan setelah sepuluh menit perjalanan cuma diem dengerin lagu yang keputer di mobilnya.

"Apanya?" tanya Aluna.

"First impression kamu ketemu keluarga aku."

"Seru. Keluarga kamu semuanya welcome banget tadi. Jingga paling gemes."

"Abangnya nggak?"

"Nggak."

"Jujur banget sih, bilang iya juga kek, biar seneng."

"Bohong dosa."

Setengah jam kemudian mobil Biru nyampe di depan gerbang kosan Aluna. Biru neken klakson sekali dan nggak lama gerbang dibuka sama Pak Asep.

"Kalo udah nyampe rumah kabarin," kata Aluna sebelum turun dari mobil.

"Iya tuan putri, siap laksanakan."

BIRU'S GIRLFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang