BAGIAN DUA PULUH TIGA

61K 5.8K 624
                                    

Biru pulang dari kosan Aluna sekitar jam 5 sore dijemput Wira. Mereka nggak langsung pulang ke rumah, tapi ke kosan Rangga dulu. Sampe di sana ternyata udah ada Gilang sama Alvie.

Biru dan Wira sempet lirik-lirikan waktu ngeliat Lala keluar dari kamar mandi. Mereka mikirin satu hal yang sama; ngapain Lala ada di kosan Rangga sesore ini.

Biru gantian ngelirik Alvie yang lagi sibuk sama laptopnya. Keberadaan Lala di sini udah pasti ada campur tangan sahabatnya itu.

Beberapa minggu belakangan ini Alvie sering banget ngajak Lala tiap mereka ngumpul bareng. Biru awalnya nggak masalah, tapi makin ke sini dia jadi ngerasa nggak nyaman dan terganggu kalo Lala juga sering ikutan gabung tiap mereka ngumpul di kosan Rangga yang notabennya kosan cowok. Yang udah pasti semua yang berkeliaran di sana tuh cowok, dan ternyata bukan cuma Biru yang ngerasain itu, Wira, Gilang dan Rangga pun juga.

Mereka udah sempet bilang ke Alvie buat nggak usah ngajak Lala ke kosan Rangga kalo mereka mau ngumpul di sana, tapi Alvie selalu cuma iya-iya doang, ujungnya tetep diajak, katanya Lala maksa, dan dia nggak bisa nolak karena Lala temen deketnya dari jaman SMA.

Keenggaknyamanan Biru berubah jadi rasa kesel waktu tau kalo ternyata yang ngangkat telpon Aluna waktu dia ketiduran di kosan Rangga sore kemaren itu si Lala, dan Alvie nggak bilang ke dia.

Biru refleks berdiri waktu Lala dudukin diri di sebelahnya. Biru lebih milih buat masuk ke kamar Rangga, nyusul Gilang sama Wira, ninggalin Alvie sama Lala berdua doang di ruang santai kosan Rangga, tempat yang biasanya mereka pake buat main PS, nugas, atau sekedar ngobrol-ngobrol doang.

"Woi ayok suit yang kalah usir si Lala," celetuk Gilang tiba-tiba.

"Si Alvie tuh suruh bawa pulang. Udah dibilang juga kalo kita mau ngumpul di sini nggak usah ajak si Lala. Masih aja," Wira mendengus.

"Ngga, lo sebagai tuan rumah punya hak kali buat ngusir Lala," kata Biru ke Rangga.

"Nggak enak sama Alvie lah, Ru," sahut Rangga.

"Kalian mau tau nggak kenapa Lala mendadak sering banget ikutan gabung tiap kita ngumpul," ujar Gilang.

"Kenapa tuh?" tanya Rangga langsung.

"Lala suka sama Biru," Wira yang jawab.

Gilang melotot kaget, dia auto bangun dari posisi rebahannya, "Wir, lo juga mikir gitu?"

"Iyalah! Keliatan banget dari gerak-geriknya."

"Sumpah, gue juga! Gue udah merhatiin banget dari lama," seru Gilang, "gue kira gue doang yang mikir gitu."

Biru mendengus waktu Gilang sama Wira ngeliatin dia.

"Lo biang keladinya, Ru," kata Wira, "cabut lo dari sini. Biar si Lala juga cabut."

"Anjing," umpat Biru.

"Tegas, Ru. Cewek kayak Lala tuh keliatan banget ambisnya. Dia tau lo udah punya cewek aja tetep gas aja buat deketin lo," kata Gilang.

Ya Biru tau itu, dengan Lala yang sengaja bilang kalo dia ketiduran di kosannya waktu Aluna nelpon, Biru udah tau kalo dia harus bertindak tegas ke Lala.

Biru keluar dari kamar Rangga diikutin Wira sama Gilang. Lala nanya Biru mau ke mana waktu Biru ngambil kunci motor Rangga di atas meja.

"Lo nggak denger suara adzan?" Biru malah balik nanya. "Pulang La. Nggak enak diliatnya lo di kosan cowok kayak gini. Lo nggak ngerasa takut apa?"

"Ada Alvie. Ada lo juga. Gue yakin kalian nggak bakal ngapa-ngapain gue."

Biru mendengus, mau nggak mau dia harus jujur ke Lala, "lo buat gue, Gilang, Wira, sama Rangga ngerasa nggak nyaman."

BIRU'S GIRLFRIEND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang