"Abang."
"Ya, Bun?" sahut Biru dari dalam kamar mandi.
"Ada yang nelpon," kata Bunda yang kebetulan baru masuk ke kamar Biru buat ngambil pakaian kotor, dan ngeliat HP sang anak yang ada di atas kasur berdering.
"Siapa Bun?"
"Tuan putri."
"Angkat aja Bun, itu Aluna. Bilang Abang lagi mandi."
Bunda langsung ngangkat telpon dari Aluna.
"Biiii..."
Bunda senyum waktu denger suara rengekan Aluna sebelum ngomong dengan lembut, "Aluna maaf ini Bundanya Biru."
Terdengar sahutan 'hah' dari ujung sana.
Tampaknya Aluna kaget. Pikir Bunda.
"Biru masih mandi. Nanti kalo udah selesai Bunda suruh Biru telpon Aluna balik ya."
"Oh, iya, Bun— eh, Tante." Suara Aluna terdengar gugup dan kikuk.
"Panggil Bunda aja nggak apa-apa."
"I— iya, Bunda."
"Ya udah Bunda tutup ya Aluna telponnya. Assalamualaikum."
Bunda langsung mutus sambungan telponnya waktu Aluna udah jawab salamnya.
"Abang nanti kalo udah selesai mandi tuan putrinya ditelpon balik ya," kata Bunda tepat di depan pintu kamar mandi.
Setelah terdengar sahutan 'oke Bun' Bunda baru keluar dari kamar.
Sekitar sepuluh menit kemudian Biru baru keluar dari kamar mandi dan langsung nelpon balik tuan putrinya.
"Biruuu..."
"Hm? Kenapa sayang?"
"Tadi Bunda kamu yang angkat waktu aku nelpon," adu Aluna, "aku malu bangeeet..."
"Malu kenapa?" Biru duduk di kursi gaming-nya sambil ngeringin rambutnya yang masih basah.
"Aku tadi langsung ngerengek manggil kamu!"
"Ya terus?"
"Ya aku maluuu!"
Biru terkekeh pelan. "Kenapa harus malu?"
"Kamu tuh nggak ngerti!"
"Ya kasih tau dong biar ngerti." Biru beranjak dari kursi. Jalan ke arah lemari untuk ngambil baju. "Bentar. Aku pake baju dulu."
"Kamu belum pake baju?!"
"Ini lagi mau pake. Tadi disuruh Bunda selesai mandi langsung telpon balik kamu."
"Sumpah yaaa! Kamu tuh!"
Biru naro HP-nya ke atas kasur setelah me-loudspeaker panggilan telponnya dengan Aluna.
"Tadi kenapa nelpon?" tanya Biru sambil memakai kaosnya.
"Pake baju dulu sana!" omel Aluna.
"Ini lagi pake baju."
Terdengar decakan kesal Aluna membuat Biru kembali berucap, "masih pagi sayang, nggak boleh kesel."
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU'S GIRLFRIEND
Novela JuvenilKehidupan Aluna yang awalnya hanya berpusat pada kegiatan kampus minus cinta-cintaan mendadak berubah seratus delapan puluh derajat semenjak Biru dengan lancang menciumnya dan mengakuinya sebagai pacar. ((Chapter banyak karena ada Daily Chat-nya))