"Aku mau jalan sama temen-temen aku nanti malem."
Lima menit berlalu dan seseorang yang sedang duduk menyetir di sebelahnya masih terdiam. Membuat gadis berambut sebahu itu mendengus kesal.
Merasa diabaikan.
"Aku cuma bilang. Boleh atau nggaknya kamu aku bakalan tetep pergi," ucap gadis itu lagi sebelum menyumpal earphone ke telinganya.
"Kamu nggak akan pergi." Suara tegas itu memecah keheningan di dalam mobil. "Pergi sama aku kalo emang mau pergi."
"Kamu nggak bisa giniin aku terus!" Suara gadis itu terdengar serak hampir menangis.
"Aku bisa Aluna. Aku pacar kamu."
Gadis yang dipanggil Aluna itu mendecih. "Pacar sepihak!"
Tepat di lampu merah dan laju mobil terhenti Biru memutar sedikit tubuhnya sehingga dia bisa berhadapan dengan Aluna. "Ngomong sekali lagi coba?"
"Pacar sepihak!" Teriak Aluna berani sebelum akhirnya dia mengaduh. "Sakit Biru!"
"Itu yang kamu dapet setiap kali ngomong dua kata itu di depan aku."
Aluna masih mengusap kepalanya yang baru saja dijitak oleh cowok yang saat ini berstatus sebagai pacarnya–pacar sepihak– dengan wajah cemberut.
"Sakit?"
"Menurut kamu aja!"
"Sini." Biru membawa kepala Aluna ke dadanya sebelum diusapnya pelan bagian yang baru saja dijitaknya. "Jangan bandel makanya."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU'S GIRLFRIEND
Roman pour AdolescentsKehidupan Aluna yang awalnya hanya berpusat pada kegiatan kampus minus cinta-cintaan mendadak berubah seratus delapan puluh derajat semenjak Biru dengan lancang menciumnya dan mengakuinya sebagai pacar. ((Chapter banyak karena ada Daily Chat-nya))