Sunbae

220 25 2
                                    

Padatnya jadwal kami membuat kami tidak ada waktu berhenti, jika kami istirahat lebih banyak digunakan bersama keluarga dan sayangnya saat ini belum bisa terwujud.

"Capek," keluh Eunha sambil duduk di sofa "Eonni kita makan apa hari ini?"

"Kita pesan saja ya eonni gak sanggup masak lagi," jawab Sowon yang kami angguki "Pesanlah di Yerin."

Kami langsung menyebut makanan yang ingin dimakan pada Yerin dan akhirnya dipilih makanan yang setidaknya kami semua bisa memakannya karena jika terlalu banyak dan tidak habis maka Sowon akan marah.

Semenjak kejadian botol minum itu kami jarang bertemu dengan Bangtan, termasuk ketika kami harus latihan di agency mereka tetap tidak bertemu. Terkadang kami merindukan mereka yang selalu memotivasi kami secara langsung, meskipun kami tidak bertemu langsung kami masih bisa mengirim pesan satu dengan yang lain.

Sinb paling sering berkomunikasi dengan mereka, Eunha dan Yuju berkomunikasi dengan Jungkook karena satu usia, Sowon lebih banyak dengan Rap Mon berkaitan tentang saling menguatkan sebagai leader meski terkadang Jin dan Suga ikut bergabung. Aku dan Yerin jarang berkomunikasi kecuali di group yang kami buat, aku sendiri tidak terlalu dekat dengan mereka meski terkadang JHope dan Suga beberapa mengirim kata - kata motivasi.

"Rasanya melelahkan kali ini," ucap Sowon yang bergabung bersama kami "manajer bilang kalau kita harus pindah apartemen."

"Memang ada apa?," tanya Yerin langsung.

"Lebih besar dari ini," jawab Sowon menatap kami semua yang mengangguk antusiaa dan kita saling teriak serta berpelukan "nanti kita atur pembagian kamar."

"Yewon," panggil Sinb membuat aku menatapnya "apa kamu menyukai member Bangtan?" kami semua menatap Sinb bingung lalu tidak lama menghembuskan nafas.

"Tentu aku suka mereka semua," jawabku sambil tersenyum "rasa suka seperti apa yang kamu maksud? aku hanya menganggap sebagai saudara tidak lebih."

"Memang kenapa Sinb?," tanya Yerin penasaran "apa kamu menyukai salah satu dari mereka?."

"Bahkan kita menganggap mereka adalah saudara tapi kenapa susah sekali berlaku demikian?," ucap Sinb sedih "kita ini kaya kuman yang harus dijauhi."

"Sudah lebih baik kita tidak memikirkan hal tidak penting karena banyak hal yang bisa kita lakukan jadi selama waktu itu kita buktikan jika kita bisa meskipun kita dari agency kecil," ucap Sowon.

Aku mengangguk "fokus kita bukan mengenai hubungan dengan Bangtan tapi kita harus mencapi impian kita, sama seperti Bangtan yang mencapai impiannya maka kita juga melakukan hal yang sama dan bukankah kita masih berhubungan dengan mereka tanpa kamera? hubungan yang dilakukan tanpa adanya kamera maka itu adalah hubungan yang tulus."

"Sudah ayo kita tidur, aku sudah mengantuk karena kekenyangan," ucap Eunha.

Kegiatan kami semakin padat, kami yang terbiasa tidak bisa diam hanya bisa menghibur diri dengan kelakuan masing-masing yang terkadang tidak masuk akal. Bahkan untuk tampil di acara reality show kami bertingkah apa adanya bahkan tidak masuk akal sekalipun, pihak agency tidak pernah menegur kami ketika bertingkah depan kamera.

"Yewon ssi," panggil seseorang membuat kami berenam menghentikan langkah.

"Eonni," sapaku sambil menunduk "eonni, aku nanti menyusul," kelima member mengangguk dan meninggalkanku.

Aku mendatangi sumber suara dan kami berpelukan lama, orang yang memanggil tadi adalah Choi Jiwon. Aku pernah bertemu dan berbicara dengannya sebelum aku menerima tawaran agency itu. Jiwon menanyakan kabar dan bagaimana keadaanku, kami bertukar nomer ponsel agar mudah berkomunikasi.

"Kamu di sini rupanya," aku menatap sumber suara lalu menunduk "kamu bukannya member yeojachingu?."

"Oppa ini yang kemarin eomma dan appa bicarakan," jawab Jiwon.

"Jadi sunbae yang dimaksud?," yang diangguki Jiwon "maaf sunbae aku tidak tahu."

"Kalau tidak ada kamera panggil oppa saja," ucap Siwon.

Di depanku adalah Choi Siwon salah satu member Super Junior dan yang wanita tadi adalah adiknya, aku maksudku kami sudah pernah bertemu dengan Siwon ketika ada acara penghargaan tapi tidak berani mendekat secara level kami sangat beda.

Jiwon mengajakku untuk ke ruangan Siwon yang dengan segera aku tolak tapi apa daya aku hanya bisa pasrah, ketika masuk Jiwon mulai memperkenalkan aku pada rekan-rekan Siwon yang sudah pasti aku mengenalnya dulu lewat televisi. Aku sempat takut mereka akan bersikap buruk tapi semua tidak terjadi karena mereka menyapaku dan mengajakku berbicara.

"Maafkan adikku jika membuat kamu tidak nyaman," ucap Siwon tidak enak.

Aku menggelengkan kepala "terima kasih banyak sudah mengenalkan aku pada para sunbae dan jangan marahi Jiwon Eonni," Siwon tersenyum mendengar perkataanku.

"Lain kali kalau aku ajak keluar harus mau," aku tersenyum dan mengangguk.

Berada di ruangan bersama member senior membuatku merasa kecil dan aku ingin seperti mereka semua yang bisa bertahan di industri ini dengan banyak cinta yang mereka dapatkan. Ruangan kami sangat jauh dengan ruangan para sunbae yang aku datangi, beberapa idol aku lewati dan beberapa kali aku menunduk ketika menyapa mereka satu persatu.

Aku tahu mereka siapa saja hanya karena aku tidak mengenal mereka jadi hanya menyapa, lain hal jika aku berjalan dengan Yerin karena mengenal mereka dengan sangat baik.

"Umji," sapa Joy ketika melihatku "mana Yerin?."

"Yerin Eonni di ruangan," jawabku setelah menyapa member lain.

"Kamu lucu sekali," seru Wendy mencubit pipiku gemas.

"Eonni aku juga lebih muda dari dia kenapa hanya dia yang dianggap lucu?," protes Yeri membuat keempat lain tertawa begitu juga denganku.

"Maafkan aku Yeri ssi," ucapku tidak enak.

Yeri menggelengkan kepala "Bukan apa - apa aku hanya menggoda eonni saja."

"Joy Eonni ada yang mau disampaikan ke Yerin Eonni?," ketika aku mengingat Joy yang mencari Yerin.

"Bilang saja balas pesanku." Aku mengangguk.

Aku kembali jalan menuju ruanganku yang sudah hampir dekat dan tiba - tiba aku terhenti ketika mendengar teriakan di salah satu ruangan. Aku menatap ruangan ini dan tertulis nama boy group yang sangat terkenal, aku berdiri diam di depan pintu sampai aku merasa seseorang menarikku menjauh dari ruangan tersebut.

Aku hanya mengikuti langkah orang tersebut dan kami berhenti depan pintu ruangan yang bertulis nama groupku, dia langsung membuka pintu membuat semua orang menatap kami berdua dengan pandangan tanda tanya sedangkan aku hanya bisa mengangkat bahu.

"Sowon jangan biarkan dia berjalan sendirian di sekitar para idol."

Idol (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang