SPOILED BABY AND HER LOVER [ᴇɴᴅ] [ᴘʀᴏꜱᴇꜱ ᴘᴇɴᴇʀʙɪᴛᴀɴ]

part 46

46. She is ...

...

Hari ini Raja sudah siap dengan kemeja juga celana formal nya, menata rambutnya dengan rapi, tak acak-acakan seperti biasanya. Mengambil kotak cincin juga gelang di laci nakas nya seraya tersenyum lebar. Hari ini hari bahagianya, dan akan menjadi hari bahagia mereka berdua.

Raja menghembuskan nafasnya dengan berat, dia sangat gugup saat ini. Berjalan keluar dari kamarnya dan menuruni satu persatu anak tangga, melihat kedua orang tuanya yang sedang bersiap-siap pula disana.

"Siap, son?" tanya Orlando saat melihat anak semata wayangnya itu mendekati mereka.

"Siap, Dad. Cuma agak gugup doang." jawab Raja seraya tersenyum tipis membuat Orlando mengangguk.

"Hal yang wajar sayang, saat ini kamu ingin mengikat hubungan ke jenjang lebih serius." ucap Violin membuat Raja mengangguk.

"Inget kata Daddy. Kamu harus urus perusahaan Daddy nanti, setelahnya terserah kamu."

"Iya, Dad."

Mereka akhirnya keluar dari rumah dan berjalan memasuki mobil masing-masing. Raja sendiri dan kedua orang tuanya di satu mobil lainnya. Raja menghembuskan nafasnya sekali lagi sebelum menyalakan mesin mobilnya.

Dia tersenyum hangat, memacu mesin mobil dengan sedang, membayangkan semuanya, ia sungguh bahagia telah sampai di titik ini. Masa putih abu-abu nya yang sangat berkesan.

Bertemunya ia dengan gadis manja dan polos membawa kehidupannya berubah seratus delapan puluh derajat, semuanya berkat, Baby.

Setelah sampai di depan rumah bernuansa megah itu, mereka memarkirkan mobil masing-masing, setelahnya Raja melihat dirinya di pantulan kaca seraya merapikan rambut nya.

Raja membuka pintu mobilnya lalu berjalan dengan tegap diiringi kedua orang tuanya yang berjalan di belakangnya. Mengetuk pintu itu tiga kali lalu keluar lah asisten rumah tangga di hadapan mereka bertiga.

Raja tersenyum manis sedangkan asisten rumah tangga itu tersenyum kaku memandang mereka.

Matanya berkaca-kaca membuat Raja dan kedua orang tuanya menatapnya aneh. "Kenapa, bi?" tanya Raja langsung.

"Aden.. den Raja teh harus sabar ya, jangan patah semangat, aden berhak bahagia setelah tau ini, tapi jika ingin menunggu, tidak apa. Semua keputusan di tangan den Raja sendiri."

Raja menyerngit bingung, tidak tahu harus me- response seperti apa, kenapa pembicaraannya jadi membuatnya sedikit tegang. "Kenapa, bi? ada apa, ada yang nggak saya tau? tolong jelasin, jangan buat saya bingung." ucap Raja membuat bibi meneteskan air matanya.