Past 11

143 28 1
                                    

Aroma familiar bisa dihirup Eunji saat masih dalam keadaan tertidur. Tidak butuh waktu lama baginya untuk bisa membuka kedua mata dan melihat langit-langit berwarna putih di atasnya. Nafasnya bekerja dengan pelan namun pendengarannya berfungsi dengan baik sampai menangkap suara beberapa orang di dekatnya. Tubuhnya terasa lemas namun dia berusaha untuk bangkit duduk dan baru menyadari adanya jarum infus yang terpasang di salah satu punggung tangannya sekarang. 

"Eunji'ah, apa kau baik-baik saja?" Seorang manajer wanita mulai mendekatinya. 

"Bagaimana bisa kau jatuh pingsan di sana tadi? Apa kepalamu masih terasa sakit?" Staff pria yang bekerja di agensinya ikut berbicara. 

Eunji masih mencoba untuk mengingat kapan terakhir kali dia tersadar. 
"Dimana aku sekarang?"

"Rumah Sakit. Kenapa kau tidak memberitahu kondisi tubuhmu kepada kami terlebih dulu?"

Eunji kembali terdiam. 
"Siapa yang membawaku ke sini?"

"Hyunsoo, manajer grupmu"

Eunji masih merasa mengantuk sampai tidak bisa menanggapi lebih jauh lagi. 

"Dokter mengatakan kalau tubuhmu lemah dan cedera di punggungmu itu harus segera di obati. Apa kau masih menjalani diet ketat?"

"Nde, eonni" Ucapnya singkat. 

"Bertahanlah. Kau bisa keluar dari sini sebentar lagi. Dokter hanya menyuruh kami untuk mengatur pola makanmu selama masa penyembuhan"

Ponsel salah satu staff itu berbunyi. Dia menjawabnya sambil menjauh dari sana. 

"Eunji'ah, apa kau ingin kembali ke dorm bersama kami atau dengan orang lain?"

"Nde?"

"Lelaki tadi menyuruhku untuk mengabarinya kalau kau sudah tersadar seperti ini. Apa aku harus melakukannya?"

"Siapa yang kau maksud itu, eonni?"

"Park Chanyeol"

"Mwo?"

"Menurut keterangan dari Hyunsoo, dia melihat Chanyeol menggendongmu menuju ke ruang tunggu. Apa kau sedang bersamanya tadi?"

Eunji mulai menundukkan kepala sambil memijat dahinya pelan. 

"Beberapa anggotamu sudah kembali ke dorm sejak tadi. Lebih baik aku juga segera membawamu ke sana nanti"

Seorang perawat mulai masuk ke dalam ruang rawat itu dan kembali melakukan pemeriksaan pada pasiennya. Eunji bisa merasa sedikit lega saat sudah melepas jarum infusnya.

"Kenapa aroma obat di sini sangat tajam?" Tanyanya dengan suara yang pelan. 

"Nde?"

"Apa Rumah Sakit memang memiliki aroma yang menyengat seperti ini?"

"Mungkin karena efek suntikan yang ku berikan tadi jadi adanya ketajaman pada indera penciumanmu" Perawat itu menanggapi dengan santai. 

Setelah berbagai macam pemeriksaan, Eunji ditinggal berdua bersama dengan manajer wanitanya sementara staff pria tadi menuju keluar ruangan untuk menyelesaikan administrasi di lantai bawah. 

"Kenapa tubuhku terasa lemas seperti ini?" Eunji menatap kedua lengannya sendiri. 

"Kau baru tersadar setelah beberapa jam pingsan tadi. Beristirahatlah sebelum kita keluar dari sini nanti"

"Aku belum berusia 25 tahun tapi bisa dengan mudah pingsan seperti itu. Bukankah aku terlihat menyedihkan, eonni?"

"Mungkin kau harus menghentikan program diet ketat mu terlebih dulu selama beberapa minggu ke depan"

What Happened Between Us?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang