Happy reading❤
Gadis manis yang baru saja menginjak usia 14 tahun itu terlihat tengah sibuk dengan ponsel genggam dan buku harian yang ada di depannya.
Ia sedang berduduk santai di balkon kamarnya memandangi bintang di langit malam yang begitu indah serta merasakan tiap hembusan angin yang menerpa tubuhnya.
"Kira-kira ada yang inget gak ya kalau besok ulang tahunku?" Tanya Jihan kepada dirinya sendiri.
Sebenarnya gadis itu berusia 13 tahun, besok baru ia genap berusia 14 tahun.
"Kakak bakal ngucapin gak ya? Tapi kayaknya gak mungkin deh hahaha." Jihan tertawa kecut.
Jangan sangka jika Jihan tak pernah mendapat ucapan selamat tahun, ia selalu mendapat ucapan itu ketika ulang tahun dari teman-teman dan orang yang dekat dengannya, namun tidak dengan ketiga kakaknya.
Salahkah Jihan jika berharap salah satu dari kakaknya mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya? Padahal hanya hal kecil, tetapi Jihan sangat menginginkannya setidaknya sekali dalam hidupnya.
"Mending aku tidur aja deh biar cepet-cepet ulang tahun hehe, udah malem juga."
Jihan kembali meletakan ponsel dan buku hariannya, tak lupa juga ia menutup pintu balkon serta jendela. Setelah selesai dengan semua kegiatannya tadi, Jihan langsung merebahkan diri di kasur dan segera tertidur.
"Selamat ulang tahun Jihan, bahagia selalu ya." Ucapnya pada diri sendiri.
Di sisi lain, Jayden sedang melamun memandangi sebuah mini cake lunch box yang ia beli tadi sore dan sampai sekarang belum dimakan, entah untuk apa.
Sepersekian detik kemudian laki-laki itu menarik secarik kertas dan pulpen lalu menuliskan kalimat ucapan selamat ulang tahun. Ah, rupanya Jayden ingat bahwa besok adalah ulang tahun adik satu-satunya.
Setelah selesai menulis di kertas tersebut, Jayden memasukkannya ke dalam sebuah amplop kecil lalu menghiasnya dengan sedikit spidol warna dan pita dari kertas yang berukuran kecil.
Jayden keluar kamarnya untuk menuju kamar yang ada di sebelah kamarnya alias kamar sang adik.
Remaja itu mengerutkan dahinya. Pintu kamar adiknya sudah tertutup, apakah penghuninya sudah tidur? Padahal ini baru jam setengah sembilan malam. Tanpa ragu Jayden membuka knop pintu kamar itu dengan perlahan dan benar saja penghuni kamarnya sudah terlelap. Sejenak ia terdiam dan mengingat bahwa adiknya itu akan tidur lebih awal jika besok adalah hari ulang tahunnya.
Jayden menatap wajah Jihan dari depan pintu, tanpa sadar ia tersenyum. Ini memang bukan kali pertamanya ia melihat adiknya tidur tapi entah mengapa ia selalu merasa tenang jika melihat wajah adiknya yang sedang tidur.
Sadar dengan apa yang tengah ia lakukan sedari tadi, Jayden kembali ke kamarnya.
"Lo ngapain si Jayden?! Enggak! Mau bagaimanapun juga anak itu udah hancurin keluarga lo."
Saat itu juga Jayden mengambil mini cake tadi lalu membuangnya, tetapi tidak dengan surat yang ia tulis tadi.
🍂🍂🍂
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] "𝗛𝗜𝗥𝗔𝗘𝗧𝗛"
Teen FictionJihan rindu rumah lama nya. Jihan hanya berharap suatu hari nanti ia bisa merasakan rumah yang sebenarnya. Jihan hanya ingin mendengar ungkapan sayang dari orang yang paling ia sayangi. Harapannya begitu kecil tapi rasanya susah sekali untuk mewujud...