05. Rumah Sementara

1.1K 190 3
                                    

Happy reading❤




Jihan pergi ke rumah Marvin untuk kesekian kalinya.

Tapi sebelum itu ia bilang pada Juan melalui surat yang ditempel di depan pintu kamarnya bahwa ia akan pulang lebih lambat.

Bukan tanpa alasan, Jihan ingin menghabiskan waktunya seharian bersama Marvin untuk membuat es krim. Meskipun akhirnya Jihan akan dimarahi oleh kakaknya walaupun sudah membuat surat.

"Hey, kok bengong aja?" Tanya Marvin yang sedari tadi memperhatikan Jihan yang sedang melamun.

"Kak Marvin nanya kita mau buat es krim apa?" Lanjutnya.

"E-eh? Anu, buat es krim susu aja deh yang gampang hehe."

Lalu Marvin tersenyum. Marvin jadi teringat bagaimana pertama kali ia bertemu dengan seorang peri kecil yang ada di hadapannya sekarang.

Flashback on

2 tahun yang lalu.

Marvin baru pulang di sore hari karena sibuk dengan jadwal kuliahnya. Sore itu hujan, jadi Marvin memilih untuk melewati jalanan yang lebih dekat untuk sampai ke rumahnya. Marvin menganggap jalan itu sebagai jalan pintas.

Saat melewati deretan rumah - rumah yang besar, Marvin melihat seorang anak kecil yang sedang tertunduk kehujanan di depan pagar salah satu rumah. Marvin berpikir bahwa anak itu sedang menangis. Karena tidak tega, Marvin menghampiri anak kecil tersebut.

"Hey sweetheart, are you okay?" Marvin mencoba menepuk pundak anak kecil itu.

Lalu anak kecil tersebut menoleh ke arah Marvin. Dan benar saja, anak kecil itu sedang menangis. Anak kecil itu hanya diam memandangi Mark.

"Kok kamu disini? Hujan loh, nanti bisa sakit." Kata Marvin lalu menepuk-nepuk pelan kepala anak tersebut. Lagi-lagi anak itu hanya diam.

"Gak baik hujan-hujanan, nanti kamu bisa sakit. Ayo ikut sama kakak."

Anak itu menggeleng, ia merasa takut bahwa orang yang ada di depan nya ini akan berbuat jahat padanya.

"Kakak bukan orang jahat kok tenang aja nanti kakak antar kamu pulang lagi." kata Marvin seolah mengerti tatapan anak itu.

Setelah Marvin membujuk anak itu, akhirnya ia mengangguk dan ikut bersama Marvin. Marvin masuk kedalam mobil lalu menancapkan gas untuk menuju ke rumahnya. Dan setelah sampai dirumahnya, Marvin langsung mendekapkan anak itu dengan handuk miliknya yang lumayan tebal. Marvin membawa anak itu duduk menuju sofa besar di ruang televisi. Marvin tak langsung mengajak anak itu bicara karena Marvin berpikir anak itu butuh waktu sebentar untuk menenangkan pikirannya. Marvin menuju dapur untuk membuatkan segelas minuman coklat hangat.

"Ini minum dulu." Marvin memberikan minuman coklat hangat itu kepada anak itu. Dengan sedikit ragu, anak itu meminum minuman yang Marvin buatkan untuknya, dan badannya terasa hangat setelah meminum minuman coklat tersebut.

"Nama kamu siapa?" Tanya Marvin dengan nada bicara yang sangat lembut.

"Jihan." jawab anak itu dengan suara yang sangat kecil bahkan hampir tak terdengar namun Marvin masih bisa mendengarnya.

[✓] "𝗛𝗜𝗥𝗔𝗘𝗧𝗛"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang