Happy reading❤
Hari ini ulang tahun Mamanya, mana mungkin Juan lupa.
Juan memasuki kamar kedua orang tuanya yang sudah hampir 13 tahun kosong. Disana terdapat foto Tiffany yang sangat besar yang dipasang oleh Dimas dan disampingnya terdapat foto pernikahan Tiffany dan Dimas.
Juan membuka lemari baju yang ada disana. Ia mengambil album foto kecil yang masih tersimpan rapih di dalam sana. Perlahan ia membuka dan di halaman pertama terpasang foto dirinya dan Jamie yang baru lahir.
Di halaman kedua terpasang foto dirinya yang sedang bermain mobil mainan yang sampai sekarang mobil mainan itu masih Juan simpan di kamarnya. Juan membuka-buka lagi halaman selanjutnya yang terpasang foto dirinya, Jamie, Mamanya, dan Papanya serta di bawah fotonya tertulis 'Ulang Tahun si Kembar' lalu Juan tersenyum sendiri membacanya. Itu adalah foto saat dirinya dan Jamie berulang tahun yang ke satu tahun. Juan digendong oleh Dimas dan Jamie digendong oleh Tiffany.
Dipertengahan halaman, terpasang foto Jayden yang baru lahir. Entah kebetulan atau apa, difoto itu Jayden terlihat tersenyum dengan hanya menunjukan gusinya karena gigi-giginya belum tumbuh, Juan gemas sendiri melihatnya.
Pada saat Juan membuka tiga halaman terakhir dan terpasang foto Tiffany yang sedang mengandung adiknya, Jihan. Dibuka lagi halaman selanjutnya terpasang foto Jihan yang masih bayi dan yang terakhir terpasang foto dirinya, Papanya, Jamie, Jayden, dan Jihan yang berada di gendongan Papanya, Dimas. Tanpa sadar air matanya jatuh membasahi pipinya.
Juan langsung menutup album foto tersebut dan beralih menatap foto Mamanya.
"Ma... Juan kangen. Juan masih gak nyangka kalo Mama bakal pergi secepat itu." Saat itu juga Juan menghapus air matanya dan beranjak pergi dari kamar orang tuanya.
Juan pergi dari rumahnya dan berniat untuk pergi ke makam Tiffany untuk mengobati rasa rindunya.
🍂🍂🍂
"Jihan sayang Mama, Papa, Kak Juan, Kak Jamie, dan Kak Jayden,"
Begitu terkejut Juan sesampainya di makam Tiffany, ia melihat adik perempuan satu-satunya sedang menangis sambil memeluk batu nisan sang Mama. Hatinya merasa tercabik-cabik saat Jihan berkata seperti itu.
"Tuhan, Jihan mau Kak Juan, Kak Jamie, dan Kak Jayden sehat terus. Gak masalah Jihan mau dibenci, dimarahin, dibentak, dan dipukulin terus sama mereka. Jangan ambil mereka dari Jihan tuhan, Jihan sayang mereka. Cukup Mama sama Papa yang diambil, Jihan gak sanggup kalau harus mendapati kehilangan lagi."
Demi apapun Juan tidak kuat mendengar adiknya berbicara seperti itu. Juan mengeluarkan air mata tanpa bersuara sedikitpun. Ia merasa gagal menjadi seorang kakak dan merasa bersalah kepada Mama dan Papanya karena tidak menjaga adik perempuan satu-satunya dengan baik.
Juan memang sadar bahwa selama ini dia membenci adiknya itu. Tetapi ketika Jihan sudah berbicara seperti ini, hatinya luluh seketika. Juan sangat membenci perasaan seperti ini, rasanya Juan ingin mengadu kepada seseorang, tapi kepada siapa?
Juan tidak kuat menahan tangisnya dan akhirnya ia pergi dari sana.
Entah apa yang ada dipikiran Juan tapi dia pergi ke bar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] "𝗛𝗜𝗥𝗔𝗘𝗧𝗛"
Teen FictionJihan rindu rumah lama nya. Jihan hanya berharap suatu hari nanti ia bisa merasakan rumah yang sebenarnya. Jihan hanya ingin mendengar ungkapan sayang dari orang yang paling ia sayangi. Harapannya begitu kecil tapi rasanya susah sekali untuk mewujud...