Happy reading❤
"Mama! Liat nih baju Jihan basah gara-gara Kak Jayden, huh!" Dengus Jihan kesal.
"Dih ngaco, kan kamu sendiri yang jatuh,"
Tiffany hanya menggeleng-geleng pelan dan tersenyum tipis. "Udah ah jangan berantem mulu."
"Wleee!" Jayden mengejek adiknya itu.
"Ish Kak Jayden! Awas ya aku gigit nih," seru Jihan kesal kemudian lari mengejar Jayden.
"Kejar Kakak kalo bisa wlee,"
Mereka berdua bermain kejar-kejaran di taman. Juan yang melihat kedua adiknya itu tertawa sampai sepasang matanya membentuk bulan sabit.
"Jayden, Jihan, jangan lari-larian. Itu licin loh, nanti jatuh." Peringat Dimas.
"Tau tuh Jihan!" Jayden mendengus.
"Ih kok jadi Jihan?! Kan Kakak duluan yang mulai!"
Jayden hanya menyeringai menampilkan gigi-giginya yang rapi.
"Daripada main lari-larian, mending main peri-perian aja. Jihan jadi peri kecil, nanti Kakak jadi prajurit yang siap melindungi sang peri," usul Juan.
"Setujuuuu!" Jihan berseru.
"Gak mau ah, mainan cewek." Tolak Jauden.
"Yaudah kalo gak mau, Jihan mau main sama Kak Juan aja wleee!"
Jihan memakai sayap peri mainan di punggungnya dan memakaikan dua jepit kupu-kupu di kedua sisi rambutnya serta memegang tongkat sihir mainan.
"Jihan peri kecil yang siap menolong siapapun!" Lalu Jihan bertingkah seperti sedang terbang.
"Aku prajurit Juan yang siap menjaga peri kecil!" Juan mengikuti Jihan dari belakang.
Keduanya bermain dan bercanda lalu terdengar suara tawa yang menghangatkan suasana. Jayden dan Jamie yang melihat suasana ini dari pinggir taman sesekali ikut tertawa.
Disela-sela mereka bermain, Ayahnya memanggil si kecil. "Peri kecil,"
"Iya Pa?"
"Ayo, saatnya kita pergi."
Jihan tak menjawab, ia hanya melepaskan semua mainan yang ia pakai tadi lalu berlari ke arah Ayahnya.
"Ayo Ma," ajak Jihan menarik tangan Ibunya.
"Kalian mau kemana?" Tanya Jamie sedikit panik.
"Adik kamu sudah harus ikut Papa, Jamie." Dimas tersenyum.
"Jamie, tolong jaga rumah ya." Ucap sang Mama lembut.
"Jangan pergi," lirih Jamie dengan suara parau.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] "𝗛𝗜𝗥𝗔𝗘𝗧𝗛"
Teen FictionJihan rindu rumah lama nya. Jihan hanya berharap suatu hari nanti ia bisa merasakan rumah yang sebenarnya. Jihan hanya ingin mendengar ungkapan sayang dari orang yang paling ia sayangi. Harapannya begitu kecil tapi rasanya susah sekali untuk mewujud...