Happy reading❤
Jayden mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Bukan tanpa alasan, pasalnya Jayden habis bertanding bola basket di sekolahnya. Badannya sakit semua, rasanya ingin cepat-cepat sampai rumah lalu merebahkan diri ke kasur dan tidur.
Jarak antara sekolah dan rumahnya bisa dibilang tidak jauh dan juga tidak dekat. Kira-kira jika mengendarai motor kurang lebih 10 menit perjalanan.
Jayden sampai di rumah masih dalam keadaan baju yang basah karena keringat. Ia membuka pintu rumah dan langsung mencium aroma khas rumahnya.
Jayden langsung naik ke lantai dua lebih tepatnya lagi menuju kamarnya.
Saat melewati kamar Jihan, Jayden melihat pintunya sedikit terbuka. Diam-diam Jayden mengintip untuk memastikan apakah yang mempunyai kamar sudah pulang sekolah. Dan ternyata Jihan sudah pulang sekolah.
Jayden melihat Jihan sedang duduk di meja belajarnya tetapi tidak ada buku di atasnya melainkan kotak P3K. Jayden tahu kalau Jihan sedang mengobati lukanya yang ia dapat tadi malam. Jayden tahu apa yang dilakukan Juan pada Jihan semalam karena ia belum tidur. Suara Juan yang sangat menggelegar terdengar jelas di telinganya. Jayden ingin sekali meredakan amarah kakaknya itu tetapi percuma, selama ini tidak ada yang bisa meredakan amarah Juan, meskipun itu Jamie sekalipun.
Sesekali Jayden melihat Jihan meringis kesakitan karena luka yang diobatinya sendiri. Begitu banyak luka yang Jihan dapatkan karena kakaknya itu tetapi sudah biasa baginya. Jangan katakan Jihan tidak menangis karena tidak mau terlihat cengeng, ia tidak menangis karena sudah terbiasa dengan luka dihatinya. Ditambah dengan makian yang terus di dengarnya sepanjang hari. Rasa sakit di fisiknya terkalahkan oleh rasa sakit yang menyeruak di hatinya.
Jangan kira bahwa Jayden tidak pernah menyakiti Jihan, tentu saja pernah jika Jihan pulang telat. Jayden akan menamparnya sampai ada bekas kemerahan di pipi Jihan.
Jayden kembali menuju kamarnya untuk beristirahat.
🍂🍂🍂
Jayden terbangun. Ia melihat jam di dinding kamarnya menunjukan pukul 9 malam. Sudah pasti semua orang di rumahnya sudah tidur kecuali mereka mempunyai tugas yang harus dikerjakan.
Jayden berjalan ke dapur untuk meminum segelas air. Dilihatnya kamar Juan dan Jamie sudah gelap yang berarti mereka sudah tidur.
Jayden bosan. Rasa kantuknya sudah hilang, lagipula ia tidur dari sore tadi dan baru terbangun jam 9 malam ini. Akhirnya ia memutuskan untuk bermain play station di ruang tv, tentu saja dengan volume yang kecil.
Jayden bermain PS dengan segelas minuman bersoda yang kebetulan ada di kulkas dan stoples kacang-kacangan. PS itu ia beli setahun yang lalu karena itu adalah keluaran terbatas. Bahkan Jayden rela tidak jajan selama sebulan untuk membelinya.
Dari dulu Jayden memang sudah punya PS tetapi yang ini berbeda dengan PS nya yang dulu. Orang-orang mungkin bilangnya sama saja tetapi bagi Jayden berbeda karena ini edisi terbatas.
Dirasanya sudah bosan dan Jayden kembali mengantuk akhirnya Jayden memutuskan untuk kembali ke kamar dan tidur. Jayden memang tipe orang yang mudah bosan.
Jayden melewati kamar Jihan yang pintunya masih terbuka dikit dan lampunya belum diganti dengan lampu tidur.
"Ck!" Jayden berdecak pelan.
Saat turun kebawah juga Jayden tentu saja melewati kamar Jihan karena kamar mereka bersebelahan, tetapi tadi Jayden tidak memperhatikan karena matanya masih sedikit mengantuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] "𝗛𝗜𝗥𝗔𝗘𝗧𝗛"
Teen FictionJihan rindu rumah lama nya. Jihan hanya berharap suatu hari nanti ia bisa merasakan rumah yang sebenarnya. Jihan hanya ingin mendengar ungkapan sayang dari orang yang paling ia sayangi. Harapannya begitu kecil tapi rasanya susah sekali untuk mewujud...