Happy reading❤
Sudah seminggu berlalu sejak kejadian tabrak lari Jihan. Pelaku pun sudah tertangkap, diduga pelaku sedang dalam keadaan mabuk saat menyetir. Tetapi Juan tidak mau mengambil pusing soal itu. Jamie dan Jayden juga tidak mempermasalahkan soal itu. Yang terpenting bagi mereka saat ini adalah soal Jihan bisa sembuh.
Selama seminggu ini juga keadaan masih belum berubah. Jihan masih belum sadar dari koma nya.
Namun selama seminggu ini ada banyak sekali perubahan dari sifat Juan, Jaamie, dan Jayden. Rupanya naluri seorang Kakak laki-laki untuk adik perempuan masih melekat dalam diri mereka.
Juan sedang duduk di kursi dekat bangsal Jihan sedangkan Jamie dan Jayden sedang duduk di sofa. Ketiganya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
Oh iya, Jihan sudah dipindahkan dari ICU ke ruang rawat biasa. Kata dokter kondisinya sudah jauh lebih stabil dari keadaan awal, hanya tinggal menunggu ia sadar dari tidur panjangnya saja.
Juan sedikit memperhatikan tangan adiknya itu. Apakah dia bergerak?
Perlahan netra bening yang berwarna coklat pekat milik Jihan terbuka setelah seminggu ini terus tertutup.
"Jamie, Jayden, Jihan bangun!"
Jamie dan Jayden sontak saja berdiri serta memperhatikan pupil besar adiknya itu mulai terlihat. Juan langsung menekan tombol merah yang ada di samping bangsal. Tak lama setelahnya, dokter Jeffrey datang bersama dengan beberapa suster di belakangnya.
"Eh cantik udah bangun," sapa Jeffrey pelan dengan menyunggingkan senyum di wajahnya.
Jihan tidak bodoh untuk menanyakan apa yang terjadi padanya dan dimana ia saat ini, tidak seperti di film. Ia tahu persis dan ingat apa yang telah terjadi.
"Ada yang sakit gak sayang?" Tanya Jeffrey lagi.
Namun masih tidak ada jawaban dari sang empu.
"Kepalanya sakit gak?"
"Sedikit..." jawab Jihan dengan suara sedikit serak dan pelan, ia berusaha berbicara semampunya agar suaranya terdengar. Wajar saja karena sudah selama seminggu ia tak bergerak maupun mengeluarkan suaranya.
Juan yang mendengar suara adiknya lagi itupun menghembuskan nafas lega.
"Saya mau periksa adik kalian jadi kalian tolong tunggu di luar sebentar ya." Ucap dokter muda tersebut kepada Juan, Jamie, dan Jayden.
Setelah kurang lebih 5 menit diperiksa, Jeffrey keluar dari ruangan tempat Jihan dirawat.
"Kondisi adik kalian semakin membaik tetapi semua alat medisnya tidak akan saya lepas sebelum keadaannya benar-benar sempurna, juga karena itu semua membantu akan paru-paru nya bekerja seperti biasa. Oh iya satu lagi, dia akan makan dari selang karena keadaannya masih belum meyakinkan untuk memasukan makanan ke dalam mulutnya." Jelas Jeffrey.
"Jadi kapan kondisinya kembali normal dok?" Tanya Jayden.
"Untuk itu saya tidak tahu pasti, mungkin sekitar 2 sampai 3 minggu lagi, itupun kalau kondisinya tetap stabil seperti sekarang. Jadi tidak menutup kemungkinan kalau kondisinya bisa menurun dan kembali seperti awal. Tapi kalian jangan khawatir. Dan kalau dia ngerasa sesak nafas panggil saya atau perawat lain. Yaudah saya permisi dulu ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] "𝗛𝗜𝗥𝗔𝗘𝗧𝗛"
Teen FictionJihan rindu rumah lama nya. Jihan hanya berharap suatu hari nanti ia bisa merasakan rumah yang sebenarnya. Jihan hanya ingin mendengar ungkapan sayang dari orang yang paling ia sayangi. Harapannya begitu kecil tapi rasanya susah sekali untuk mewujud...