24. Bagian Tak Berjudul

1.7K 185 22
                                    

Happy reading❤



Selama seharian ini, Jayden hanya meringkuk dibawah selimut tempat tidurnya dengan air mata yang terus berjatuhan tanpa henti. Ia bahkan belum makan sejak pagi.

Adiknya dimakamkan 3 hari yang lalu. Selama 3 hari itu juga ia tak berangkat sekolah.

Perlahan ia menyibakan selimut yang sedari tadi menutupi tubuhnya. Ia berdiri lalu melangkah keluar kamarnya. Melangkah dengan langkah yang berat serta derai air mata yang terus berjatuhan. Jayden memasuki kamar adiknya yang bernuansa bunga-bunga dan cat nya yang berwarna hijau.


Ia duduk di meja belajar yang menghadap balkon. Disana ia melihat jelas ada buku-buku pelajaran yang tersimpan rapi dengan beberapa alat tulis. Namun terdapat satu buku yang menarik perhatiannya. Seperti... buku harian?

Jayden membuka halaman demi halaman dari buku itu. Dan benar saja, itu adalah buku harian adiknya.

Ada satu halaman yang tertarik untuk ia baca.

'Kakak.... Jihan gak suka dibentak, Jihan gak suka dimarahin, Jihan juga gak suka dipukul. Rasanya sakit Kak, sakit banget. Dada Jihan rasanya sesak, hati Jihan juga sakit. Kalau seandainya Kakak baca ini jangan marahin Jihan lagi ya Kak? Jihan sayang Kakak♡'

Jayden mengusap pelan halaman yang baru saja ia baca. Singkat memang, tetapi artinya sangat dalam.

"Maaf...."

Suara isakan kembali terdengar.

Jayden membalikan halaman. Halaman terakhir yang ada tulisannya.

'Hari ini ulang tahun Kak Jayden, Jihan ngasih dia ucapan ulang tahun. Jihan juga naruh beberapa makanan coklat di kadonya. Kotak kadonya kecil, warna kuning, Jihan hias dengan bunga-bunga kecil. Harapan Jihan cuma satu, semoga Kak Jayden nerima kado yang Jihan kasih. Seenggaknya dia nyimpen di kamarnya. Selamat ulang tahun Kakak, bahagia terus ya, Jihan sayang Kakak'

Jayden tak kuasa menahan air matanya. Ia menutup buku harian itu lalu memeluknya seakan-akan buku itu adalah adiknya. Ia bisa mendengar dengan jelas suara adiknya yang mengucapkan kalimat demi kalimat yang tertulis dalam buku harian itu. Isakan terdengar jelas memenuhi ruangan, bahkan mungkin terdengar di seluruh penjuru rumahnya. Juga ia tak bisa berhenti mengucapkan kata 'maaf'. ia tahu bahwa Jihan memaafkannya atas semua hal yang ia perbuat selama ini, tetapi Jayden yang tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.

Ia jalan ke arah kardus dengan bertuliskan 'Mikha' di sebuah kertas yang ditempel di permukaan kardus tersebut dan terletak di ujung dekat pintu balkon. Perlahan Jayden mengambil seekor kucing berbulu abu-abu putih. Ia memeluk kucing itu dengan lembut.


Ia terus menggumamkan nama sang adik yang kini sudah bersama kedua orang tuanya.

Disisi lain, Juan sedang berada di dapur. Matanya bengkak sebab ia tak berhenti menangis selama beberapa hari.

"Kakak... gak boleh telat apalagi sampai gak makan ya."

Kalimat itu terus terngiang-ngiang di kepalanya. Dari 3 hari yang lalu, Juan mencoba untuk makan setidaknya setengah piring ia habiskan, namun selalu gagal karena ditengah-tengah melakukan kegiatan makan Juan selalu ingat bagaimana ia melihat wajah adiknya untuk terakhir kalinya yang pucat pasi.

[✓] "𝗛𝗜𝗥𝗔𝗘𝗧𝗛"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang