13. Yang Sebenarnya Terjadi

943 154 1
                                    

Happy reading❤

14 tahun yang lalu....

"Berita terkini. Terjadi pembantaian di salah satu perusahaan di Ibu Kota Jakarta pada tanggal 3 April 2004 lalu. Terdapat satu korban jiwa dengan luka tembakan yang berada di punggungnya. Diduga korban tersebut adalah CEO dari perusahaan itu sendiri yang berinisial 'H'. Tersangka pembunuhan diduga adalah direktur dari perusahaan itu sendiri. Saat ini polisi masih menyelidiki apa penyebab pembantaian pada perusahaan tersebut."

Hampir seluruh saluran televisi di negri ini sedang menyuguhkan berita yang sama, tentang pembantaian yang terjadi pada salah satu perusahaan yang berada di Ibu Kota.

Sedangkan di pengadilan....

"Dimas di nyatakan tidak bersalah karena tidak ada bukti sama sekali bahwa ia telah membunuh korban," ucap Hakim yang sedang menangani kasus Dimas.

"Pada hari ini, 15 April 2004, kami nyatakan kasus ini ditutup dan tersangka Dimas terbebas dari gugatan laporan pembunuhan dari korban yang bernama Henry." Kemudian Hakim tersebut mengetuk palu lalu meninggalkan tempat persidangan.

"Yang Mulia, gak bisa gitu, dia udah bunuh suami saya! DIA UDAH BUNUH MAS HENRY!" Ailee, wanita paruh baya itu histeris karena dia masih kehilangan sosok laki-laki yang ia cintai selepas pembantaian.

"Maaf bu, tapi kami nyatakan kasus ini selesai." Lalu Hakim tersebut langsung keluar dari ruangan persidangan itu.

"MAS HENRY, JANGAN TINGGALIN AKU MAS!" Ailee masih histeris dengan air matanya yang sudah banjir membasahi pipinya.

Tiffany yang sedang hamil besar hanya bisa menahan dan mencoba membuat Ailee tenang.

"PERGI KAMU! JANGAN COBA - COBA TENANGIN SAYA! SUAMI KAMU ITU UDAH NGEBUNUH SUAMI SAYA!" Ailee mendorong Tiffany agar menjauh dari dirinya.

"DASAR PENGHIANAT KALIAN SEMUA! SELAMA 10 TAHUN KITA JALANIN PERTEMANAN INI TERNYATA INI BALASAN KALIAN?! JAHAT! DASAR TITISAN IBLIS!"

Tidak ada yang bisa Tiffany lakukan selain menjauh. Tiffany hanya takut Ailee semakin histeris, bisa-bisa Ailee tanpa sengaja akan menyakiti janinnya yang masih ada di dalam perut.

"Mas Henry..." lirih Ailee yang sudah bersimpuh di lantai ruangan tersebut.

"Anak-anak kita masih kecil Mas, apa kamu tega ninggalin aku sendirian ngurusin anak-anak? Aku gak bakal kuat Mas...."

Tiffany memperhatikan Ailee dengan tatapan sendu. Ia tahu bahwa suaminya bersalah atas kematian suami sahabatnya itu, tapi ia juga tidak mau menyalahkan suaminya.

🍂🍂🍂

Kini Dimas sedang berada dikeadaan paling terpuruknya. Istrinya pergi setelah melahirkan anak bungsunya minggu lalu.

Ia tidak terbiasa dengan keadaan seperti ini untuk mengurus anaknya yang baru lahir sendirian. Dimas seketika mengingat bagaimana dirinya dan Tiffany mengurus anak kembar mereka, Juan dan Jamie lalu mengingat bagaimana mereka mengurus Jayden bersama-sama. Dan sekarang semua itu hanya tinggal kenangan yang terus terputar di kepala Dimas seperti film dokumenter.

Saat ini Dimas sedang berada di kamarnya dengan anak bungsunya Jihan di sampingnya. Jihan tertidur sangat pulas.

"Papa," panggil Juan dari arah pintu dengan suara parau.

[✓] "𝗛𝗜𝗥𝗔𝗘𝗧𝗛"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang