10. Our Friendship [Special Chapter]

1K 157 0
                                    

Happy reading❤


Mungkin orang bertanya-tanya mengapa Jihan, Winda, dan Dion bersahabat dengan segitu dekatnya. Bisa dibilang persahabatan mereka sedekat rusuk dan jantung.

Kemana-mana pasti mereka selalu bertiga. Ke kantin, main, bahkan sampai mengerjakan tugas pun mereka selalu bersama.

Mereka berani bersumpah tidak akan memecahkan persahabatan mereka walaupun akan dibayar dengan ribuan berlian. Karena bagi mereka persahabatan lebih penting daripada ribuan berlian sekalipun.

Apakah yang membuat mereka sangat dekat seperti itu? Jawabannya adalah mereka mempunyai banyak kesamaan. Salah satunya adalah mereka bertiga sama-sama anak yang kuat.

Mereka mempunyai nasib yang hampir sama lalu berbagi cerita dan saling menyimpan rahasia satu sama lain. Bahkan persahabtan mereka bisa dibilang lebih indah daripada pelangi yang muncul di langit berwarna jingga setelah hujan.

Mungkin bagi sebagian orang kata 'Sahabat' cuma sekedar menjalin hubungan pertemanan lalu hubungan itu semakin dekat dan kemudian menjadi sahabat. Namun bagi Jihan, Winda, dan Dion kata 'Sahabat' lebih dari sekedar itu. Memang tidak bisa dijelaskan secara pasti tetapi Sahabat adalah harta paling berharga yang pernah dimiliki mereka setelah keluarga.

Bahkan jika perlu, mereka bertiga akan menukarkan apapun demi menjalin hubungan persahabatan mereka tetap utuh.

Mungkin sebagian orang akan beranggapan ini terlalu berlebihan atau 'lebay', tetapi memang ini kenyataannya.

Seperti kata orang, 'Teman itu seperti daun, bisa ditemukan dimana saja. Tetapi sahabat seperti berlian, susah didapatkan dan ketika kita sudah mendapatkannya maka itu akan menjadi barang yang sangat berharga'

Tiga orang anak yang sama-sama kuat dipertemukan dalam suatu tempat dan akhirnya menjalin hubungan persahabatan yang sangat erat. Tali persahabatan mereka sungguh kuat sampai-sampai tidak ada orang yang bisa memutuskan tali tersebut.

Jihan dan Winda memang seumuran, hanya Dion saja yang lebih tua satu tahun diatas mereka. Jihan dan Winda bersyukur karena memiliki sahabat laki-laki yang tangguh seperti Dion, sama seperti namanya. Jihan dan Winda merasa terlindungi ketika bersama Dion.

Begitu pula Jihan dan Dion yang juga merasa sangat bersyukur karena memiliki sahabat seperti Winda. Winda cerdas, Jihan dan Dion bisa meminta bantuan apa saja ketika sedang kesulitan dalam hal belajar lalu Winda akan mengajarinya. Tetapi bukan menyontek ya, bedakan mengajari dengan memberi contekan.

Dan Winda serta Dion juga bersyukur mempunyai sahabat sekuat Jihan yang tidak pernah kenal kata menyerah. Jihan selalu menyemangati Winda dan Dion saat mereka sedang sedih meskipun ia juga sebenarnya butuh orang yang harus menyemangatinya.

Ibaratkan simbiosis mutualisme, persahabatan mereka bertiga saling menguntungkan satu sama lain.

Takdir Jihan yang harus ditinggal ibunya saat ia baru lahir dan disusul ayahnya yang meninggalkannya saat ia berumur 3 tahun. Lalu mendapat kebencian dari ketiga kakaknya

Takdir Winda yang ditinggal juga dengan ibunya saat ia baru lahir dan ayahnya yang tidak beryanggung jawab atas kehamilan ibunya dan berakhir dengan Winda yang diurus dan dibesarkan oleh nenek dan kakeknya.

Takdir Dion yang ditinggal ayahnya saat ia baru berusia 11 bulan lalu menyebabkan ibunya stres berat karena ditinggal ayahnya dan akhirnya mengalami gangguan jiwa. Jadi Dion hanya diurus dengan Haikal, kakak Dion satu-satunya.

Apakah takdir mereka itu yang membuat mereka menjadi dekat seperti ini? Tentu saja. Mereka saling berbagi cerita lalu menjaga rahasianya antar sesama. Meskipun mereka memiliki banyak kekurangan, tetapi akan terasa lengkap dan sempurna jika mereka bersama-sama.

Lalu apakah mereka pernah bertengkar? Dan lagi-lagi jawabannya adalah tentu saja. Tidak ada yang namanya tidak ada pertengkaran dalam persahabatan. Pasti ada saja permasalahan kecil lalu tidak saling tegur sapa dan beberapa hari kemudian kembali lagi seperti semula.

Marvin saja terkejut ketika Winda bercerita kepadanya dengan persahabatan mereka bertiga. Marvin sungguh tidak menyangka bahwa persahabatan seperti ini di dunia nyata sungguh ada. Tidak ada kekuatan manapun yang bisa mengalahkan persahabtan mereka.

Persahabatan Jihan, Winda, dan Dion yang sedekat rusuk dan jantung, lebih indah dari pelangi yang muncul di langit berwarna jingga setelah hujan, saling menguntungkan layaknya simbiosis mutualisme, dan tidak ada kekuatan manapun yang bisa mengalahkan persahabatan itu.

Jihan yang percaya adanya keajaiban di dunia ini, Winda yang percaya bahwa semua mimpi akan menjadi kenyataan, dan Dion yang percaya jika ia akan menjadi ksatria bagi kedua sahabatnya itu semakin memperjelas dan memperkuat persahabatan yang mereka jalin.

Suka dan duka dilalui mereka secara bersamaan serta saling menguatkan satu sama lain.

Suatu hari Winda pernah bercerita bercerita kepada Jihan dan Dion. Winda bercerita bahwa semalam ia bermimpi berlari bersama Jihan dan Dion menuju ujung pelangi. Tangan mereka saling berkaitan dan tidak bisa lepas sama sekali. Dan saat sampai diujung pelangi, mereka membuat janji bahwa mereka tidak akan melepaskan tali persahabatan mereka sampai langit sendiri yang memisahkannya.

Lalu saat selesai bercerita, saat itu juga mereka bertiga membuat janji yang sama seperti di dalam mimpi Winda bahwa mereka tidak akan melepaskan tali persahabatan mereka sampai langit yang memisahkannya.

To be continued....

Ini spesial chapter tentang persahabatan Jini, Winda, & Dion.

Semoga kalian suka >.<

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca. Serius aku suka banget kalo kalian spam komen💗💗



[✓] &quot;𝗛𝗜𝗥𝗔𝗘𝗧𝗛&quot;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang