21. Tertidur

1.6K 190 37
                                    

Happy reading❤

Hari ini, jam ini, menit ini, juga detik ini, Jayden berlarian bersama para perawat yang lain untuk membawa sang adik ke ruang UGD menggunakan brankar. Suara roda yang bergesekan dengan lantai terdengar jelas di sekitar koridor rumah sakit tersebut begitu menyayat hatinya.

Ia tak peduli dengan keadaan baju dan tangannya yang kini basah terkena air hujan dan dipenuhi dengan darah.

"Mas nya tunggu disini, kami akan segera ambil tindakan." Ucap salah satu perawat.

Jayden melihat pintu UGD yang mulai tertutup dan melirik adiknya sekilas. Mata adiknya itu masih sedikit terbuka dan pandangannya menuju ke arahnya.

Entah sudah berapa tetes air mata yang berhasil lolos dari pelupuk matanya.

Jayden mencari kamar mandi. Setelah ketemu, ia membersihkan tangannya yang penuh darah lalu menelfon kedua Kakaknya.

Jayden kembali duduk di ruang tunggu. Ia mengacak-acak rambutnya frustasi. Dan disaat seperti inilah Jayden merasa gagal menjadi seorang Kakak dan melanggar janji kepada Ayahnya dulu bahwa ia akan menjaga adiknya.

Drap drap drap

Suara langkah kaki terdengar memenuhi ruang tunggu tersebut.

"Jayden lo kenapa?" Tanya Jamie panik.

Juan melihat Jayden heran karena bajunya dipenuhi oleh bercak darah. Akhirnya Juan dan Jamie duduk di sebelah kanan kiri Jayden.

"Coba tenangin diri lo dulu baru cerita ke kita pelan-pelan." Juan mengusap bahu Jayden pelan seraya menenangkannya.

Jayden menarik nafas perlahan lalu mulai berbicara. "Tadi gue baru sampai rumah terus tiba-tiba Jihan nelfon minta jemput. Suaranya bercampur sama suara hujan. Tapi pada saat gue jemput dia ke tempat yang dia maksud, gue liat dia udah tergeletak penuh darah dijalanan."

"Terus sekarang gimana?" Tanya Jamie dengan raut muka yang berubah menjadi khawatir.

"Dia lagi di tanganin sama dokter di dalem."

Cklek

Suara pintu terbuka.

Juan, Jamie, dan Jayden langsung berdiri dan ada seorang dokter yang keluar dari sana.

"Maaf, dengan keluarga pasien?" Tanya dokter tersebut.

"Iya dok, saya Kakaknya." Jawab Juan cepat.

"Kami akan segera memindahkan pasien ke ruang operasi, tetapi sebelum itu kami butuh darah secepatnya karena pasien kehilangan banyak darah. Golongan darahnya–"

"AB rhesus negatif, saya dok." Sela Jamie cepat.

"Baik, mari ikut saya." Jamie mengikuti dokter tersebut.

🍂🍂🍂

Jam 9 malam.

Cklek

Pintu ruang operasi terbuka dan menampakan dokter yang sedari tadi menangani Jihan. Sontak saja Juan, Jamie, dan Jayden langsung berdiri.

[✓] "𝗛𝗜𝗥𝗔𝗘𝗧𝗛"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang