BAB 4: KONTES MUSIK

765 40 0
                                    

Jam dinding yang terpajang di atas papan tulis di dalam kelas XI IPS 3 sudah menunjukkan pukul sembilan. Hal itu tak lepas dari penglihatan mata Rendra yang sesekali melirik benda bulat yang ada di hadapannya. Sesekali ia meliriknya, kemudian membuang wajah seakan tak peduli. Cowok itu seperti tengah memikirkan sesuatu, kebingungan, dan sedang berada dalam dilema. Ia masih berpikir untuk datang ke acara penting kakaknya ataukah tidak.

Tak lama, setelah menimbang semuanya, Rendra berdiri dari duduknya, kemudian menyambar tasnya dengan kesal. Ketiga sahabatnya yang berada dekat dengannya langsung menatapnya seketika. Mereka bingung.

“Ke mana dia?” gumam Nizar pelan, namun masih dapat didengar oleh dua orang di dekatnya.

“Ren, lo mau ke mana?” teriak Direy. Namun Rendra sudah hilang melewati pintu.

Rendra berjalan menuju parkiran. Setelah memikirkannya, kini Rendra memutuskan untuk datang ke acara kontes musik yang akan diikuti oleh Rishan. Awalnya ia tidak tertarik dan tak mau peduli. Namun entah kenapa perasaannya mengatakan jika ia harus pergi.

“Ren, lo mau ke mana?” tanya Direy lagi yang sudah mengejar Rendra, diikuti dua orang lain di belakangnya.

“Kontes musik,” jawab Rendra seadanya.

“OK, gue lupa soal itu,” sahut Nizar.

“Lo mau ke sana?” Giliran Ega yang bersuara, Rendra hanya mengangguk.

“Lo gak izin dulu?” tanya Nizar, mengingat Rendra pergi begitu saja tanpa meminta izin pada sekretaris kelas mereka.

“Gak usah,” jawab Rendra singkat, seperti biasanya.

“Kalau lo alpa?”

“Gak akan.”

“Eh... Jangan mentang-mentang lo pinter, jadi guru bakal kasih lo toleransi karena bolos kelas.” Direy kembali berkicau.

Rendra menghentikan langkahnya, malas melayani ketiga temannya yang tak akan pernah berhenti berbicara. Rendra membalikkan badan, menatap ketiganya. “Gak akan ada guru yang masuk. Mereka sibuk ngurusin orang-orang yang ikut lomba.”

“Lo serius?” Direy melongo, seakan tak percaya dengan apa yang Rendra katakan. Padahal itu hal yang biasa. “Jadi kita jamkos?”

Selain kontes musik, banyak lomba lainnya yang diikuti beberapa siswa terpilih di sekolah. Seperti lomba cerdas cermat, atletik, dan bidang olahraga lainnya.

“Kalau gitu lo tunggu di parkiran. Kita ambil tas dulu. Kita ikut sama lo,” ucap Ega.

“Terserah.” Rendra pergi begitu saja menuju parkiran. Sementara ketiganya kembali ke kelas mengambil tas mereka. Tak apa jika Rendra meninggalkan mereka. Toh mereka bisa menyusul.

Rendra pergi dengan motornya, sementara Nizar, Direy, dan Ega pergi dengan mobil pribadi milik Nizar.

--o0o--

Acara dimulai beberapa menit lagi. Sekarang pembawa acara sedang mengumumkan peserta dari sekolah mana saja yang akan tampil. Sementara Rishan masih tak tenang menunggu kedatangan adiknya. Sesekali matanya melirik ke arah pintu masuk, berharap orang yang ia tunggu akan muncul di sana.

“Kenapa?” tanya seorang gadis yang duduk tepat di samping kiri Rishan. “Kok kelihatannya kamu gelisah gitu?”

“Rendra datang gak, ya?” Bukan jawaban, Rishan malah bertanya.

Gadis itu menghela nafas. Ternyata pikirannya salah. Dia pikir Rishan cemas dan gugup untuk tampil. Ternyata bukan.

“Dia adik kamu. Pasti datang,” ucap gadis itu mencoba menenangkan. Rishan menatapnya, gadis itu tersenyum dan mengangguk meyakinkan.

BOY OF WINTER [END] - REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang