“Wahhh... Ren, hebat lo bisa berani gitu ngomong sama Pak kepsek!” ujar Direy kagum.
“Bener, Bro. Salut gue sama lo!” timpal Ega, sementara orang yang dipuji tak memberikan respon apa-apa.
“Rishan...” Raya tiba-tiba saja datang menghampiri mereka semua dan berdiri tepat di hadapan Rishan.
Dapat terlihat dari raut wajah gadis tersebut, sepertinya sedang kesal.
“Aya?” ucap Rishan dengan senyum tipis terukir di bibirnya.
Hanya beberapa detik saja mereka saling menatap, pada detik selanjutnya, secara tiba-tiba saja Raya melayangkan sebuah tamparan yang pada akhirnya mendarat di pipi kiri Rishan.
PLAK
Rishan memegangi sebelah pipinya yang memerah akibat tamparan tangan Raya yang diberikan secara tiba-tiba tanpa tahu apa penyebabnya. Sementara orang-orang yang melihat hal itu meringis seakan ikut merasakan panasnya tamparan Raya di pipi kekasihnya itu.
“Uuhhh...” aduh Direy ketika Raya menampar Rishan.
“Pasti sakit,” timpal Ravel yang berdiri tepat di samping Rishan.
“Ada apa?” tanya Rishan menatap Raya dengan bingung.
Tidak mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, Raya justru malah pergi begitu saja meninggalkan Rishan serta meninggalkan sejuta tanda tanya dalam benak cowok itu.
“Cewek lo kenapa, Bro?” tanya Wildan menepuk bahu Rishan ringan.
Tak mau berpikir panjang, Rishan pun segera berlari mengejar Raya yang berjalan cepat semakin jauh meninggalkannya.
“Ya, Ya... Raya!” panggil Rishan menghentikan langkah Raya dengan menarik tangannya.
Raya melepaskan cengkraman tangan Rishan dengan kasar. Sepertinya gadis itu sedang sangat marah saat ini.
“Kamu kenapa, sih?” tanya Rishan bingung.
“Pikir sendiri!”
Satu kalimat terlarang keluar dari mulut sang gadis. Namun Rishan tidak bodoh dan tidak pernah berpura-pura bego. Ia tahu apa yang membuat kekasihnya ini marah terhadapnya. Ya, pasti karena Rishan terlibat dalam perkelahian tadi.
“Oke, aku minta maaf sama kamu soal itu. Tapi aku gak bisa diem aja lihat adik aku dihajar habis-habisan sama orang-orang sialan itu! Apa kamu gak lihat mukanya Rendra tadi, sampai babak belur kayak gitu?”
Raya terdiam. Apa yang dikatakan Rishan sangat benar. Dan apa yang dilakukan Rishan sebenarnya tidak salah. Cowok itu hanya ingin melindungi adiknya. Tapi rasa traumanya akan perkelahian sangat membuatnya takut kehilangan Rishan, setelah ayahnya meninggal akibat terkena serangan orang-orang yang sedang tawuran di jalan. Sejak saat itu, Raya tidak pernah suka, bahkan sangat membenci keributan.
“Aku minta maaf, ya,” ucap Rishan memohon.
Tidak ada sahutan dari Raya. Gadis itu malah menarik tangan Rishan dan membawanya pergi.
“Mau ke mana mereka?” tanya Ravel yang melihat sahabatnya dari kejauhan.
“Udahlah, biarin aja. Palingan juga dia bakal dapet ceramahan dari Raya, karena ikutan berantem tadi,” balas Wildan.
“Kak Rendra...” Kali ini, datang lagi seorang gadis lain menghampiri para cowok yang tengah berkumpul itu.
Semua pasang mata menoleh ke arah pemilik suara yang tadi memanggil Rendra.
“Buset... Adek kakak kok bisa samaan gitu ya, didatengin cewek. Heran gue,” ujar Direy.
“Kak Rendra lukanya parah banget. Aku obatin di UKS, ya,” tawar gadis itu. Monica.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOY OF WINTER [END] - REVISI
Teen FictionTAMAT - Tahap REVISI... Jadi sorry kalau masih ada beberapa typo di dalamnya 🤙🏻 BOY OF WINTER (Judul awal The Coldest Boy) Genre: slice of life, drama, persahabatan "Sendiri itu kenyamanan... Dan Hening itu kedamaian." ~ Rendra Al Bahira. *** Blur...