"Si Dobby lama amat sih belinya," gerutu Jeongwoo, laki-laki itu menoleh ke arah pintu yang terhubung dengan tangga, tapi belum juga ada indikasi Doyoung akan datang."Heh, lo napa tiba-tiba diem?" Jeongwoo bertanya bingung pada Haruto.
Pasalnya, Haruto yang dari tadi ngomel-ngomel tidak jelas, sekarang jadi diam, bibirnya pucat pasi.
"Lo gak bakal percaya, Wo," gumam Haruto.
Dia menatap ponsel digenggamannya yang gemetaran.
Jeongwoo menatap bingung temannya.
"Lo kenapa lagi sih? Aneh-aneh mulu," ujar Jeongwoo seraya berdiri.
"Gue mau nyari Doyoung, lo mau ikut atau mau masih ngadem di sini?"
Haruto ikut berdiri, tiba-tiba dia takut ditinggal sendirian.
"Bibir lo pucat banget, To, sakit lo?" tanya Jeongwoo begitu melihat wajah Haruto yang mendadak pucat.
"Gapapa, nanti gue merahin lagi pake bibir," jawab Haruto ngasal.
"Si anjir malah ngelantur, udah ah, mending cariin si Doyoung, lama amat disuruh beli camilan." Jeongwoo melangkah duluan.
Keduanya menuruni tangga dengan cepat.
"Udah hampir sejam anjir, dia pasti makan duluan," gerutu Jeongwoo.
"Yeuu lo nethink mulu as--"
Langkah mereka membeku saat melihat ada tubuh tergeletak di ujung anak tangga.
Hajeongwoo mempercepat langkah dan segera memeriksa siapa yang tergeletak di bawah sana.
Saat Jeongwoo berhasil membalik badan orang tersebut, bola mata laki-laki itu membulat sempurna.
Haruto yang bingung dengan reaksi Jeongwoo, ikut melihat.
Saat itu juga Haruto menguarkan reaksi yang sama seperti Jeongwoo.
"DOYOUNG?!"
Ada sebuah pisau tertancap di dada Doyoung, darah berceceran di mana-mana, mengotori lantai, kresek camilan berserakan.
"S-SIAPA YANG NGELAKUIN INI KE DOYOUNG?!" Jeongwoo berseru cemas.
"TOLONG!!! DI SINI ADA PENUSUKAN! TOLONG!!!"
"JEONGWOO AWAS!"
SRET...
Sebuah anak panah melintas ke arah Jeongwoo dan Haruto, hampir saja anak panah itu menancap di kepala Jeongwoo jika saja Haruto tidak cepat mendorong Jeongwoo.
Alhasil, anak panah itu memelesat dan berakhir menancap di dinding berbahan triplek.
Ada kain putih yang digulung di anak panah itu.
Haruto segera menarik kain itu dari anak panah, dan membaca isinya.
Liat perut Doyoung.
Gimana? Pertunjukan seni ukir gue bagus kan? Hihi, nanti gue tunjukin seni yang lebih bagus dan indah, tapi enaknya pake badan siapa ya? Mmm, Junghwan kayaknya bagus juga sih, atau Yedam? Reques dong.
"BANGSAT!" Haruto mengumpat marah.
Dengan cepat Haruto membuka kancing baju Doyoung untuk memeriksa sesuatu, dan menyibak baju dalam laki-laki itu yang basah karena darah.
Gambar tatto seseorang berhoodie, pada bagian wajah hanya memperlihatkan senyum penuh kemenangan.
Ada inisial J di bawah sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge 2 | TREASURE
Fanfiction"Apa yang terjadi selama ini bisa aja gak akan terjadi di masa yang akan datang."