BAGIAN 9

20.7K 5.1K 5.5K
                                    


Kalo boleh tau, kalian asal mana?





















"Lo siapa sebenarnya?"

"Gue gak bisa kasih tau identitas gue yang sebenarnya." Orang misterius di depannya menjawab lugas.

"Oke, oke, selagi lo gak berbahaya buat gue, gue oke aja," ucap Jeongwoo setengah kesal. "Tapi bisa kasih tau, apa tujuan lo mau bantuin gue sama teman-teman gue?"

Orang misterius itu tersenyum di balik maskernya.

"Gue adalah orang yang mau liat 12 TREASURE yang terpencar kembali bersatu," mulai orang itu. "Di sini, gue berperan sebagai TREASURE MAKERS yang akan menyatukan kembali 12 TREASURE yang saling terpisah."

Jeongwoo menganga, tidak mengerti dengan apa yang orang di depannya itu katakan, aneh sekali.

Kenapa malah jadi bahas Harta Karun?

"Treasure? Maksudnya apa?"

"Lo dan teman-teman kosan lo itu adalah 12 harta karun yang bertemu lalu saling berpencar karena ulah peneror itu."

Jeongwoo mendengus, masih tidak paham dengan apa yang orang di depannya katakan.

"Terserah lo dah mau ngomong apa gue juga gak bakal ngerti," katanya.

"Lo ada makanan gak? Gue laper nih, sebagai teman yang baik lo harus memenuhi kebutuhan gue."

Kening orang misterius itu mengernyit.

"Teman? Sejak kapan lo jadi teman gue?"

"Jadi lo gak anggap gue teman lo?" Jeongwoo bertanya dengan nada kecewa yang dibuat-buat.

"Bisa-bisanya lo bikin gue bertepuk sebelah tangan."

"Ada-ada aja lo." Orang misterius tersebut berkata sembari berdiri.

"Mau ke mana lo?" tanya Jeongwoo.

"Ambilin lo makan," jawab orang itu kemudian berjalan pergi ke sebuah ruangan yang sepertinya adalah dapur.

"Kalo dipikir-pikir, enak juga hidup kaya gini, mau makan tinggal nyuruh ambilin, gak usah beresin rumah, kasur, bebas bangun siang, gak usah sekolah," tutur Jeongwoo sambil senyum-senyum.

"Hem, gapapa jadi buronan lah kalo hidup kayak gini, enak soalnya hehe."

"Enak di lo, rugi di gue," seru orang misterius itu dari arah dapur.

"Anjir, dia denger awokawok."

































"Ada Mbah Dukun sedang ngobatin pasiennya... Konon katanya sakitnya karena diguna-guna."

"Dung tak dung dung tak dung."

"Sambil komat kamit mulut Mbah Dukun baca mantra... dengan segelas air putih lalu pasien disembur!"

"ASFXKDSXFKSKYEKWNSBS."

"Bisa diem gak, sih?" Doyoung menginterupsi lemah seraya memegangi perutnya yang masih terasa kram.

Haruto dan Yoonbin yang melakukan konser kecil-kecilan barusan otomatis diam. Mereka niatnya ingin menghibur Doyoung, tapi ternyata Doyoung malah terganggu.

Fyi, Doyoung sudah berhasil melewati masa komanya, dan sekarang laki-laki itu sudah agak mendingan. Dokter bilang juga Doyoung sudah boleh pulang rumah.

"Tolong ambilin minum," pinta Doyoung.

Haruto dengan sigap mengambilkan gelar berisi air dan menyodorkannya pada Doyoung.

"Makasih."

"Yoi," balas Haruto. "Laper gak?"

Doyoung menggeleng.

Haruto mengangguk paham seraya bergabung kembali bersama Yoonbin yang kebetulan datang berkunjung, ada Junghwan juga tapi laki-laki itu sejak tadi hanya duduk diam.

Beberapa laki Haruto mengajak Junghwan ngobrol tapi Junghwan hanya menanggapi seadanya.

Sisa anak kosan belum datang, Yedam dan Renjun mulai sibuk untuk persiapan PBAK-nya, dua laki-laki ini pada akhirnya mendaftar di kampus yang sama dengan anak-anak kosan.

Asahi sudah keluar dari rumah sakit beberapa hari lalu, bahkan sudah mulai masuk kuliah, kebetulan dia anggota Himpunan bersama Jaehyuk jadi harus hadir di saat kampus mengadakan PBAK untuk MABA, begitu pun Jihoon dan Junkyu.

Kampus mereka tidak mengadakan OSPEK, jadi sebagai gantinya kampus mereka menetapkan sistem PBAK yang lebih baik dari OSPEK.

Yeonjun entah pergi ke mana, sudah dua hari ini menghilang tanpa kabar.

"Ada kabar terbaru?" tanya Doyoung usai minum.

Haruto mengangkat bahu, tanda tidak tahu.

"Jeongwoo belum ditemuin?" Doyoung bertanya lagi.

"Belum," balas Haruto. "Tapi bang Yeonjun bilang, Jeongwoo aman di tangan orang itu."

"Siapa?"

"Entah, bang Yeonjun sampe sekarang gak kasih tau kita."

"To, hape lo bunyi," ujar Yoonbin ketika melihat ponsel Haruto yang ditaruh di meja menyala dan bergetar.

Haruto segera meraih ponselnya. Saat melihat nama "My Personal" terpampang di layar, dia tidak begitu kaget lagi.

Dia menolak panggilan, tapi panggilan itu berkali-kali masuk.

Mau tidak mau Haruto sedikit menyingkir dan mengangkat panggilan tersebut.

"Ngomong aja langsung anj--"

"Dia gak sebaik itu."

"Apaan sih lo, gaje amat, emang siapa yang gak sebaik itu hah?!"

"Dia bisa mati jika membunuh dirinya sendiri."

"Hah?! Maksudnya ap--"

Tut... tut...

"Sinting! Maksudnya apa coba?"

"Siapa, To?" tanya Yoonbin.

"Ah, biasalah, fans berat gue," jawab Haruto bohong, soalnya dia belum dan tidak mau menceritakan tentang teror panggilan ini ke yang lainnya kecuali pada Yeonjun.

"Haha, resiko jadi orang ganteng."

"True, gue terlalu tampan sampe setan pun inspektur deket-deket sama gue," ucap Haruto bangga.

Yoonbin bergidik geli.

"Alay, To."

Haruto menggaplok Yoonbin sambil tertawa.






















Dari balik jendela, dengan keadaan tak terlihat, orang itu tersenyum sedih melihat Haruto, Yoonbin, Junghwan dan Doyoung.

"Benar, gue gak sebaik itu...."






























***

Maaf pendek :(

Revenge 2 | TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang