ALTERNATIVE ENDING

24.2K 4.8K 6.9K
                                    


Anggap aja ini extra chapter ya, isinya kebanyakan receh dan garing tapi semoga kalian suka :3



























7 bulan kemudian...









"Pagi, Lort."

Teguran dari Hyunsuk mengambil alih atensi Jihoon kala pemuda itu baru saja keluar dari kamarnya.

Ia menoleh dan mendapati Hyunsuk baru keluar juga dari kamarnya sambil cengengesan. Kali ini Hyunsuk memakai hoodie merah marun bergambar Dasha Taran, tak lagi bertelanjang dada seperti kebiasaan pemuda itu.

"Tumben pake baju?"

Diberi pertanyaan seperti itu Hyunsuk spontan mendengkus.

"Emang tiap hari gue keliatan gak make baju, gitu?" Hyunsuk bertanya sewot.

"Ya gak gitu, maksudnya 'kan biasanya lo bangun tidur gak pake baju," dalih Jihoon. "Tumben sekarang pake?"

"Oh, yaudah gue lepas aja."

Hyunsuk sudah bersiap membuka hoodie-nya namun ditahan Jihoon.

[Entar pembaca ngebayangin kan gaswat]

"Gak gitu juga, anjir!" Jihoon melengos. "Dahlah, capek ngomong sama orang yang otak ketinggalan di Zimbabwe."

Jihoon jalan duluan ke lantai bawah, meninggalkan Hyunsuk yang memasang sebal dikatai otak ketinggalan di Zimbabwe.

Tak berselang lama, Hyunsuk sadar sesuatu, dengan segera laki-laki itu masuk ke kamar, mengubek-ubek isi laci dan menemukan sebuah mic.

Laki-laki itu lalu berjalan keluar dari kamarnya dan berdiri tegap di tengah-tengah balkon, ia menghela dan menghembuskan napas beberapa kali sebelum berteriak lantang.

"WEKAP EPERIBADI WEKAP! UDAH MORNING! REJEKI KALIAN UDAH DIPETOK AYAM WOI! WEKAP! WEKAP! WEKAP CEPETAN ATAU GUE PATROLI DAN NYIREM KALIAN SATU-SATU?! WEKAP GAK?!"

"Woe, Cuk! Lu pikir kita apaan dari tadi di bawah sini, hah? Monyet Wakanda?" Haruto berteriak dari lantai dasar sebelum ngibrit keluar dari rumah, takut kena omel Hyunsuk.

Karena teriakan Haruto itu, menarik perhatian Hyunsuk. Laki-laki itu mendekat ke ujung susur pembatas dan melihat ke bawah.

"Telat tigapuluh menit lo, Bang!" seru Doyoung.

"Iya, nih. Kita udah bangun dari jam enam pagi," celetuk Yedam.

Tepat di ruang tengah, sebagian anak-anak kosan telah berkumpul dan melakukan rutinitas pagi mereka, yaitu bakti sosial, eh maksudnya membersihkan dan merapikan ruangan.

Mashiho yang mencari-cari bungkus camilan di sela-sela sofa lalu melemparnya ke arah Junkyu yang memeluk tong sampah.

"Heh, Mashi lemparnya pake perasaan dong! Sampahnya malah kena muka gue nih!" keluh Junkyu cemberut, bibirnya manyun setengah senti.

Junkyu lalu memungut ulang bungkus camilan yang dilempar Mashiho yang kini berceceran di bawahnya.

"Gak boleh pake perasaan, nanti sampahnya baper," kata Mashiho.

"Ya ampun, Mashiho lo gemesin banget sih, sini gue uyel-uyel!"

"Dih," cibir Mashiho.

Junkyu nyengir.

"Makanya siniin tong sampahnya, lo bantu Jaehyuk ngepel aja, atau bantuin Jeongwoo sama Haruto nyapu halaman belakang," imbuh Mashiho.

"Gak mauuu, maunya yang ringan-ringan aja kerjaannya," rengek Junkyu seraya tersenyum lebar ke arah Mashiho hingga kedua lesung pipitnya terlihat, nge-aigo~

Revenge 2 | TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang