TOK! TOK! TOK!
"Bukain pintu, Wan!" Jihoon berseru dari kamarnya.
Junghwan yang sedang ngemil santai di ruang tamu sambil nonton serial Jodha Akbar pun bangkit berdiri untuk membukakan pintu.
"Siapa, Eh--" Junghwan tidak jadi melanjutkan kalimatnya lagi.
Tepat di depan pintu ada Inspektur Jiyoung dan dua polisi lainnya yang sepertinya tangan kanan dan tangan kiri inspektur itu.
"Silakan masuk, Pak!" seru Junghwan mempersilahkan dengan hormat.
Inspektur Jinyoung beserta dua polisi lainnya pun memasuki rumah dengan langkah pelan.
Inspektur Jinyoung memerhatikan sekitarnya, dia lalu duduk di sofa tamu.
Junghwan terlihat canggung dengan kedatangan polisi seperti pak Jiyoung, sejujurnya dia bingung mau bilang apa ke polisi-polisi itu, mana keadaan sofa lumayan berantakan, kresek chips, minuman dan piring-piring kue berserakan di meja.
Dan jangan lupakan, tv sedang menayangkan Jodha Akbar.
Malu-maluin moment.
"Siapa, Wan?" tanya Jihoon seraya keluar membuka pintu kamarnya.
Saat dia melihat ada tiga polisi duduk di ruang tengah, laki-laki itu kembali masuk lagi ke kamarnya. Pasalnya, laki-laki itu keluar dari kamar dalam keadaan telanjang dada.
"B-bapak cariin Haruto sama Jeongwoo, ya?" tanya Junghwan. "Bentar saya panggilin, Pak."
Junghwan pun pergi dari ruang tengah menuju kamar Haruto dan Jeongwoo. Namun rupanya, Haruto sudah keluar duluan dari kamarnya.
"Eh, bapak ngapain di sini?" tanya laki-laki itu langsung.
"Kamu ini gada akhlak dan sopan santun ya, tanya dulu kek saya udah lama di sini atau tawarin minum kek, ini malah nanya gitu," sembur Inspektur Jiyoung.
Haruto terkekeh canggung seraya duduk di sofa.
"Mau minum apa, Pak? Es teh? Kopi? Jus? Susu?"
"Kamu mau saya tembak?" ancam Inspektur Jinyoung.
"Eh jangan, Pak, saya masih normal. Saya tau saya ganteng tapi maaf, Pak, saya gak bisa nerima cinta bapak," ucap Haruto yang membuat Inspektur Jiyoung langsung melotot.
Dia lalu mengeluarkan pistol dari sakunya.
"Saya lagi gak mau bercanda ya, Haru, jangan sampai saya beneran nembak kaki kamu," ancam Inspektur Jiyoung lagi, kali ini raut wajahnya serius.
Haruto langsung bungkam.
"Saya mau bahas hal penting, saya gak bisa nunggu lagi kalian datang ke kantor polisi," mulai Inspektur Jiyoung. "Saya udah nemuin bukti dan saksi mata orang yang sudah menikam teman kamu."
"Bukti apa, Pak? Terus pelakunya udah ditemuin?"
Inspektur Jiyoung menatap intimidasi Haruto.
"Bukti CCTV, dan dalam rekaman itu, saya melihat jelas orang sudah menikam Doyoung, ada juga saksi mata yang bilang liat dia minta pisau dapur ke ibu kantin sekolah kalian," ujar Inspektur Jiyoung. "Dan kamu pasti mau tau siapa orangnya, kan?"
"Siapa, Pak?" Haruto bertanya penasaran, plus deg-degan.
"Jeongwoo, dia yang udah nikam Doyoung."
Hening.
"Gak mungkin, Pak, pasti ada kesalahan!" Haruto tentu saja tidak percaya, jelas-jelas hari itu dia nongkrong bareng Jeongwoo.
Inspektur Jiyoung mengeluarkan ponselnya, memutar sebuah video rekaman dan memperlihatkannya pada Haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge 2 | TREASURE
Fanfiction"Apa yang terjadi selama ini bisa aja gak akan terjadi di masa yang akan datang."