Selamat Membaca
***
Malam itu, Jisoo dengan rasa frustasinya bergegas menuju rumah Krystal. Walau sedikit canggung, tapi Krystal menyambutnya dengan senang hati. Mereka berdua tak lantas langsung beristirahat, tapi Krystal mengajak Jisoo untuk menemaninya menonton drama dengan snack dan cola yang sudah berada di atas meja.
Jisoo menatap wajah samping Krystal dengan lekat. Ia dekatkan wajahnya hingga menyisakan beberapa centi saja. Merasakan deru napas Jisoo di kulitnya, Krystal mengembangkan senyum dan menoleh ke arah Jisoo.
"Ada apa?" tanya Krystal dengan menggalengkan kedua tangannya di leher Jisoo.
Jisoo diam, masih mengamati wajah yang tak pernah membuatnya bosan itu, "Kalo aku ajak kamu pacaran, kamu masih bakal alihin pembicaraan itu, ga?" tanya Jisoo pelan dengan mata yang tak berkedip sama sekali.
Seakan diberikan pertanyaan tersulit, Krystal tak bisa berkutik. Mulutnya terasa kelu, apapun perkataan yang diucapkannya saat ini akan terdengar mengada-ada.
"Jawab!"
"Eum ... emang kenapa? Apa status tuh penting banget, ya? Kamu ga suka kalo kita kaya gini aja?"
Jisoo menundukkan kepalanya hingga tersandar di bahu Krystal, "Aku ingin lebih berhak akan dirimu. Berhak menjagamu, berhak melarangmu, dan yang lainnya..."
"Kamu berhak akan itu semua. Lakukan. Larang aku jika memang itu tidak baik untuk aku lakukan," timpal Krystal memotong perkataan Jisoo yang belum selesai.
Jisoo menggeleng, "Engga, aku engga berhak akan hal itu. Itu hidup-hidup kamu, kamu yang lebih tau baik dan buruknya."
"Kamu tau 'kan, Chu? Kamu berharga banget buat aku?" tanya Krystal yang dibalas anggukan oleh Jisoo.
"Aku berharap kamu larang-larang aku."
Jisoo menggelengkan lagi kepalanya, dan iapun kini mengangkat kepala itu dari posisi sebelumnya yang sedang bersandar di bahu Krystal. Terdengar jelas helaan napas beratnya, beberapa kali juga Jisoo mengubah posisi duduknya seperti sedang gelisah. Dan pada akhirnya, ia bangkit berdiri, "Aku pulang, ya. Tidur jangan malem-malem. Lampunya matiin."
Krystal bingung, ia menahan sebelah tangan Jisoo, "Bukannya kamu ke sini mau temenin aku tidur? Iya, kan?"
"Engga. Aku ke sini cuma kangen aja sama kamu. Aku pulang, ya." Jisoo melepas genggaman tangan Krystal lalu ia berjalan mendekat ke arah pintu.
Hal itu benar-benar membuat Krystal bingung. Sikap Jisoo yang tiba-tiba seperti ini, tak pernah terbayangkan sebelumnya, "Kamu ini sebenernya kenapa sih? Salahku apa, Chu?"
Jisoo menghentikan langkahnya dengan sebelah tangan yang sudah berada diknop pintu. Ia berbalik memandang ke arah Krystal yang saat ini sudah berdiri dengan kedua tangan yang mengepal kuat. Bibirnya bergetar, seakan bisa kapan saja air matanya jatuh mengalir di pipinya. Tapi, Krystal berusaha tak ingin menunjukannya di hadapan Jisoo.
"Kamu anggap aku apa selama ini?" tanya Jisoo membuka suara. Raut wajahnya berubah, tidak seperti Jisoo yang biasanya.
Jisoo melangkahkan kakinya mendekat, "Adik?"
Krystal terdiam dengan kepala yang tertunduk ke bawah. Jisoo yang saat ini berada di hadapannya terlihat menyeramkan.
"Atau hanya sekadar kamu anggap sebagai teman? Teman berbagi keluh kesah? Teman tidur? Teman yang bisa kapan saja kamu panggil? Teman yang bisa dengan mudah kamu permainkan? Iya, kan? Aku ga salah, kan? Posisiku di dalam hidupmu tak lebih dari sekadar itu. Iya, kan?" tanya Jisoo dengan nada bicara yang ia naikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
24HRS
FanfictionJika Tuhan bisa menambah waktu, aku ingin menikmati waktu denganmu lebih banyak daripada 24jam dalam sehari. Cerita asli : babyccima Tanggal pembuatan : 22 September 2020