Jika Tuhan bisa menambah waktu, aku ingin menikmati waktu denganmu lebih banyak daripada 24jam dalam sehari.
Cerita asli : babyccima
Tanggal pembuatan : 22 September 2020
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Astaga, ini apaan?" gumam Jessica terkejut dengan kedua matanya terbuka dengan lebar.
Ia yang saat ini sedang berada di dalam kamarnya dengan bergegas menaiki anak tangga untuk menuju ke kamar sang adik. Tanpa mengetuknya terlebih dahulu, Jessica masuk, dan hal pertama yang ia lihat adalah Krystal yang sedang menangis dengan memeluk boneka kesayangannya.
"Soojung-ah?" panggilnya pelan saat langkah kakinya mulai mendekat ke arah Krystal.
Jessica tak memperdulikan kondisi kamar sang adik yang sudah seperti kapal pecah ini. Krystal enggan mengangkat kepalanya, ia seakan tak perduli dengan kedatangan sang kakak. Jessica memeluk tubuh Krystal yang gemetar.
"Ini kok tiba-tiba ada kabar lo dating sih?" tanya Jessica pelan dengan sebelah tangan mengusap kepala Krystal lembut.
"Jisoo ... eum ... Sooyeon-ah ... Jisoo," racau Krystal saat kepalanya sudah ia angkat dan kini sudah menatap wajah sang kakak. Jessica mengangguk mengerti arah pembicaraan yang ingin Krystal sampaikan padanya.
Jessica mengusap air mata yang mengalir di wajah Krystal, "Kasih Jisoo waktu. Ini terlalu mendadak buat dia."
"Hal ini juga mendadak buat gue!" timpal Krystal tak terima dengan perkataan Jessica.
"Iya, iya. Tapi, kan ..."
"Beberapa hari lalu, Seonsaeng-nim emang nawarin hal ini. Dia minta bantuan gue buat naikin pamor Jongin. Gue belum ngedealin hal ini, belum juga ke agensi buat ngobrolin lebih jauh. Tapi, kenapa tiba-tiba jadi kaya gini? Gue juga ga tau!!!!" Krystal dengan berderai air mata mencoba menjelaskan apa yang dialaminya pada Jessica.
Sang kakak yang notabene adalah mantan artis dari agensi yang sama dengan Krystal hanya bisa menghela napasnya dengan berat.
"Besok, gue anter lo ketemu si Sooman itu!"
"Tapi pasti banyak wartawan. Tadi juga sutradara gue minta shootingnya di tunda dulu, gara-gara berita ini!"
"Iya, iya, sabar. Gue bakal bantu sebisanya."
Malam terasa begitu panjang untuk Krystal yang saat ini tak bisa mengistirahatkan tubuh dan pikirannya yang tertuju hanya pada Jisoonya. Menerka-nerka apa yang Jisoo sedang lakukan saat ini, apa yang Jisoo pikirkan tentangnya saat ini. Hal itu sungguh membuatnya pusing, dadanya sesak, dan napasnya berubah menjadi berat.
Krystal tak memerdulikan suara dering handphonenya yang sedari tadi berbunyi. Karena ia tahu bahwa itu bukan dari Jisoonya.
"Kamu lagi ngapain, sayang?" gumamnya pelan dengan pandangan mata menatap lurus ke arah kamar Jisoo, yang mana lampu kamarnya masih menyala itu.
Ingin rasanya saat ini Krystal berlari ke sana, mengadukan segala sesuatunya pada Mommy Jisoo. Tapi, hal itu tak mungkin ia lakukan saat ini. Ia takut akan pandangan Jisoo yang akan menatap tidak seperti biasanya. Ia takut melihat sorot mata Jisoo yang mana kehangatan sudah hilang, dan sorot mata penuh cintanya memudar.