Selamat Membaca
***
Hampir tigapuluh menit aku berada di dalam kamar mandi, dan setelah menyelesaikan aktivitasku di sana, pandangan mataku langsung tertuju ke arah Jisoo yang sedang tertidur di atas tempat tidur. Ini bukan hal aneh lagi, sejak dulu memang ia akan seenaknya di sini. Bahkan untuk pergi ke kamar mandipun jika kejahilannya sudah melebihi batas, ia akan bersusah payah berlari ke rumahku.
"Tidur?" tanyanyaku seraya mengusap kepalanya. Tentu tak ada jawaban darinya, aku hanya sedang menanyakan pertanyaan bodoh itu untuk diriku sendiri.
Setelah selesai melakukan hal-hal yang kebanyakan wanita lain lakukan setelah selesai mandi, kududuk di atas karpet dengan punggung yang menyandar di bantal. Kucoba cari siaran televisi yang sekiranya enak untuk kulihat.
Saat sedang asik menonton drama, tiba-tiba tangan Jisoo yang saat ini sudah mengalung di leherku dan wajahnya yang ia sembunyikan diantara rambutku yang masih lumayan basah sedikit mengejutkanku.
"Kok selesai mandi ga bangunin?" tanyanya pelan dengan hembusan napasnya begitu jelas terasa di tengkukku. Ouh, hal itu cukup membuat bulu kudukku merinding.
Sebelum menjawabnya, kucoba mengatur napas dan suaraku dengan berdehem pelan, "K-kan kamu lagi tidur. Ya, eum ... aku ga tega banguninnya," jawabku asal.
"Laper, Yang," gumamnya.
"Mau makan apa?"
"Chikin!" jawabnya dengan pasti. Aku mengangguk seraya mulai memesan melalui aplikasi pesan antar yang ada di handphoneku.
Kuusap kepala Jisoo dengan sebelah tangan yang masik asik berselancar di media sosialku. Terdengar suara dengkuran kecilnya dan hal itu membuatku gemas bukan main. Kutolehkan kepalaku secara perlahan, lalu dengan hati-hati menyelinapkan beberapa rambut yang menghalangi wajah cantiknya itu.
"I love you, Chu," bisikku pelan tepat di depan wajahnya yang mana saat ini sebelah tanganku sedang telaten mengusap pipinya dan setelah itu beralih menuju bibir ranumnya. Kuusap pelan bibir Jisoo yang sedikit tebal itu, dan ...
Cup.
Bibirku berhasil mendarat dengan mulus di bibirnya. Dan hal itu membuat senyum di bibirku mengembang dengan puas, mengganggunya seperti ini adalah salah satu hal menyenangkan dalam hidup, karena Jisoo tidak akan membiarkanku pergi dengan mudah.
"Mau ke mana kamu?" ujarnya saat tubuhku sudah mulai sedikit bergeser. Ia menahan pundakku dengan kedua matanya yang masih tertutup dengan rapat.
Sebelah tangan Jisoo mengangkat daguku, dan sebelah tangannya yang lain mendorong tubuhku agar lebih mendekatkan diri padanya, "Tanggung jawab!" ujarnya, dengan kedua matanya yang masih menutup dengan rapat, Jisoo mulai melumat bibir atas dan bawahku secara bergantian dengan lembut hingga deru napas kamipun beradu.
Jisoo berusaha mengangkat tubuhku, agar berpindah tempat menjadi berada di atas tubuhnya. Sebelah tangannya menyelinapkan rambutku di telinga. Setiap sentuhan tangannya di area wajah dan belakang kepalaku membuat tubuhku merinding. Bagaimana bisa belainnya membuatku merasakan kenikmatan tiada duanya.
"Sayang mau di bawah?" tanyanya dengan kedua mata yang menatapku lembut.
"Terserah."
"Okay!" Jisoo bangkit dari posisi tidurnya, ia duduk di tepi tempat tidur dan sebelah tangannya mulai menepuk-nepuk pahanya sendiri, sedangkan sebelah tangannya yang lain menuntun tubuhku untuk duduk di atasnya. Kuikuti apapun yang diintruksikan olehnya, dan kugalengkan kedua tanganku di leher jenjangnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
24HRS
أدب الهواةJika Tuhan bisa menambah waktu, aku ingin menikmati waktu denganmu lebih banyak daripada 24jam dalam sehari. Cerita asli : babyccima Tanggal pembuatan : 22 September 2020