11

775 92 5
                                    

Selamat Membaca

***

Sebuah mobil berhenti di depan asrama. Di dalam mobil terdapat dua gadis sedang saling tatap menatap dan kedua jari-jemari mereka yang saling menaut. Seakan mereka enggan untuk berpisah.

"Makasih ya buat hari ini," ujar seorang gadis berponi dengan senyum mengembang di wajahnya.

Gadis dihadapannya menggeleng, "Engga, aku yang harus bilang makasih. Makasih ya kamu udah luangin waktumu buat aku," timpalnya dengan sebelah tangan lainnya mengusap punggung tangan gadis tersebut.

"I love you, Chou Tzuyu," bisik gadis berponi itu dengan memberikan kecupan singkat di pipi gadis bernama Tzuyu.

"Eum, love you too, Jennie-ah!" balasnya dengan kedua matanya menatap mata Jennie dengan sangat dalam.

Adegan romansa tersebut berakhir dengan Tzuyu yang meninggalkan satu buah kecupan tepat di bibir ranum Jennie, dan ia berjalan untuk membukakan pintu mobil, lalu membiarkan Jennie turun dengan anggunnya.

"Aku pulang, ya?" ujar Tzuyu dengan pergelangan tangan Jennie masih berada di dalam genggamannya.

Jennie mengangguk dengan langkah kakinya maju dan langsung memburu tubuh itu untuk dipeluknya sangat erat, "Kabarin aku, ya?"

"Tentu sayang."

Di waktu yang sama.

"Lo mau sampe kapan ngunci leher gue kek gini?" tanya Lisa dengan sekuat tenaga berusaha melepaskan diri.

Chaeyoung masih dengan langkah ringannya semakin menahan tubuh Lisa agar tak dapat terlepas, "Diem ah, bawel amat sih."

"Bukan bawel gila. Ini sakit..."

"Oh? Jennie-ya?" panggil Chaeyoung saat pandangan matanya melihat sosok Jennie di depan matanya.

"Eh? Loh, muka lo kenapa, Lis?" tanya Jennie setelah melepas pelukannya di tubuh Tzuyu, dan melihat raut wajah menderita yang ditunjukkan oleh Lisa padanya seakan-akan ia mengisyaratkan agar Jennie menolongnya.

"Annyeong," sapa Tzuyu dengan sedikit menundukkan tubuhnya.

Chaeyoung mengembangkan senyumnya, "Annyeong, Tzuyu-ya."

"A-annyeong, Tzuyu-ya," ucap Lisa dengan terbata.

Jennie berusaha membantu Lisa untuk melepaskan diri dengan menarik tangan Chaeyoung. Dan, dengan mudahnya lengan Chaeyoung yang sedari tadi mengunci leher Lisapun terlepas. Tanpa berucap apapun, Chaeyoung melangkahkan kakinya mendekat ke arah mobil Tzuyu, lalu ia membuka pintu mobil itu dan duduk di bangku belakang.

Tzuyu menatap Chaeyoung dan Jennie secara bergantian dengan raut wajah bingungnya. Sedangkan Jennie hanya membalas dengan gelengan pelan. Lalu, Jennie menyenggol lengan Lisa yang masih mengusap-usap leher jenjangnya itu, "Dia kenapa sih?" tanya Jennie dengan menunjuk Chaeyoung yang kini sudah menurunkan kaca mobil.

"Ayo, Tzu. Gas, tunggu apa lagi?" celetuk Chaeyoung dari dalam mobil.

Lisa mengalihkan pandangan matanya ke arah Chaeyoung, "Biasalah dia 'kan aneh."

"Jennie jangan sampe tau hal ini," gumam Lisa dalam hati dengan melirik Jennie dari sudut matanya.

Lisa berjalan mendekat, lalu menepuk pundak Tzuyu yang masih kebingungan dengan situasi ini, "Ayo gas," ujar Lisa seraya ikut masuk ke dalam mobil.

Jennie mendekat dengan perlahan, mencoba menggenggam tangan Tzuyu dan mengusapnya dengan pelan, "Sayang?" panggil Jennie pelan dan hal itu membuat Tzuyu kembali tersadar dari lamunannya.

24HRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang